Tangani terorisme, semua instansi bertanggung jawab
Kamis, 06 Juni 2013 - 02:30 WIB

Tangani terorisme, semua instansi bertanggung jawab
A
A
A
Sindonews.com - Permasalahan teroris yang kini sudah semakin marak terjadi di setiap kota yang ada di Indonesia. Maka itu, seluruh instansi bertanggung jawab untuk menangani terorisme itu.
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan hal tersebut. Selain dari pemerintah dan lembaga lainya, kata dia, peran organisasi masyarakat dan tokoh-tokoh agama juga harus dilibatkan.
Menurutnya, memang sulit untuk melakukan pembinaan kepada kelompok atau jaringan teroris karena faktor idiologi yang sangat keras dan bertentangan. Selain itu, jaringan dan para aggotanya sulit untuk dilacak dikarenakan mereka sering berpindah tempat.
"Kita perlukan informasi baik dari masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah itu sendiri untuk melakukan pelacakan," ujar SDA saat ditemui di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Maka itu, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengimbau, diperlukan pendekatan persuasif dan merangkul kepada mereka untuk diberikan pemahaman yang sebenarnya tentang ajaran agama.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin mengatakan, aksi terorisme sudah menjadi bahaya laten yang harus diantisipasi sejak dini. Termasuk kepada pendidikan yang diberikan kepada anak-anak pada masa sekolah.
Dia menambahkan, pemahaman anti teroris dan anti komunis harus dimasukan pada sekolah-sekolah sebagai bentuk antisipasi dan penanggulangan. Bukan hanya pada sekolah umum namun kepada pesantren.
Menurutnya, tidak ada pesantren yang menghasilkan teroris. Namun, teroris ajaran Islam dari luar ini yang banyak mempengaruhi para pesantren yang keluar sebelum waktunya menjadi ahli agama.
"Mereka dipengaruhi ajaran Islam yang keras yang datangnya dari luar negeri, yang sebelumnya pemahaman agamanya kurang tetapi mereka sudah keluar dari pesantren," katanya saat ditemui di MNC Plaza, Jalan Kebun Sirih, Jakarta Pusat.
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan hal tersebut. Selain dari pemerintah dan lembaga lainya, kata dia, peran organisasi masyarakat dan tokoh-tokoh agama juga harus dilibatkan.
Menurutnya, memang sulit untuk melakukan pembinaan kepada kelompok atau jaringan teroris karena faktor idiologi yang sangat keras dan bertentangan. Selain itu, jaringan dan para aggotanya sulit untuk dilacak dikarenakan mereka sering berpindah tempat.
"Kita perlukan informasi baik dari masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah itu sendiri untuk melakukan pelacakan," ujar SDA saat ditemui di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Maka itu, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengimbau, diperlukan pendekatan persuasif dan merangkul kepada mereka untuk diberikan pemahaman yang sebenarnya tentang ajaran agama.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin mengatakan, aksi terorisme sudah menjadi bahaya laten yang harus diantisipasi sejak dini. Termasuk kepada pendidikan yang diberikan kepada anak-anak pada masa sekolah.
Dia menambahkan, pemahaman anti teroris dan anti komunis harus dimasukan pada sekolah-sekolah sebagai bentuk antisipasi dan penanggulangan. Bukan hanya pada sekolah umum namun kepada pesantren.
Menurutnya, tidak ada pesantren yang menghasilkan teroris. Namun, teroris ajaran Islam dari luar ini yang banyak mempengaruhi para pesantren yang keluar sebelum waktunya menjadi ahli agama.
"Mereka dipengaruhi ajaran Islam yang keras yang datangnya dari luar negeri, yang sebelumnya pemahaman agamanya kurang tetapi mereka sudah keluar dari pesantren," katanya saat ditemui di MNC Plaza, Jalan Kebun Sirih, Jakarta Pusat.
(mhd)