Nurhayati: Buku soal Anas tidak pantas dibaca
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf tak sejalan dengan isi di dalam buku berjudul "Anas Tumbal Politik Cikeas" karya Mamun Murod Albarbasy.
"Itu buku tidak pantas dibaca oleh siapapun," tegas Nurhayati di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ini pun menyayangkan diterbitkannya buku tersebut, terlebih mengenai isi yang ditulisnya.
"Seorang politikus jangan seperti itu," tuntasnya.
Sebelumnya, mantan Sekretaris Departemen Agama DPP Partai Demokrat, Mamun Murod Al-Barbasy menerbitkan buku berjudul "Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas". Dalam buku setebal 282 halaman itu, ia menuliskan seluruh status facebook-nya beserta dengan penjelasan dari pemikirannya mengenai Anas Urbaningrum.
Namuun, Mamun menjelaskan bahwa bukunya tidak dapat diedarkan di pasaran. "Yes mas (tidak bisa diedarkan)," kata Ma'mun saat dikonfirmasi wartawan, Senin (26/8/2013) malam.
Ia pun menyebut adanya tekanan khusus sehingga buku tersebut tidak bisa diedarkan. Pria yang dikenal sebagai loyalis Anas ini sangat menyayangkan hal itu.
"Ada tekanan khusus agar buku tersebut tidak diedarkan. Ini cara-cara lama di mana karya intelektual diberangus," tegasnya.
Kata dia, jika ada pihak-pihak yang keberatan dengan terbitnya bukut itu maka sebaiknya bisa menyampaikannya dengan dua cara. "Kalau ada (yang) tidak puas bisa tempuh dua cara, buat buku tandingan untuk menyangkal isi buku tersebut. Kedua, ajukan ke jalur hukum. Kita negara hukum kok. Gitu aja kok repot," pungkasnya.
"Itu buku tidak pantas dibaca oleh siapapun," tegas Nurhayati di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ini pun menyayangkan diterbitkannya buku tersebut, terlebih mengenai isi yang ditulisnya.
"Seorang politikus jangan seperti itu," tuntasnya.
Sebelumnya, mantan Sekretaris Departemen Agama DPP Partai Demokrat, Mamun Murod Al-Barbasy menerbitkan buku berjudul "Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas". Dalam buku setebal 282 halaman itu, ia menuliskan seluruh status facebook-nya beserta dengan penjelasan dari pemikirannya mengenai Anas Urbaningrum.
Namuun, Mamun menjelaskan bahwa bukunya tidak dapat diedarkan di pasaran. "Yes mas (tidak bisa diedarkan)," kata Ma'mun saat dikonfirmasi wartawan, Senin (26/8/2013) malam.
Ia pun menyebut adanya tekanan khusus sehingga buku tersebut tidak bisa diedarkan. Pria yang dikenal sebagai loyalis Anas ini sangat menyayangkan hal itu.
"Ada tekanan khusus agar buku tersebut tidak diedarkan. Ini cara-cara lama di mana karya intelektual diberangus," tegasnya.
Kata dia, jika ada pihak-pihak yang keberatan dengan terbitnya bukut itu maka sebaiknya bisa menyampaikannya dengan dua cara. "Kalau ada (yang) tidak puas bisa tempuh dua cara, buat buku tandingan untuk menyangkal isi buku tersebut. Kedua, ajukan ke jalur hukum. Kita negara hukum kok. Gitu aja kok repot," pungkasnya.
(kri)