Pencegahan kanker mulut rahim
A
A
A
Sindonews.com - Kanker serviks lebih dikenal dengan kanker mulut rahim, merupakan salah satu penyakit kanker yang paling ditakuti kaum hawa atau wanita.
Dokter dari female cancer program dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Laila Nuranna mengungkapkan, pencegahan sekunder dapat dilakukan melalui metode Insveksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan Pap Smear.
Deteksi dengan metode IVA adalah leher rahim dibersihkan kemudian dioles dengan asam asetat yang diencerkan tiga persen sampai lima persen. "Jika terdapat kondisi prakanker atau IVA positif yang ditandai dengam bercak putih maka pasien dapat menjalani program Krioterapi yaitu terapi pendinginan dengan gas," ucapnya di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jumat (3/10/2013).
Metode IVA, lanjut Laila, terbilang lebih murah jika dibandingkan dengan Pap Smear. Untuk menjalani metode Pap Smear, pasien setidaknya harus mengeluarkan uang mulai dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per sekali pemeriksaan.
"Biaya metode IVA tidak sampai setengahnya. Pap Smear adalah metode pemeriksaan dengan mengambil bercak putih di leher rahim pada kondisi prakanker lalu diperiksakan di laboratorium," tegasnya.
Human Papilloma Virus (HPV) adalah penyebab dari kanker serviks. Sedangkan dampak paling parah dari penyakit ini bisa menyebabkan kematian pada kaum wanita dan itu jenis virus HPV tipe 16 dan 18.
Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.
Kemudian kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin c dan vitamin e serta kurangnya asupan asam folat.
Baca juga berita terkait, gejala kanker mulut rahim.
Dokter dari female cancer program dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Laila Nuranna mengungkapkan, pencegahan sekunder dapat dilakukan melalui metode Insveksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan Pap Smear.
Deteksi dengan metode IVA adalah leher rahim dibersihkan kemudian dioles dengan asam asetat yang diencerkan tiga persen sampai lima persen. "Jika terdapat kondisi prakanker atau IVA positif yang ditandai dengam bercak putih maka pasien dapat menjalani program Krioterapi yaitu terapi pendinginan dengan gas," ucapnya di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jumat (3/10/2013).
Metode IVA, lanjut Laila, terbilang lebih murah jika dibandingkan dengan Pap Smear. Untuk menjalani metode Pap Smear, pasien setidaknya harus mengeluarkan uang mulai dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per sekali pemeriksaan.
"Biaya metode IVA tidak sampai setengahnya. Pap Smear adalah metode pemeriksaan dengan mengambil bercak putih di leher rahim pada kondisi prakanker lalu diperiksakan di laboratorium," tegasnya.
Human Papilloma Virus (HPV) adalah penyebab dari kanker serviks. Sedangkan dampak paling parah dari penyakit ini bisa menyebabkan kematian pada kaum wanita dan itu jenis virus HPV tipe 16 dan 18.
Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.
Kemudian kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin c dan vitamin e serta kurangnya asupan asam folat.
Baca juga berita terkait, gejala kanker mulut rahim.
(maf)