Nanyang University beri penghargaan untuk Agus Yudhoyono
A
A
A
Sindonews.com - Menghadapi tantangan global saat ini, pengembangan kemampuan diri diperlukan oleh semua kalangan. Kesiapan bangsa dalam menghadapi tantangan ini merupakan tanggung jawab bersama.
Selain itu, masyarakat Indonesia dituntut agar bisa menyamakan kedudukan bangsa di mata dunia. Peningkatan kompetensi dan kemampuan diri diperlukan tidak hanya bagi masyarakat sipil, tetapi juga bagi kalangan militer.
“Perwira TNI memiliki tantangan yang cukup besar di Abad XXI ini. Dengan hakikat ancaman yang beragam, para perwira TNI tidak hanya membutuhkan kemampuan tempur di lapangan, tetapi juga harus dibekali dengan kemampuan akademis. Artinya, setiap perwira TNI harus multi skill,” kata Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura, Andri Hadi, saat menghadiri acara penyerahan penghargaan kepada alumni Nanyang Technological University (NTU), lewat rilisnya kepada Sindonews, Selasa 15 Oktober 2013.
Selaras dengan pentingnya kemampuan multi skill itu, tahun ini, salah seorang perwira TNI, Mayor Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono mendapatkan penghargaan Nanyang Outstanding Young Alumni 2013. Agus adalah alumnus NTU tahun 2005, dari program Rajaratnam School of International Studies (RSIS).
Penghargaan yang diberikan oleh Prof Bertil Andersson, Presiden Nanyang Technological University, dan Lawrence Wong, Menteri Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda dan Menteri Senior Komunikasi dan Informasi ini, merupakan apresiasi NTU kepada Agus yang dianggap telah menorehkan banyak prestasi dalam aktivitasnya di kegiatan militer sesuai profesinya.
Agus tidak hanya terjun ke daerah konflik di Lebanon dalam misi perdamaian PBB tahun 2006, tetapi juga aktif mengajar di PMPP TNI dan forum akademis lainnya sejak 2007 hingga sekarang. Selain itu, ia memiliki kontribusi aktif dalam pendirian peacekeeping center di Sentul dan Universitas Pertahanan tahun 2011.
Nanyang Technological University (NTU) tahun ini kembali memberikan penghargaan kepada alumni NTU yang berprestasi, salah satunya adalah Nanyang Outstanding Young Alumni Award 2013 (Penghargaan Alumni Muda Nanyang) yang diterima Agus.
Penghargaan ini diberikan kepada sejumlah alumni NTU yang memiliki prestasi di bidang yang digelutinya setelah lulus dari almamater. The Nanyang Alumni Awards ini pertama kali diadakan pada tahun 2005 untuk memberikan penghargaan kepada alumni yang memiliki prestasi di bidang spesialisasi yang digelutinya dalam tingkat nasional, regional maupun internasional.
Penghargaan ini juga diberikan bagi para alumni yang memiliki kontribusi signifikan terhadap kemajuan dan nama baik universitas ataupun kepada komunitas dan masyarakat. The Nanyang Alumni Awards ini memiliki empat kategori penghargaan yaitu: The Nanyang Distinguished Alumni Award, The Nanyang Alumni Achievement Award, The Nanyang Outstanding Young Alumni Award dan The Nanyang Alumni Service Award.
Agus Yudhoyono yang merupakan alumni asal Indonesia ketiga yang menerima Nanyang Outstanding Young Alumni Award. Setelah sebelumnya ada Merry Riana tahun 2006 dan Profesor Hery, tahun 2009.
Tahun ini, selain Agus Yudhoyono, yang mendapatkan penghargaan Nanyang Outstanding Young Alumni ini antara lain adalah Mr. Yap Boon Chien, Mr. Wai Chun Yip Thomas dan Mr. Lee Teng. Sementara itu Nanyang Distinguished Alumni Award diberikan kepada Mr Masagos Zulkifli Bin Masagos Mohamad, Senior Minister of State, Ministry of Home Affairs & Ministry of Foreign Affairs.
