Aspek kurikulum 2013: Produktif, kreatif, inovatif, afektif
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang pendidikan Musliar Kasim menyatakan saat ini kurikulum di Indonesia membutuhkan hal yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif.
Insan semacam itu kata dia hanya bisa dihasilkan melalui kurikulum yang mengedepankan penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
"Aspek-aspek itulah yang menjadi acuan pada kurikulum 2013," ujarnya, di Yogyakarta, Minggu (28/4/2013).
Diakuinya, alasan untuk pengembangan kurikulum 2013 adalah sebagai jawaban atas tantangan masa depan seperti globalisasi, konvergensi ilmu dan teknologi.
Selain itu, kemajuan teknologi informasi yang berimbas pada kompetensi masa depan seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, mampu hidup dalam masyarakat global bahkan hingga memiliki kesiapan untuk bekerja juga menjadi alasan tersendiri disusunnya kurikulum baru tersebut.
"Kemampuan kreativitas peserta didik bisa diperoleh melalui proses mengamati, bertanya, menalar, mencoba serta membentuk jejaring. Karena itulah kami perlu untuk merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses-proses tersebut untuk meningkatkan kreatifitas peserta didik," paparnya.
Selain itu, lanjutnya, peserta didik juga dibiasakan bekerja dalam jejaring melalui collaborative learning.
Insan semacam itu kata dia hanya bisa dihasilkan melalui kurikulum yang mengedepankan penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
"Aspek-aspek itulah yang menjadi acuan pada kurikulum 2013," ujarnya, di Yogyakarta, Minggu (28/4/2013).
Diakuinya, alasan untuk pengembangan kurikulum 2013 adalah sebagai jawaban atas tantangan masa depan seperti globalisasi, konvergensi ilmu dan teknologi.
Selain itu, kemajuan teknologi informasi yang berimbas pada kompetensi masa depan seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, mampu hidup dalam masyarakat global bahkan hingga memiliki kesiapan untuk bekerja juga menjadi alasan tersendiri disusunnya kurikulum baru tersebut.
"Kemampuan kreativitas peserta didik bisa diperoleh melalui proses mengamati, bertanya, menalar, mencoba serta membentuk jejaring. Karena itulah kami perlu untuk merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses-proses tersebut untuk meningkatkan kreatifitas peserta didik," paparnya.
Selain itu, lanjutnya, peserta didik juga dibiasakan bekerja dalam jejaring melalui collaborative learning.
(rsa)