Efendi Ghazali: Buku harus dibalas dengan buku
A
A
A
Sindonews.com - Pakar komunikasi politik Effendi Ghazali mengatakan, buku "Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas", karya Mamun Murod Albarbasy tidak boleh dilarang untuk beredar.
Jika ada pihak yang merasa dirugikan sebaiknya ditanggapi dengan buku juga. "Enggak boleh dong (dilarang), buku harus dibalas dengan buku," kata Effendi di wisma Kodel, Kuningan, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Bahkan, Effendi mengaku sempat menyanggupi untuk menulis kata pengantar buku setebal 282 halaman itu. Namun, tidak jadi karena waktu itu masih ada di luar negeri, sementara bukunya sudah mau terbit.
"Buku tidak boleh dibalas dengan melarang beredar, buku harus dibalas dengan buku," tegasnya.
Seperti diketahui, penulis buku berjudul "Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas", Mamun Murod Albarbasy membenarkan, jika bukunya tidak dapat diedarkan di pasaran.
"Yes mas (tidak bisa diedarkan)," kata Mamun saat dikonfirmasi wartawan, Senin (26/8/2013).
Ia pun menyebut adanya tekanan khusus, sehingga buku tersebut tidak bisa diedarkan. Pria yang dikenal sebagai loyalis Anas ini sangat menyayangkan hal itu.
"Ada tekanan khusus, agar buku tersebut tidak diedarkan. Ini cara-cara lama dimana karya intelektual diberangus," tegasnya.
Jika ada pihak yang merasa dirugikan sebaiknya ditanggapi dengan buku juga. "Enggak boleh dong (dilarang), buku harus dibalas dengan buku," kata Effendi di wisma Kodel, Kuningan, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Bahkan, Effendi mengaku sempat menyanggupi untuk menulis kata pengantar buku setebal 282 halaman itu. Namun, tidak jadi karena waktu itu masih ada di luar negeri, sementara bukunya sudah mau terbit.
"Buku tidak boleh dibalas dengan melarang beredar, buku harus dibalas dengan buku," tegasnya.
Seperti diketahui, penulis buku berjudul "Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas", Mamun Murod Albarbasy membenarkan, jika bukunya tidak dapat diedarkan di pasaran.
"Yes mas (tidak bisa diedarkan)," kata Mamun saat dikonfirmasi wartawan, Senin (26/8/2013).
Ia pun menyebut adanya tekanan khusus, sehingga buku tersebut tidak bisa diedarkan. Pria yang dikenal sebagai loyalis Anas ini sangat menyayangkan hal itu.
"Ada tekanan khusus, agar buku tersebut tidak diedarkan. Ini cara-cara lama dimana karya intelektual diberangus," tegasnya.
(stb)