Penghargaan ini menjadikan Agus Yudhoyono sebagai satu-satunya perwira TNI sekaligus alumni NTU yang memiliki latar belakang di bidang militer. Sejak 2003, TNI mengirimkan 4-6 perwiranya ke NTU.
“Kita, Indonesia, patut berbangga karena salah satu pemuda Indonesia mendapatkan penghargaan yang diberikan NTU tersebut. NTU merupakan salah satu universitas ternama di dunia, pasti penghargaan yang diberikannya juga sangat kredibel dan tidak sembarang orang bisa menerima,” ujar Andri Hadi.
Di lain pihak, Prof. Leonard C Sebastian selaku Associate Profesor dan Kepala Koordinator untuk Program Indonesia, menilai Mayor Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono sangat layak mendapatkan penghargaan itu.
Dalam pengamatannya selama mengajar Agus, ia menilai Agus memiliki 4 potensi utama, yaitu kemampuan untuk berpikir jauh ke depan, kemampuan analisa yang tinggi, kemampuan berpikir di luar kotak (out of the box) dan memiliki kemampuan kepemimpinan yang sangat baik. Menurut Leonard, Agus adalah alumni jurusan RSIS yang pertama kali mendapatkan penghargaan ini.
Sementara itu, perwakilan TNI yang juga turut hadir dalam penyerahan penghargaan itu, Kolonel Pnb. Isep Hasan Ironi, Atase Pertahanan RI untuk Singapura, mengatakan turut bangga melihat salah satu perwira terbaik TNI, Agus Yudhoyono, bisa mendapatkan penghargaan tersebut.
“Tentunya hal ini membanggakan TNI, karena Mayor Agus turut membantu menorehkan prestasi TNI di kancah internasional," tegas Isep.
Di sisi lain, Panglima TNI melalui Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan, "Agus hanyalah salah satu contoh kemajuan pembangunan kompetensi SDM di TNI. Masih banyak lagi perwira TNI yang akan kita dorong untuk tampil di Forum Internasional demi mengharumkan nama TNI dan tentunya nama Bangsa Indonesia,” pungkasnya. (maf)
Selain itu, masyarakat Indonesia dituntut agar bisa menyamakan kedudukan bangsa di mata dunia. Peningkatan kompetensi dan kemampuan diri diperlukan tidak hanya bagi masyarakat sipil, tetapi juga bagi kalangan militer.
“Perwira TNI memiliki tantangan yang cukup besar di Abad XXI ini. Dengan hakikat ancaman yang beragam, para perwira TNI tidak hanya membutuhkan kemampuan tempur di lapangan, tetapi juga harus dibekali dengan kemampuan akademis. Artinya, setiap perwira TNI harus multi skill,” kata Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura, Andri Hadi, saat menghadiri acara penyerahan penghargaan kepada alumni Nanyang Technological University (NTU), lewat rilisnya kepada Sindonews, Selasa 15 Oktober 2013.
Selaras dengan pentingnya kemampuan multi skill itu, tahun ini, salah seorang perwira TNI, Mayor Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono mendapatkan penghargaan Nanyang Outstanding Young Alumni 2013. Agus adalah alumnus NTU tahun 2005, dari program Rajaratnam School of International Studies (RSIS).
Penghargaan yang diberikan oleh Prof Bertil Andersson, Presiden Nanyang Technological University, dan Lawrence Wong, Menteri Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda dan Menteri Senior Komunikasi dan Informasi ini, merupakan apresiasi NTU kepada Agus yang dianggap telah menorehkan banyak prestasi dalam aktivitasnya di kegiatan militer sesuai profesinya.
Agus tidak hanya terjun ke daerah konflik di Lebanon dalam misi perdamaian PBB tahun 2006, tetapi juga aktif mengajar di PMPP TNI dan forum akademis lainnya sejak 2007 hingga sekarang. Selain itu, ia memiliki kontribusi aktif dalam pendirian peacekeeping center di Sentul dan Universitas Pertahanan tahun 2011.
