Ruhut tegaskan dana konvensi halal
A
A
A
Sindonews.com - Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menegaskan tidak ada aliran dana dari tersangka penerima suap Rudi Rubiandini untuk penyelenggaraan konvensi semi terbuka partai tersebut.
Ruhut menekankan, untuk menggelar konvensi Demokrat memilih 17 orang anggota komite konvensi yang didominasi oleh pihak independen. Sehingga apa yang diisukan tidak lah benar.
"Anggota komite konvensi itu 17 orang, 10 orang ini orang-orang hebat. Nggak mungkin bos," kata Ruhut di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Sebelumnya, sejumlah aktivis anti korupsi mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mendorong lembaga tersebut menuntaskan kasus suap yang terjadi di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas).
Menurut Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, kedatangan sejumlah aktivis tersebut untuk memaksa KPK agar mengungkap kasus suap SKK Migas sampai kepada aktor intelektualnya.
"Itulah kebiasan penyidik kita (KPK) kalau sudah menyentuh keatasnya (aktor utama) kurang berani. Ini yang kita mau dorong ke KPK," kata Ray, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Senada dengan Ray, koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jerry Sumampaw, mengatakan dari pengembangan peyidikan yang disampaikan kepada publik tidak menutup kemungkinan keterlibatan pejabat terkait termasuk dugaan aliran pendanaan konvensi Demokrat.
"Dukungan ini penting, karena ada indikasi ke orang dekat dari SBY dan ke partai berkuasan," ujarnya.
Selain itu, para aktivis menyimpulkan melalui keterangan persnya, bahwa fenomena korupsi menjelang pemilu 2014 bisa dipastikan tidak ada korupsi yang berdiri sendiri tanpa kaitan dengan campur tangan politik.
Sejumlah perwakilan aktivis yang turut hadir memberi dukungan ke KPK terkait penuntasan kasus suap SKK Migas antara lain, Ray Rangkuti (LIMA), Sebastian Salang (Formappi), Romo Benny (agamawan), Jerry Sumampaw (Tepi), Dani Setiawan (KAU), Neta S Pane (IPW) dan sejumlah aktivis lainnya.
Ruhut menekankan, untuk menggelar konvensi Demokrat memilih 17 orang anggota komite konvensi yang didominasi oleh pihak independen. Sehingga apa yang diisukan tidak lah benar.
"Anggota komite konvensi itu 17 orang, 10 orang ini orang-orang hebat. Nggak mungkin bos," kata Ruhut di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Sebelumnya, sejumlah aktivis anti korupsi mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mendorong lembaga tersebut menuntaskan kasus suap yang terjadi di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas).
Menurut Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, kedatangan sejumlah aktivis tersebut untuk memaksa KPK agar mengungkap kasus suap SKK Migas sampai kepada aktor intelektualnya.
"Itulah kebiasan penyidik kita (KPK) kalau sudah menyentuh keatasnya (aktor utama) kurang berani. Ini yang kita mau dorong ke KPK," kata Ray, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Senada dengan Ray, koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jerry Sumampaw, mengatakan dari pengembangan peyidikan yang disampaikan kepada publik tidak menutup kemungkinan keterlibatan pejabat terkait termasuk dugaan aliran pendanaan konvensi Demokrat.
"Dukungan ini penting, karena ada indikasi ke orang dekat dari SBY dan ke partai berkuasan," ujarnya.
Selain itu, para aktivis menyimpulkan melalui keterangan persnya, bahwa fenomena korupsi menjelang pemilu 2014 bisa dipastikan tidak ada korupsi yang berdiri sendiri tanpa kaitan dengan campur tangan politik.
Sejumlah perwakilan aktivis yang turut hadir memberi dukungan ke KPK terkait penuntasan kasus suap SKK Migas antara lain, Ray Rangkuti (LIMA), Sebastian Salang (Formappi), Romo Benny (agamawan), Jerry Sumampaw (Tepi), Dani Setiawan (KAU), Neta S Pane (IPW) dan sejumlah aktivis lainnya.
(lal)