Kemenag buka program beasiswa antar agama dengan Uni Eropa
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Agama membuka program beasiswa antar agama dengan Uni Eropa. Kegiatan ini dimulai sejak 19 Agustus-2 September 2013.
"Kegiatan diadakan selama dua minggu, sepuluh orang pejabat dari berbagai unit di institusi Uni Eropa diundang untuk tinggal," ujar Sekretaris Jendral (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) Bahrul Hayat, di Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Menurutnya, akan dilakukan berbagai kunjungan dan pertemuan untuk mengetahui kondisi kehidupan antar umat beragama di Indonesia. Kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya.
"Dengan mengundang para pejabat dari Uni Eropa untuk berada di Indonesia selama 2 minggu untuk berdiskusi dan berdialog dengan berbagai pihak, kami berharap mereka akan mendapat gambaran yang jelas tentang kerukunan antar umat beragama di Indonesia," ujarnya.
Dia mengatakan, kesepuluh pejabat Uni Eropa ini akan mengunjungi Universitas, komunitas dan rumah-rumah ibadah. Selain itu juga diberi kebebasan untuk bertanya langsung kepada warga masyarakat dan pihak yang ditemuinya agar mereka memahami dan melihat secara langsung mengenai kerukunan antar umat beragam di Indonesia.
Hal ini diharapkan mempengaruhi persepsi dan kebijakan Uni Eropa terhadap Indonesia. Selain itu, mendatangi Kota-kota yang selain Jakarta antara lain adalah Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar.
Lokasi yang dikunjungi adalah lokasi yang sebisa mungkin memberikan gambaran mengenai kehidupan antar umat beragama di Indonesia. Mereka juga akan menuliskan refleksinya masing-masing di akhir program.
"Program ini khusus dilakukan dengan Uni Eropa. Kami ingin mengubah persepsi publik dunia agar memahami kehidupan kerukunan antar umat beragama di Indonesia," jelasnya.
"Kegiatan diadakan selama dua minggu, sepuluh orang pejabat dari berbagai unit di institusi Uni Eropa diundang untuk tinggal," ujar Sekretaris Jendral (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) Bahrul Hayat, di Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Menurutnya, akan dilakukan berbagai kunjungan dan pertemuan untuk mengetahui kondisi kehidupan antar umat beragama di Indonesia. Kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya.
"Dengan mengundang para pejabat dari Uni Eropa untuk berada di Indonesia selama 2 minggu untuk berdiskusi dan berdialog dengan berbagai pihak, kami berharap mereka akan mendapat gambaran yang jelas tentang kerukunan antar umat beragama di Indonesia," ujarnya.
Dia mengatakan, kesepuluh pejabat Uni Eropa ini akan mengunjungi Universitas, komunitas dan rumah-rumah ibadah. Selain itu juga diberi kebebasan untuk bertanya langsung kepada warga masyarakat dan pihak yang ditemuinya agar mereka memahami dan melihat secara langsung mengenai kerukunan antar umat beragam di Indonesia.
Hal ini diharapkan mempengaruhi persepsi dan kebijakan Uni Eropa terhadap Indonesia. Selain itu, mendatangi Kota-kota yang selain Jakarta antara lain adalah Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar.
Lokasi yang dikunjungi adalah lokasi yang sebisa mungkin memberikan gambaran mengenai kehidupan antar umat beragama di Indonesia. Mereka juga akan menuliskan refleksinya masing-masing di akhir program.
"Program ini khusus dilakukan dengan Uni Eropa. Kami ingin mengubah persepsi publik dunia agar memahami kehidupan kerukunan antar umat beragama di Indonesia," jelasnya.
(lal)