Sutiyoso kritik Taufik Kiemas soal Pancasila

Rabu, 05 Juni 2013 - 14:52 WIB
Sutiyoso kritik Taufik Kiemas soal Pancasila
Sutiyoso kritik Taufik Kiemas soal Pancasila
A A A
Sindonews.com - Konsep Pancasila sebagai salah satu pilar bangsa seperti yang disosialisasikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufik Kiemas, mendapat kritikan Ketua Umum Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso.

Menurut Sutiyoso, Pancasila bukanlah bagian dari empat pilar tapi merupakan falsafah negara. "Saya tidak begitu setuju dengan pandangan Pak Taufiq Kiemas atau MPR tentang Pancasila sebagai salah satu empat pilar," ujar Sutiyoso kepada wartawan di Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Dia menambahkan, pandangan tersebut menyelaraskan Pancasila dengan UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. "Padahal Pancasila lebih dari itu," kata dia.

Lebih lanjut dia menuturkan, Pancasila bukan pilar melainkan dasar atau 'Weltanschauung', pandangan hidup bangsa Indonesia.

Pria yang akrab disapa Bang Yos menuturkan, Pancasila merupakan landasan dan jiwa bangsa Indonesia. Oleh karena itu, menurutnya, konsep Empat Pilar sangat tidak tepat dan fatal karena merendahkan nilai Pancasila.

"Pancasila yang merupakan dasar negara tidak setara dengan Kebhinnekaan atau UUD 1945, dan bahkan NKRI," katanya.

Konsep yang lebih tepat untuk menggantikan istilah Empat Pilar Kebangsaan, lanjut dia, adalah Pancasila Plus Tiga. Artinya, Pancasila merupakan pedoman utama yang dilengkapi UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dia menginginkan, MPR segera mengoreksi konsep Pancasila sebagai empat pilar. Dalam rangka mengoreksi pemahaman yang keliru soal Pancasila ini, dia rencananya akan menerbitkan sebuah buku yang isinya tentang Pancasila sebagai falsafah yang harus menjiwai seluruh nafas hidup bangsa Indonesia.

Selain itu, lanjutnya, karena Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia, maka Pancasila merupakan fondasi yang menjadi dasar dari semua prinsip politik tentang bagaimana membangun Indonesia.

Karena itu, Pancasila tidak tepat dijadikan azas tunggal partai politik di Indonesia. Sebab, akan mengganggu segala kebebasan ideologi politik.

"Pancasila dijadikan sebagai saringan bagi organisasi politik. Dengan demikian, sebebas-bebasnya partai membangun ideologi politik tetap saja akan tersaring dengan sempurna oleh Pancasila," pungkasnya.
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7656 seconds (0.1#10.140)