Jarang ditempati, rumah Rudi dijaga 6 satpam
A
A
A
Sindonews.com - Pedagang warung rokok yang terletak di depan rumah dinas Kepala SKK Migas Rudi Rubiantoro, Mursidah membenarkan pengeledahan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terjadi pada pukul 22.30 WIB, tadi malam.
Berdasarkan penuturannya, rumah tersebut jarang ditempati oleh pemiliknya. Ia mengaku, hanya sesekali melihat Rudi berkunjung ke rumah di Jalan Brawijaya VIII, Jakarta selatan tersebut.
"Sudah jarang mas kayaknya, cuma mampir-mampir aja sesekali ke rumah itu," kata Mursidah saat berbincang dengan Sindonews di warungnya, Jalan Brawijaya VIII, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2013).
Mursidah menjelaskan, rumah Kepala SKK Migas tersebut ditempati oleh enam orang satpam dan tidak ada satupun pembantu rumah tangga yang berada disana.
"Satpamnya banyak mas, sampai ada enam orang. Biasanya kan kalau rumah-rumah gede gitu, satpamnya dua orang. Ini sampai enam orang," ungkap Mursidah.
Mursidah mengatakan bahwa rumah Rudi tersebut, sudah hampir delapan tahun kosong. Sebelumnya tidak ada yang menempati rumah tersebut.
Ia juga mengaku hampir tak pernah melihat anggota keluarga Rudi. Mursidah mengatakan bahwa dirinya juga jarang melihat isteri Rudi. "Isterinya enggak pernah keliatan," tandas Mursidah.
Seperti diberitakan sebelumnya, Rudi ditangkap di rumahnya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan pada Selasa 13 Agustus 2013 malam. Bersama Rudi ikut diamankan seorang pengusaha di salah satu perusahaan minyak.
Menurut informasi yang dihimpun Sindonews, Rudi diduga menerima suap selama dua kali. Pertama menerima USD300 ribu dan kedua setelah Lebaran Rudi menerima kembali suap sebesar USD400 ribu. Total USD700 ribu yang diterima Rudi.
Selain ratusan ribu dolar yang berhasil disita, KPK juga berhasil menyita barang bukti berupa motor gede (moge) merek BMW, tas berwarna hitam, dan sejumlah kardus yang belum bisa di identifikasi isinya. Kini Rudi beserta 4 orang lainnya masih dalam pemeriksaan KPK untuk dimintai keterangan terkait pengembangan kasus dugaan suap tersebut.
Berdasarkan penuturannya, rumah tersebut jarang ditempati oleh pemiliknya. Ia mengaku, hanya sesekali melihat Rudi berkunjung ke rumah di Jalan Brawijaya VIII, Jakarta selatan tersebut.
"Sudah jarang mas kayaknya, cuma mampir-mampir aja sesekali ke rumah itu," kata Mursidah saat berbincang dengan Sindonews di warungnya, Jalan Brawijaya VIII, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2013).
Mursidah menjelaskan, rumah Kepala SKK Migas tersebut ditempati oleh enam orang satpam dan tidak ada satupun pembantu rumah tangga yang berada disana.
"Satpamnya banyak mas, sampai ada enam orang. Biasanya kan kalau rumah-rumah gede gitu, satpamnya dua orang. Ini sampai enam orang," ungkap Mursidah.
Mursidah mengatakan bahwa rumah Rudi tersebut, sudah hampir delapan tahun kosong. Sebelumnya tidak ada yang menempati rumah tersebut.
Ia juga mengaku hampir tak pernah melihat anggota keluarga Rudi. Mursidah mengatakan bahwa dirinya juga jarang melihat isteri Rudi. "Isterinya enggak pernah keliatan," tandas Mursidah.
Seperti diberitakan sebelumnya, Rudi ditangkap di rumahnya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan pada Selasa 13 Agustus 2013 malam. Bersama Rudi ikut diamankan seorang pengusaha di salah satu perusahaan minyak.
Menurut informasi yang dihimpun Sindonews, Rudi diduga menerima suap selama dua kali. Pertama menerima USD300 ribu dan kedua setelah Lebaran Rudi menerima kembali suap sebesar USD400 ribu. Total USD700 ribu yang diterima Rudi.
Selain ratusan ribu dolar yang berhasil disita, KPK juga berhasil menyita barang bukti berupa motor gede (moge) merek BMW, tas berwarna hitam, dan sejumlah kardus yang belum bisa di identifikasi isinya. Kini Rudi beserta 4 orang lainnya masih dalam pemeriksaan KPK untuk dimintai keterangan terkait pengembangan kasus dugaan suap tersebut.
(kri)