Peserta Konvensi Demokrat cuma cari popularitas
A
A
A
Sindonews.com - Citra buruk Partai Demokrat akan mempengaruhi minat peserta konvensi semi terbuka capres Partai Demokrat, untuk mengikuti kontes capres tersebut. Meski sebelumnya banyak tokoh berminat mengikuti konvensi.
Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran Muradi mengatakan, 12 nama dari 20 peserta konvensi yang disebut komite penyelenggara konvensi semi terbuka capres Demokrat, tidak pernah menghiasi survei tentang capres 2014.
"12 orang tersebut kan nyata-nyata bukan lima besar yang selama ini menghiasi sejumlah survei, artinya dari tokoh tersebut ada unsur coba-ciba dan melihat kesempatan diusung partai besar," kata dia.
Meski peserta konvensi sudah tahu ajang penjaringan capres yang digelar Demokrat tidak serius mencari calon pemimpin negeri ini yang akan diusung partai berlambang bintang mercy itu. Namun tetap diminati untuk menambah popularitas diri.
"Meski mereka nyata-nyata tahu kok yang akan dimenangkan oleh konvensi tersebut bukan salah satu dari mereka. Kalkukasinya jelas ada kesempatan untuk mendorong diri mereka lebih sering dibicarakan sebagai salah satu tokoh nasional. Di luar itu saya tidak melihat alasan yang konkret," tukas Muradi.
Sebagaimana diberitakan, penyelenggaraan konvensi semi terbuka capres Demokrat mulai menuai kritik dan keraguan dari peserta konvensinya. Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat mengkritik mekanisme yang diterapkan komite konvensi tersebut.
"Di Komite Konvensi bisa mencalonkan nama juga, kalau tidak bisa musyawarah mufakat, ya lewat voting, ini apa-apaan. Bayar aja Komite Konvensi itu supaya bisa menjadi peserta konvensi," jelas Marzuki di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Menurut Marzuki, masukan dari masyarakat terkait konvensi tak bisa didiamkan. Pasalnya, publik hanya mendengar perihal nama-nama peserta, namun tak jelas kriterianya.
"Saya tidak mau dipersalahkan bila hanya diam, tidak menyampaikan respons yang berkembang di publik," jelas dia.
Jika demikain, menurut dia, kerja Komite Konvensi justru mendegradasi makna konvensi itu sendiri sebab kriteria umum dan kriteria khusus atas calon yang bisa menjadi peserta konvensi belum disampaikan kepada publik.
Dia berharap Komite Konvensi memperbaiki cara kerjanya supaya hasil konvensi baik dan mendapat respons positif dari masyarakat. Sehingga persepsi publik yang berkembang mengenai konvensi capres Partai Demokrat tidak seperti dagelan.
Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran Muradi mengatakan, 12 nama dari 20 peserta konvensi yang disebut komite penyelenggara konvensi semi terbuka capres Demokrat, tidak pernah menghiasi survei tentang capres 2014.
"12 orang tersebut kan nyata-nyata bukan lima besar yang selama ini menghiasi sejumlah survei, artinya dari tokoh tersebut ada unsur coba-ciba dan melihat kesempatan diusung partai besar," kata dia.
Meski peserta konvensi sudah tahu ajang penjaringan capres yang digelar Demokrat tidak serius mencari calon pemimpin negeri ini yang akan diusung partai berlambang bintang mercy itu. Namun tetap diminati untuk menambah popularitas diri.
"Meski mereka nyata-nyata tahu kok yang akan dimenangkan oleh konvensi tersebut bukan salah satu dari mereka. Kalkukasinya jelas ada kesempatan untuk mendorong diri mereka lebih sering dibicarakan sebagai salah satu tokoh nasional. Di luar itu saya tidak melihat alasan yang konkret," tukas Muradi.
Sebagaimana diberitakan, penyelenggaraan konvensi semi terbuka capres Demokrat mulai menuai kritik dan keraguan dari peserta konvensinya. Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat mengkritik mekanisme yang diterapkan komite konvensi tersebut.
"Di Komite Konvensi bisa mencalonkan nama juga, kalau tidak bisa musyawarah mufakat, ya lewat voting, ini apa-apaan. Bayar aja Komite Konvensi itu supaya bisa menjadi peserta konvensi," jelas Marzuki di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Menurut Marzuki, masukan dari masyarakat terkait konvensi tak bisa didiamkan. Pasalnya, publik hanya mendengar perihal nama-nama peserta, namun tak jelas kriterianya.
"Saya tidak mau dipersalahkan bila hanya diam, tidak menyampaikan respons yang berkembang di publik," jelas dia.
Jika demikain, menurut dia, kerja Komite Konvensi justru mendegradasi makna konvensi itu sendiri sebab kriteria umum dan kriteria khusus atas calon yang bisa menjadi peserta konvensi belum disampaikan kepada publik.
Dia berharap Komite Konvensi memperbaiki cara kerjanya supaya hasil konvensi baik dan mendapat respons positif dari masyarakat. Sehingga persepsi publik yang berkembang mengenai konvensi capres Partai Demokrat tidak seperti dagelan.
(lal)