Mensos: Emosi & kekerasan tak menangani aksi terorisme
A
A
A
Sindonews.com - Menangani aksi terorisme tidak perlu dengan emosi dan kekerasan. Melainkan hanya diperlukan dialog secara terbuka.
Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf AL Jufri mengatakan ahl tersebut. Menurutnya, mendengarkan alasan dan faktor kenapa mereka melakukan aksi terorisme.
"Emosi yang menimbulkan kekerasan akan mengakibatkan masalah kedua tanpa menyelesaikan masalah pertama," kata menteri asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Dia melanjutkan, pendekatan yang lembut tanpa dalam dialog dan memberikan pemahaman diyakini hal tersebut dapat memberikan sesuatu yang baik. Namun, jika mereka sudah melewati batas maka mereka dapat diberikan hukuman.
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali (SDA) mengatakan, memang sulit untuk melakukan pembinaan kepada kelompok atau jaringan teroris karena faktor idiologi yang sangat keras dan bertentangan. Selain itu, jaringan dan para aggotanya sulit untuk dilacak dikarenakan mereka sering berpindah tempat.
"Kita perlukan informasi baik dari masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah itu sendiri untuk melakukan pelacakan," katanya.
Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf AL Jufri mengatakan ahl tersebut. Menurutnya, mendengarkan alasan dan faktor kenapa mereka melakukan aksi terorisme.
"Emosi yang menimbulkan kekerasan akan mengakibatkan masalah kedua tanpa menyelesaikan masalah pertama," kata menteri asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Dia melanjutkan, pendekatan yang lembut tanpa dalam dialog dan memberikan pemahaman diyakini hal tersebut dapat memberikan sesuatu yang baik. Namun, jika mereka sudah melewati batas maka mereka dapat diberikan hukuman.
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali (SDA) mengatakan, memang sulit untuk melakukan pembinaan kepada kelompok atau jaringan teroris karena faktor idiologi yang sangat keras dan bertentangan. Selain itu, jaringan dan para aggotanya sulit untuk dilacak dikarenakan mereka sering berpindah tempat.
"Kita perlukan informasi baik dari masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah itu sendiri untuk melakukan pelacakan," katanya.
(mhd)