Lulusan SMK dan politeknik harus waspada persaingan global
A
A
A
Sindonews.com - Lulusan SMK dan politeknik diharapkan mampu serta terampil bersaing dalam dunia global. Hal itu diungkapkan Direktur Pembinaan SMK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Anang Cahyono.
Menurutnya, Indonesia harus siapmenghadapi perdagangan bebas AFTA 2015. Saat ini sudah mulai terlihat gejalanya yakni maraknya penjualan mobil murah hingga menimbulkan kontroversi.
"Tahun 2015 ASEAN akan terbuka dari segi perdagangan, dimulai dengan mobil murah saat ini, ada yang setuju ada yang enggak. Karena itu lulusan SMK dan Vokasi atau politeknik harus siap," katanya saat membuka Lomba Printing Tingkat SMK di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Depok, Minggu (22/09/2013).
Anang mencontohkan siswa SMK yang juga telah berhasil melahirkan produk nasional berupa mobil Esemka. Namun tak cukup hanya itu, Anang juga meminta agar kualitas SDM lulusan SMK juga politeknik untuk ditingkatkan.
"SMK mampu mengkreasi mobil nasional, yang sempat ramai saat Pak Jokowi bawa ke Jakarta. Tahun 2015 AFTA sudah dijalankan, banyak orang-orang luar negeri bekerja disini, karena itu SDM kita tak boleh kalah," tukasnya.
Anang bahkan mengkhawatirkan karena bahasa wajib mahasiswa Politeknik Thailand adalah Bahasa Indonesia. Mereka sengaja dipersiapkan untuk diterjunkan bekerja di Indonesia.
"SMK dan Poltek di Thailand, bahasa wajibnya adalah bahasa Indonesia. Bagaimana kalau perusahaan di Indonesia terus meng-hire SDM dari Thailand. Ini bukan menakut-nakuti, banyak juga orang-orang China mengirimkan tenaga kerja ke Indonesia dan pintar-pintar. Karena itu lulusan kita juga tak boleh kalah, dan kami juga terus meningkatkan kerjasama pendidikan dengan banyak perusahaan lewat CSR," tandasnya.
Menurutnya, Indonesia harus siapmenghadapi perdagangan bebas AFTA 2015. Saat ini sudah mulai terlihat gejalanya yakni maraknya penjualan mobil murah hingga menimbulkan kontroversi.
"Tahun 2015 ASEAN akan terbuka dari segi perdagangan, dimulai dengan mobil murah saat ini, ada yang setuju ada yang enggak. Karena itu lulusan SMK dan Vokasi atau politeknik harus siap," katanya saat membuka Lomba Printing Tingkat SMK di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Depok, Minggu (22/09/2013).
Anang mencontohkan siswa SMK yang juga telah berhasil melahirkan produk nasional berupa mobil Esemka. Namun tak cukup hanya itu, Anang juga meminta agar kualitas SDM lulusan SMK juga politeknik untuk ditingkatkan.
"SMK mampu mengkreasi mobil nasional, yang sempat ramai saat Pak Jokowi bawa ke Jakarta. Tahun 2015 AFTA sudah dijalankan, banyak orang-orang luar negeri bekerja disini, karena itu SDM kita tak boleh kalah," tukasnya.
Anang bahkan mengkhawatirkan karena bahasa wajib mahasiswa Politeknik Thailand adalah Bahasa Indonesia. Mereka sengaja dipersiapkan untuk diterjunkan bekerja di Indonesia.
"SMK dan Poltek di Thailand, bahasa wajibnya adalah bahasa Indonesia. Bagaimana kalau perusahaan di Indonesia terus meng-hire SDM dari Thailand. Ini bukan menakut-nakuti, banyak juga orang-orang China mengirimkan tenaga kerja ke Indonesia dan pintar-pintar. Karena itu lulusan kita juga tak boleh kalah, dan kami juga terus meningkatkan kerjasama pendidikan dengan banyak perusahaan lewat CSR," tandasnya.
(lal)