Kembalikan semangat gotong-royong dalam bedah kampung
A
A
A
Sindonews.com – Kementerian Sosial (Kemensos) kembalikan semangat gotong-royong dalam bedah kampung. Hal ini merupakan upaya Kemensos untuk menumbuhkan kembali rasa peduli antar masyarakat tanpa mengenal ras, agama, golongan, serta budaya yang ada di sekitar.
“Jadi bedah rumah menjadikan masyarakat untuk memiliki sifat peduli dan berbagi, untuk itu bedah rumah merupakan salah satu saranya,” ujar Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri di Kelurahan Budkit Duri, Jakarta, Minggu (29/9/2013).
Menurut dia, dengan uang yang diberikan hanya Rp10 juta dalam memperbaiki rumah maka dinilai tidkalah cukup. Untuk itu di sini menajadi perhatian masyarakat sekitar, tokoh agama, Pemda yang dalam praktiknya perbaikan rumah yang layak dihuni menghabiskan dana lebih dari Rp15 juta.
“Ini membutuhkan semangat dan kerjasama masyarakat dalam membnagun rumah layak huni bagi tetangga mereka. Dalam kegiatan ini merupakan bentuk gotong-royong yang harus dibangun kembali di masyarakat kita,” kata dia.
Setiap tahunnya Kemensos membangun rumah sekitar 15-20 juta rumah untuk masyarkat di Indonesia. Target 2013, Kemensos berniat untuk membangun 100 ribu rumah dnegan dibantu para CSR dalam meningkatkan kepedulian kesejahteraan.
Saat ini, lanjut Mensos, ada sekitar 2,3 juta rumah yang tidak layak huni di Indonesia. Dengan data yang belum diketahui persisnya berapa di setiap daerah, Kemensos berusaha untuk melakukan percepatan pembangunan.
“Urusan rumah seharusnya menjadi tugas Kementerian Perumahan, namun Kemensos mencoba membangun semangat untuk melekatkan kembali rasa kesetiakawanan,” tandas dia.
Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kemensos Hartono Laras mengatakan, di beberapa daerah sudah dilakukan bedah kampung yang menghabiskan dana lebih dari Rp20 juta. Dengan dibantu masyarakat sekitar penyelesaian rumah yang menelan biaya lebih dari Rp10 juta.
“Kita lakukan kerjasama dengan yayasan dan CSR untuk memberi dukungan dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat di Indonesia,” kata dia.
Baca juga berita Potong rantai kemiskinan, Kemensos bedah Kampung Duri.
“Jadi bedah rumah menjadikan masyarakat untuk memiliki sifat peduli dan berbagi, untuk itu bedah rumah merupakan salah satu saranya,” ujar Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri di Kelurahan Budkit Duri, Jakarta, Minggu (29/9/2013).
Menurut dia, dengan uang yang diberikan hanya Rp10 juta dalam memperbaiki rumah maka dinilai tidkalah cukup. Untuk itu di sini menajadi perhatian masyarakat sekitar, tokoh agama, Pemda yang dalam praktiknya perbaikan rumah yang layak dihuni menghabiskan dana lebih dari Rp15 juta.
“Ini membutuhkan semangat dan kerjasama masyarakat dalam membnagun rumah layak huni bagi tetangga mereka. Dalam kegiatan ini merupakan bentuk gotong-royong yang harus dibangun kembali di masyarakat kita,” kata dia.
Setiap tahunnya Kemensos membangun rumah sekitar 15-20 juta rumah untuk masyarkat di Indonesia. Target 2013, Kemensos berniat untuk membangun 100 ribu rumah dnegan dibantu para CSR dalam meningkatkan kepedulian kesejahteraan.
Saat ini, lanjut Mensos, ada sekitar 2,3 juta rumah yang tidak layak huni di Indonesia. Dengan data yang belum diketahui persisnya berapa di setiap daerah, Kemensos berusaha untuk melakukan percepatan pembangunan.
“Urusan rumah seharusnya menjadi tugas Kementerian Perumahan, namun Kemensos mencoba membangun semangat untuk melekatkan kembali rasa kesetiakawanan,” tandas dia.
Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kemensos Hartono Laras mengatakan, di beberapa daerah sudah dilakukan bedah kampung yang menghabiskan dana lebih dari Rp20 juta. Dengan dibantu masyarakat sekitar penyelesaian rumah yang menelan biaya lebih dari Rp10 juta.
“Kita lakukan kerjasama dengan yayasan dan CSR untuk memberi dukungan dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat di Indonesia,” kata dia.
Baca juga berita Potong rantai kemiskinan, Kemensos bedah Kampung Duri.
(lal)