Guru palsukan ijazah marak di berbagai daerah
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Pelaksana Sertifikasi Guru Universitas Muhammadiyah Malang M Saifuddin mengatakan, ijazah yang secara fisik dipalsukan itu tidak terdata di Kemendikbud.
Dia mengungkapkan, kampusnya menemukan satu ijazah palsu yang pelakunya sudah didiskualifikasi dari program sertifikasi. Sementara itu ada tujuh ijazah palsu lainnya yang sedang diselidiki.
"Kami mengklarifikasi ke kampus yang menerbitkan ijazah tersebut. Lalu kami koordinasi ke Kopertis VII Surabaya untuk menyelidiki ketujuh ijazah yang diduga palsu ini," ujarnya usai Pertemuan LPTK Swasta se-Indonesia di Hotel Jayakarta, Jakarta, Jumat (4/10/2013).
Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Irwan Akib mengakui, pihaknya menemukan satu ijazah palsu dari peserta yang sudah berstatus PNS. Pihaknya sendiri sudah berupaya menanyakan mengapa instansi pemerintah sampai kecolongan.
Namun, baik Badan Kepegawaian Daerah (BKD), kepala sekolah, kepala dinas sampai saat ini belum ada yang memberikan tanggapan akan pemalsuan tersebut.
Selain itu Rektor Universitas PGRI Adibuana Surabaya Sutiyono berkomentar, penggunaan ijazah palsu semakin lama semakin banyak. Pihaknya sendiri hingga saat ini menemukan 17 ijazah palsu yang dipakai untuk sertifikasi.
Sutiyono menerangkan, adanya pemalsuan ijazah ini diketahui ketika mereka melakukan legalisir. "Kami melihat dari stempel yang beda, tanda tangan rektor yang berbeda serta tidak ada blanko securitynya," ujarnya.
Dia mengungkapkan, kampusnya menemukan satu ijazah palsu yang pelakunya sudah didiskualifikasi dari program sertifikasi. Sementara itu ada tujuh ijazah palsu lainnya yang sedang diselidiki.
"Kami mengklarifikasi ke kampus yang menerbitkan ijazah tersebut. Lalu kami koordinasi ke Kopertis VII Surabaya untuk menyelidiki ketujuh ijazah yang diduga palsu ini," ujarnya usai Pertemuan LPTK Swasta se-Indonesia di Hotel Jayakarta, Jakarta, Jumat (4/10/2013).
Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Irwan Akib mengakui, pihaknya menemukan satu ijazah palsu dari peserta yang sudah berstatus PNS. Pihaknya sendiri sudah berupaya menanyakan mengapa instansi pemerintah sampai kecolongan.
Namun, baik Badan Kepegawaian Daerah (BKD), kepala sekolah, kepala dinas sampai saat ini belum ada yang memberikan tanggapan akan pemalsuan tersebut.
Selain itu Rektor Universitas PGRI Adibuana Surabaya Sutiyono berkomentar, penggunaan ijazah palsu semakin lama semakin banyak. Pihaknya sendiri hingga saat ini menemukan 17 ijazah palsu yang dipakai untuk sertifikasi.
Sutiyono menerangkan, adanya pemalsuan ijazah ini diketahui ketika mereka melakukan legalisir. "Kami melihat dari stempel yang beda, tanda tangan rektor yang berbeda serta tidak ada blanko securitynya," ujarnya.
(kri)