Soal sertifikasi halal obat, Menkes minta MUI bijaksana
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi meminta kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), untuk bersikap secara proporsional dan fleksibel terkait wacana sertifikasi halal terhadap produk farmasi.
Dia mengatakan, sesungguhnya pihaknya bukan menolak pemberlakuan sertifikasi halal atas produk farmasi. Namun hal tersebut dilakukan lebih untuk kemaslahatan umat.
"Kami bukan menolak, akan tetapi kami minta MUI melihat permasalahan secara proporsional. Karena ini menyangkut kedaruratan, hidup dan mati," ujar dia, Rabu, (20/10/2013).
Nafsiah mengatakan, pemerintah sudah berkonsultasi dengan para ahli agama dan juga Kementerian Agama, bahwa Islam sangat fleksibel termasuk dalam mempersilakan umatnya mengkonsumsi sesuatu yang mengandung zat haram atau haram, sebagai penyembuh atau obat atas penyakit yang dideritanya.
Dalam hal ini, sudah menyangkut kepada hidup dan mati pasien apa yang tidak halal pun menjadi boleh. Untuk vaksin, dokter dan keluarga harus melihat kepentingan pasien.
Terpenting disini, lanjutnya, adalah pasien diberitahukan mengenai apa saja yang terdapat di dalam vaksin, atau obat yang dia konsumsi. Agara, tidak ada keraguan pada diri masyarakat.
Klik di sini untuk berita terkait.
Dia mengatakan, sesungguhnya pihaknya bukan menolak pemberlakuan sertifikasi halal atas produk farmasi. Namun hal tersebut dilakukan lebih untuk kemaslahatan umat.
"Kami bukan menolak, akan tetapi kami minta MUI melihat permasalahan secara proporsional. Karena ini menyangkut kedaruratan, hidup dan mati," ujar dia, Rabu, (20/10/2013).
Nafsiah mengatakan, pemerintah sudah berkonsultasi dengan para ahli agama dan juga Kementerian Agama, bahwa Islam sangat fleksibel termasuk dalam mempersilakan umatnya mengkonsumsi sesuatu yang mengandung zat haram atau haram, sebagai penyembuh atau obat atas penyakit yang dideritanya.
Dalam hal ini, sudah menyangkut kepada hidup dan mati pasien apa yang tidak halal pun menjadi boleh. Untuk vaksin, dokter dan keluarga harus melihat kepentingan pasien.
Terpenting disini, lanjutnya, adalah pasien diberitahukan mengenai apa saja yang terdapat di dalam vaksin, atau obat yang dia konsumsi. Agara, tidak ada keraguan pada diri masyarakat.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)