CSIS: Anomali, elektabilitas Ical di bawah Golkar
A
A
A
Sindonews.com - Jika pemilihan umum (Pemilu) dilakukan sekarang maka Partai Golkar diprediksi akan menang. Survei terbaru Lembaga Survei Nasional (LSN) menyebutkan Partai Golkar berpotensi menang karena iklan yang memajang wajah Aburizal Bakrie (ARB) di media cukup mempengaruhi tingkat elektabilitas partai.
Pengamat Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Nico Harjanto tak sependapat dengan hasil survei LSN bahwa iklan yang menampilkan Ketua Umum Parta Golkar itu bisa meningkatkan elektabilitas partai. Ia melihat, tidak ada korelasi antara iklan ARB dengan meningkatnya elektabilitas Golkar.
"Duh, itu enggak nyambung banget pendapatnya. Iklan ARB kan untuk kepentingan meningkatkan elektabilitasnya guna pilpres. Sementra elektabilitas Golkar sudah stabil di kisaran itu," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Kamis (18/7/2013).
Ia justru melihat elektabilitas pria yang biasa disapa Ical itu masih berbanding terbalik dengan Golkar. Hingga saat ini, tak ada perubahan signifikan peningkatan elektabilitas Ical yang berada di bawah Golkar.
"Sejauh ini ARB masih di bawah elektabilitas Golkar dan ini anomali. Biasanya justru elektabilitas figur capres lebih tinggi dari partainya," kata dia.
Seperti diberitakan Sindonews, LSN menyebutkan Partai Golkar berpotensi menang karena gencarnya iklan layanan Partai Golkar di media cukup mempengaruhi tingkat elektabilitas partai.
"Karena Golkar salah satu partai yang terlihat peduli terhadap kepentingan-kepentingan rakyat dengan cara melakukan pencitraan di media yang cukup maksimal, melalui iklan kerakyatan ARB (Aburizal Bakrie)," kata Peneliti LSN Dipa Pradipta
di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Selasa 16 Juli 2013.
Hasil penelitian LSN menyebutkan, strategi Partai Golkar yang telah melakukan iklan layanan politik di media cukup melambungkan tingkat kepercayaan publik terhadap penawaran program partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Iklan yang dilihatkan di televisi yang paling utama itu yang meningkatkan elektabilitas Golkar di mata publik. Karena masyarakat kita kebanyakan mendapat informasi melalui media televisi," ujarnya.
Berikut prediksi LSN tentang perolehan parpol jika pemilu dilaksanakan saat sekarang. Untuk lima besar, Golkar menempati peringkat pertama dengan raihan poin sebesar 19,7 persen, disusul PDIP sebesar 18,3 persen, di urutan ketiga Gerindra
memperoleh 13,9 persen, Hanura di urutan keempat dengan perolehan 6,9 persen, dan Partai Demokrat turun di urutan kelima sebesar 6,1 persen.
Selanjutnya, diisi oleh PKB (4,8 persen), NasDem (4,6 persen), PPP (4,3 persen), PAN (3,8 persen), PKS (3,8 persen) dan PBB (1,4 persen). Dari 10 besar partai tersebut, sebesar 11,9 persen publik mengaku tidak memilih (Undecided).
Pengamat Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Nico Harjanto tak sependapat dengan hasil survei LSN bahwa iklan yang menampilkan Ketua Umum Parta Golkar itu bisa meningkatkan elektabilitas partai. Ia melihat, tidak ada korelasi antara iklan ARB dengan meningkatnya elektabilitas Golkar.
"Duh, itu enggak nyambung banget pendapatnya. Iklan ARB kan untuk kepentingan meningkatkan elektabilitasnya guna pilpres. Sementra elektabilitas Golkar sudah stabil di kisaran itu," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Kamis (18/7/2013).
Ia justru melihat elektabilitas pria yang biasa disapa Ical itu masih berbanding terbalik dengan Golkar. Hingga saat ini, tak ada perubahan signifikan peningkatan elektabilitas Ical yang berada di bawah Golkar.
"Sejauh ini ARB masih di bawah elektabilitas Golkar dan ini anomali. Biasanya justru elektabilitas figur capres lebih tinggi dari partainya," kata dia.
Seperti diberitakan Sindonews, LSN menyebutkan Partai Golkar berpotensi menang karena gencarnya iklan layanan Partai Golkar di media cukup mempengaruhi tingkat elektabilitas partai.
"Karena Golkar salah satu partai yang terlihat peduli terhadap kepentingan-kepentingan rakyat dengan cara melakukan pencitraan di media yang cukup maksimal, melalui iklan kerakyatan ARB (Aburizal Bakrie)," kata Peneliti LSN Dipa Pradipta
di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Selasa 16 Juli 2013.
Hasil penelitian LSN menyebutkan, strategi Partai Golkar yang telah melakukan iklan layanan politik di media cukup melambungkan tingkat kepercayaan publik terhadap penawaran program partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Iklan yang dilihatkan di televisi yang paling utama itu yang meningkatkan elektabilitas Golkar di mata publik. Karena masyarakat kita kebanyakan mendapat informasi melalui media televisi," ujarnya.
Berikut prediksi LSN tentang perolehan parpol jika pemilu dilaksanakan saat sekarang. Untuk lima besar, Golkar menempati peringkat pertama dengan raihan poin sebesar 19,7 persen, disusul PDIP sebesar 18,3 persen, di urutan ketiga Gerindra
memperoleh 13,9 persen, Hanura di urutan keempat dengan perolehan 6,9 persen, dan Partai Demokrat turun di urutan kelima sebesar 6,1 persen.
Selanjutnya, diisi oleh PKB (4,8 persen), NasDem (4,6 persen), PPP (4,3 persen), PAN (3,8 persen), PKS (3,8 persen) dan PBB (1,4 persen). Dari 10 besar partai tersebut, sebesar 11,9 persen publik mengaku tidak memilih (Undecided).
(kri)