Virus corona sebabkan kematian hingga 50 persen
A
A
A
Sindonews.com - Kepala pusat Kesehatan Haji (Kemenkes) Fidiansyah mengatakan, , vaksin untuk virus corona belum dapat ditemukan, kematian disebabkan virus corona sudah mencapai 50 persen.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia meminta kepada calon jamaah haji untuk mengantisipasi masuknya virus corona di Indonesia.
Menurut dia, virus corona bukan hanya mengancam kesehatan jamaah haji tetapi juga mengancam kesehatan seluruh masyarakat Indonesia yang tidak berhaji. Untuk itu pemerintah akan membuat lifet dan informasi saat para jamaah berada di pesawat.
"Hal ini harus di integrasikan, kami selalu berkomunikasi kepada WHO untuk memantai perkembangan virus tersebut. Maka jangan sampai angka pembawa potensi penyakit tinggi," ungkapnya, Jumat (16/8/2013).
Fidiansya mengaku, karena belum ada antibiotoik dan vaksin untuk virus corona maka akan lebih dimaksimalkan pada pencegahanya. Salah satunya pemberian masker kain sebanyak 3-4 buah, larutan oralit, multi vitamin dan spray cairan untuk mengurangi dehidrasi para jamaah.
Selain itu diingatkan, untuk para jamaah memperhatikan gizi seimbang. Meninggalkan kebiasaan merokok dan rajin mencuci tangan. Karena mayoritas jamaah haji indonesia berada pada umur diatas 60 tahun.
"Kesehatan mereka jangan sampai terganggu karena ada renovasi yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi. Dan porsi untuk Indonesia 50 persen," paparnya.
Saat ini terdapat 50 persen jamaah haji berusia lanjut dan 25 persen jamaah haji sudah terditeksi penyakit kronis. Tahun lalu 45 persen kebanyakan jamaah haji meninggal setelah pada melewati perjalanan arafah dan mina.
Menurut dia, kegiatan haji di Arafah Mina banyak memakan tenaga jamaah haji. Bahwa perjalanna Arafah Mina memberikan dampak kesehatan jamaahhaji terbesar.
"Mulai dari Wukuf dzuhur sampe besok menuju jalan ke Musdalifah mengambil batu. Belum lagi ada jamaah yang tidak sabar menunggu bus datang sehingga ada diantara mereka yang berjalan kaki. Sampe di Mina bermalam untuk Jumrohyang berjarak 5-7 km," kata nya.
Pemerintah hanya dapat memberikan vaksin vaksin meningitis yang bersumber dari dana APBN. Selain itu juga, dia mengatakan menganjurkan kepada masyarakat untuk memberikan vaksin influenza dan pneunomia.
Dia menambahkan, vaksin meningitis memang sudah dianjurkan kepada setiap jamaah haji yang akan berangkat. Hal ini merupakan kebijakan untuk mendapatkan sertifikat ICV yang harus dipunyai setiap jamaah.
Menurutnya, dalam haji, pemberian vaksin meningitis sangat sistematis tetapi tidak dengan umroh. Untuk haji, jamaah akan mendapatkan visa dan buku kesehatan serta sertifikat ICV untuk digunakan sebagai rekam medik jamaah.
"Vaksin meningitis bisa didapatkan di Puskesmas. Setiap jamaah terdapat barcot jika sudah melakukan prosedural. Jika ketawan memanipulasi maka jamaah akan ditunda keberangkatanya dan diminta untuk mencari vaksin tersebut," katanya.
Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menghimbau kepada jamaah haji yang berangkat tahun ini untuk menjaga kesehata. Hal ini dikarenakan haji merupakan ibadah yang mempergunakan fisi. Untuk itu fisik para jamaah harus selalu sehat.
"Fisik jamaah harus prima dan dijaga dari sekarang," ujarnya.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia meminta kepada calon jamaah haji untuk mengantisipasi masuknya virus corona di Indonesia.
Menurut dia, virus corona bukan hanya mengancam kesehatan jamaah haji tetapi juga mengancam kesehatan seluruh masyarakat Indonesia yang tidak berhaji. Untuk itu pemerintah akan membuat lifet dan informasi saat para jamaah berada di pesawat.
"Hal ini harus di integrasikan, kami selalu berkomunikasi kepada WHO untuk memantai perkembangan virus tersebut. Maka jangan sampai angka pembawa potensi penyakit tinggi," ungkapnya, Jumat (16/8/2013).
Fidiansya mengaku, karena belum ada antibiotoik dan vaksin untuk virus corona maka akan lebih dimaksimalkan pada pencegahanya. Salah satunya pemberian masker kain sebanyak 3-4 buah, larutan oralit, multi vitamin dan spray cairan untuk mengurangi dehidrasi para jamaah.
Selain itu diingatkan, untuk para jamaah memperhatikan gizi seimbang. Meninggalkan kebiasaan merokok dan rajin mencuci tangan. Karena mayoritas jamaah haji indonesia berada pada umur diatas 60 tahun.
"Kesehatan mereka jangan sampai terganggu karena ada renovasi yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi. Dan porsi untuk Indonesia 50 persen," paparnya.
Saat ini terdapat 50 persen jamaah haji berusia lanjut dan 25 persen jamaah haji sudah terditeksi penyakit kronis. Tahun lalu 45 persen kebanyakan jamaah haji meninggal setelah pada melewati perjalanan arafah dan mina.
Menurut dia, kegiatan haji di Arafah Mina banyak memakan tenaga jamaah haji. Bahwa perjalanna Arafah Mina memberikan dampak kesehatan jamaahhaji terbesar.
"Mulai dari Wukuf dzuhur sampe besok menuju jalan ke Musdalifah mengambil batu. Belum lagi ada jamaah yang tidak sabar menunggu bus datang sehingga ada diantara mereka yang berjalan kaki. Sampe di Mina bermalam untuk Jumrohyang berjarak 5-7 km," kata nya.
Pemerintah hanya dapat memberikan vaksin vaksin meningitis yang bersumber dari dana APBN. Selain itu juga, dia mengatakan menganjurkan kepada masyarakat untuk memberikan vaksin influenza dan pneunomia.
Dia menambahkan, vaksin meningitis memang sudah dianjurkan kepada setiap jamaah haji yang akan berangkat. Hal ini merupakan kebijakan untuk mendapatkan sertifikat ICV yang harus dipunyai setiap jamaah.
Menurutnya, dalam haji, pemberian vaksin meningitis sangat sistematis tetapi tidak dengan umroh. Untuk haji, jamaah akan mendapatkan visa dan buku kesehatan serta sertifikat ICV untuk digunakan sebagai rekam medik jamaah.
"Vaksin meningitis bisa didapatkan di Puskesmas. Setiap jamaah terdapat barcot jika sudah melakukan prosedural. Jika ketawan memanipulasi maka jamaah akan ditunda keberangkatanya dan diminta untuk mencari vaksin tersebut," katanya.
Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menghimbau kepada jamaah haji yang berangkat tahun ini untuk menjaga kesehata. Hal ini dikarenakan haji merupakan ibadah yang mempergunakan fisi. Untuk itu fisik para jamaah harus selalu sehat.
"Fisik jamaah harus prima dan dijaga dari sekarang," ujarnya.
(stb)