Ritual musiman, konvensi Demokrat jadi ajang basa-basi

Rabu, 07 Agustus 2013 - 07:04 WIB
Ritual musiman, konvensi...
Ritual musiman, konvensi Demokrat jadi ajang basa-basi
A A A
Sindonews.com - Konvensi semi terbuka penjaringan calon presiden (Capres) Partai Demokrat terus bergulir. Beberapa nama dikait-kaitkan baik dari internal maupun eksternal akan ikut dalam konvensi tersebut.

Namun, seberapa penting sebenarnya isu konvensi Partai Demokrat bagi masyarakat? Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menilai, ada atau tidaknya konvensi Partai Demokrat maknanya tidak penting untuk bangsa secara umum.

"Saya menduga bukan rasa simpatik pemilih yang akan dituai partai dengan penyelenggaraan kongres ini tetapi antipati," ujarnya kepada Sindonews, Rabu (7/8/2013).

Dengan demikian, lanjutnya, jika isu konvensi terus menjadi wacana tanpa ujung yang jelas dalam waktu dekat, akan semakin memperpanjang skeptisme publik pada pemilu mendatang.

"Apalagi jika dalam pelaksanaannya kongres ini mempertontonkan tipu daya politik biasanya, maka rakyat akan bertambah muak dengan hajatan pemilu," tandasnya.

Lucius mengatakan, bahwa konvensi memang belum menjadi tradisi di negara ini. Hal ini erat kaitannya dengan kematangan parpol yang belum tercipta sampai sekarang. Konvensi tidak dipandang sebagai sebuah proses demokratis untuk menyeleksi pemimpin, tetapi hanya sebagai kontestasi parpol demi merebut simpati publik.

"Kongres akan dipercaya sebagai bagian dari proses pemilu apabila partai-partai membangun sistem dan mekanisme yang jelas. Kongres bukan hanya ritual musiman yang dilakukan setelah partai kehabisan stok pemimpin," ujar dia.

Ia menambahkan, jadi partai harus membangun sistem dalam peraturan internal mereka dengan memasukan konvensi sebagai tahapan penting mengikuti pilpres. "Kalau hanya musiman, konvensi hanya menjadi ajang basa-basi yang dipakai untuk meramaikan suasana sambil berharap publik tertarik dengannya," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0567 seconds (0.1#10.140)