Apa jadinya jika PKS jadi oposisi?
A
A
A
Sindonews.com - Banyak pihak mendorong Partai Keadilan Sejahtera (PKS) agar keluar dari Sekretariat Gabungan (Setgab) tanpa harus dikeluarkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menjadi oposisi dinilai pilihan yang paling bijak, ketimbang menjadi oposisi tapi terus-terusan merongrong pemerintah.
Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi mengatakan, harus bisa dilihat apa motif dan target PKS jika akhirnya memilih menjadi oposisi. Ia bisa melihat motifnya akan berbeda dengan PDIP yang sedari awal memiliki tujuan untuk mengkritisi pemerintah.
"Itu konsisten selama hampir dua periode SBY memerintah. Bagaimana dengan PKS? Tentu motifnya sangat pragmatis dan cenderung mencederai etika dan kesantunan politik," ujarnya melalui sambungan telepon kepada Sindonews, Jumat (14/6/2013).
Sedangkan dilihat dari target dan tujuan, lanjut Muradi, PKS tidak lebih sekedar memperbaiki citra dan berharap dapat menjaga suaranya di Pemilu 2014. "Dari pada berupaya secara sungguh-sungguh melakukan langkah konstruktif dalam mengkritisi apa yang menjadi kebijakan pemerintah," tegasnya.
Pria yang juga menjadi pengajar di Universitas Paramadina dan Universitas Pertahanan ini menambahkan, karena motif, target dan tujuan PKS tidak sesuai dengan esensi partai oposisi, maka keberlangsungannya juga tidak bisa dilakukan dalam jangka panjang.
"Setidaknya begitu tujuan tercapai untuk memperbaiki citra, maka keberlangsungan menjadi oposisi tidak lagi dilakukan," pungkasnya.
Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi mengatakan, harus bisa dilihat apa motif dan target PKS jika akhirnya memilih menjadi oposisi. Ia bisa melihat motifnya akan berbeda dengan PDIP yang sedari awal memiliki tujuan untuk mengkritisi pemerintah.
"Itu konsisten selama hampir dua periode SBY memerintah. Bagaimana dengan PKS? Tentu motifnya sangat pragmatis dan cenderung mencederai etika dan kesantunan politik," ujarnya melalui sambungan telepon kepada Sindonews, Jumat (14/6/2013).
Sedangkan dilihat dari target dan tujuan, lanjut Muradi, PKS tidak lebih sekedar memperbaiki citra dan berharap dapat menjaga suaranya di Pemilu 2014. "Dari pada berupaya secara sungguh-sungguh melakukan langkah konstruktif dalam mengkritisi apa yang menjadi kebijakan pemerintah," tegasnya.
Pria yang juga menjadi pengajar di Universitas Paramadina dan Universitas Pertahanan ini menambahkan, karena motif, target dan tujuan PKS tidak sesuai dengan esensi partai oposisi, maka keberlangsungannya juga tidak bisa dilakukan dalam jangka panjang.
"Setidaknya begitu tujuan tercapai untuk memperbaiki citra, maka keberlangsungan menjadi oposisi tidak lagi dilakukan," pungkasnya.
(kri)