Nanyang Technological University (NTU) tahun ini kembali memberikan penghargaan kepada alumni NTU yang berprestasi, salah satunya adalah Nanyang Outstanding Young Alumni Award 2013 (Penghargaan Alumni Muda Nanyang) yang diterima Agus.
Penghargaan ini diberikan kepada sejumlah alumni NTU yang memiliki prestasi di bidang yang digelutinya setelah lulus dari almamater. The Nanyang Alumni Awards ini pertama kali diadakan pada tahun 2005 untuk memberikan penghargaan kepada alumni yang memiliki prestasi di bidang spesialisasi yang digelutinya dalam tingkat nasional, regional maupun internasional.
Penghargaan ini juga diberikan bagi para alumni yang memiliki kontribusi signifikan terhadap kemajuan dan nama baik universitas ataupun kepada komunitas dan masyarakat. The Nanyang Alumni Awards ini memiliki empat kategori penghargaan yaitu: The Nanyang Distinguished Alumni Award, The Nanyang Alumni Achievement Award, The Nanyang Outstanding Young Alumni Award dan The Nanyang Alumni Service Award.
Agus Yudhoyono yang merupakan alumni asal Indonesia ketiga yang menerima Nanyang Outstanding Young Alumni Award. Setelah sebelumnya ada Merry Riana tahun 2006 dan Profesor Hery, tahun 2009.
Tahun ini, selain Agus Yudhoyono, yang mendapatkan penghargaan Nanyang Outstanding Young Alumni ini antara lain adalah Mr. Yap Boon Chien, Mr. Wai Chun Yip Thomas dan Mr. Lee Teng. Sementara itu Nanyang Distinguished Alumni Award diberikan kepada Mr Masagos Zulkifli Bin Masagos Mohamad, Senior Minister of State, Ministry of Home Affairs & Ministry of Foreign Affairs.
Penghargaan ini menjadikan Agus Yudhoyono sebagai satu-satunya perwira TNI sekaligus alumni NTU yang memiliki latar belakang di bidang militer. Sejak 2003, TNI mengirimkan 4-6 perwiranya ke NTU.
“Kita, Indonesia, patut berbangga karena salah satu pemuda Indonesia mendapatkan penghargaan yang diberikan NTU tersebut. NTU merupakan salah satu universitas ternama di dunia, pasti penghargaan yang diberikannya juga sangat kredibel dan tidak sembarang orang bisa menerima,” ujar Andri Hadi.
Di lain pihak, Prof. Leonard C Sebastian selaku Associate Profesor dan Kepala Koordinator untuk Program Indonesia, menilai Mayor Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono sangat layak mendapatkan penghargaan itu.
Dalam pengamatannya selama mengajar Agus, ia menilai Agus memiliki 4 potensi utama, yaitu kemampuan untuk berpikir jauh ke depan, kemampuan analisa yang tinggi, kemampuan berpikir di luar kotak (out of the box) dan memiliki kemampuan kepemimpinan yang sangat baik. Menurut Leonard, Agus adalah alumni jurusan RSIS yang pertama kali mendapatkan penghargaan ini.
Sementara itu, perwakilan TNI yang juga turut hadir dalam penyerahan penghargaan itu, Kolonel Pnb. Isep Hasan Ironi, Atase Pertahanan RI untuk Singapura, mengatakan turut bangga melihat salah satu perwira terbaik TNI, Agus Yudhoyono, bisa mendapatkan penghargaan tersebut.
“Tentunya hal ini membanggakan TNI, karena Mayor Agus turut membantu menorehkan prestasi TNI di kancah internasional," tegas Isep.
Di sisi lain, Panglima TNI melalui Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan, "Agus hanyalah salah satu contoh kemajuan pembangunan kompetensi SDM di TNI. Masih banyak lagi perwira TNI yang akan kita dorong untuk tampil di Forum Internasional demi mengharumkan nama TNI dan tentunya nama Bangsa Indonesia,” pungkasnya. (maf)
(hyk)