Survei: Rakyat mengaku DPR tak menyalurkan aspirasinya
A
A
A
Sindonews.com - Banyak masyarakat mengaku aspirasinya tidak tersalurkan melalui DPR. Hal itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan Indonesia Network Election Survey (INES).
Sebanyak 67,1 persen responden mengaku aspirasinya tidak tersalurkan melalui DPR RI, sedangkan yang mengaku tersalurkan hanya 18,6 persen responden.
"Sementara yang mengaku aspirasinya kurang tersalurkan, sebanyak 14,3 persen responden," ujar Direktur Eksekutif INES Irwan Suhanto di Gallery Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2013).
Para responden dalam hal ini diberikan pertanyaan mengenai apakah aspirasinya tersalurkan melalui DPR RI saat ini.
Lebih lanjut dia menuturkan, pengumpulan data dalam survei dilakukan dengan cara metode tatap muka langsung, dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan informasi. Sementara pertanyaan dalam survei ini menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.
Sampling frame dalam survei ini, ujar dia, adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih pada saat Pemilu 2014.
Sampel yang diambil adalah 8.280 responden di 33 provinsi, 390 kabupaten, 92 kotamadya, meliputi 600 desa dan 425 kelurahan dengan margin of error sekitar 1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sedangkan, penarikan sampel dalam survei ini menggunakan metode stratified random sampling. Sampel diambil secara random atas dasar provinsi, proporsi desa-kota, penghasilan dan jenis kelamin. Stratifikasi diperlukan agar heterogenitas dari populasi masyarakat Indonesia dapat tercermin dalam sampel.
Sebanyak 67,1 persen responden mengaku aspirasinya tidak tersalurkan melalui DPR RI, sedangkan yang mengaku tersalurkan hanya 18,6 persen responden.
"Sementara yang mengaku aspirasinya kurang tersalurkan, sebanyak 14,3 persen responden," ujar Direktur Eksekutif INES Irwan Suhanto di Gallery Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2013).
Para responden dalam hal ini diberikan pertanyaan mengenai apakah aspirasinya tersalurkan melalui DPR RI saat ini.
Lebih lanjut dia menuturkan, pengumpulan data dalam survei dilakukan dengan cara metode tatap muka langsung, dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan informasi. Sementara pertanyaan dalam survei ini menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.
Sampling frame dalam survei ini, ujar dia, adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih pada saat Pemilu 2014.
Sampel yang diambil adalah 8.280 responden di 33 provinsi, 390 kabupaten, 92 kotamadya, meliputi 600 desa dan 425 kelurahan dengan margin of error sekitar 1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sedangkan, penarikan sampel dalam survei ini menggunakan metode stratified random sampling. Sampel diambil secara random atas dasar provinsi, proporsi desa-kota, penghasilan dan jenis kelamin. Stratifikasi diperlukan agar heterogenitas dari populasi masyarakat Indonesia dapat tercermin dalam sampel.
(lal)