Pendidikan Indonesia memberatkan siswa
A
A
A
Sindonews.com - Pendidikan di Indonesia saat ini terlalu menitikberatkan pada aspek pengetahuan tingkat rendah.
Pendidikan Indonesia melalui kurikulumnya juga dinilai terlalu membebani siswa dan memberatkan peserta didik tersebut karena banyaknya muatan pelajaran yang dibebankan dalam pendidikan saat ini.
Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar Pendidikan Universitas Terbuka Udin Saripudin Winataputra. Menurut Udin, pendidikan di Indonesia saat ini juga kurang bermuatan karakter bangsa.
"Pengetahuan tentang fakta yang hanya memerlukan kemampuan mengingat menjadi penekanan utama perolehan hasil belajar saat ini. Sedangkan kemampuan menerapkan dan kemampuan berpikir kreatif sebagai dasar dalam aspek kehidupan tidak mendapat perhatian yang cukup," ujarnya, di Yogyakarta, Minggu (28/4/2013).
Dikatakan Udin, pendidikan saat ini tidak menekankan aspek sikap dan kebiasaan. Padahal aspek tersebut merupakan dasar bagi pengembangan soft skills bagi peserta didik.
Begitupula aspek ketrampilan tingkat tinggi juga tidak mendapat perhatian cukup dalam pendidikan dewasa ini. Karena itu, pendidikan Indonesia membutuhkan kurikulum yang mengakomodasi secara sistemik aspek-aspek tersebut.
"Kurikulum inilah yang akan menjadi kurikulum yang berorientasi masa depan. Kurikulum yang kita butuhkan adalah kurikulum yang memiliki invonasi untuk peningkatan pembelajaran dengan lesson study, open and distance learning, collaborative learning, project-based learning dan portfolio-based learning yang dikembangkan untuk menerapkan secara adaptif berbagai teori belajar yang menekankan pada kemampuan berpikir, kebiasaan belajar, pengembangan karakter, dan keterampilan belajar bagaimana belajar," jelasnya.
Pendidikan Indonesia melalui kurikulumnya juga dinilai terlalu membebani siswa dan memberatkan peserta didik tersebut karena banyaknya muatan pelajaran yang dibebankan dalam pendidikan saat ini.
Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar Pendidikan Universitas Terbuka Udin Saripudin Winataputra. Menurut Udin, pendidikan di Indonesia saat ini juga kurang bermuatan karakter bangsa.
"Pengetahuan tentang fakta yang hanya memerlukan kemampuan mengingat menjadi penekanan utama perolehan hasil belajar saat ini. Sedangkan kemampuan menerapkan dan kemampuan berpikir kreatif sebagai dasar dalam aspek kehidupan tidak mendapat perhatian yang cukup," ujarnya, di Yogyakarta, Minggu (28/4/2013).
Dikatakan Udin, pendidikan saat ini tidak menekankan aspek sikap dan kebiasaan. Padahal aspek tersebut merupakan dasar bagi pengembangan soft skills bagi peserta didik.
Begitupula aspek ketrampilan tingkat tinggi juga tidak mendapat perhatian cukup dalam pendidikan dewasa ini. Karena itu, pendidikan Indonesia membutuhkan kurikulum yang mengakomodasi secara sistemik aspek-aspek tersebut.
"Kurikulum inilah yang akan menjadi kurikulum yang berorientasi masa depan. Kurikulum yang kita butuhkan adalah kurikulum yang memiliki invonasi untuk peningkatan pembelajaran dengan lesson study, open and distance learning, collaborative learning, project-based learning dan portfolio-based learning yang dikembangkan untuk menerapkan secara adaptif berbagai teori belajar yang menekankan pada kemampuan berpikir, kebiasaan belajar, pengembangan karakter, dan keterampilan belajar bagaimana belajar," jelasnya.
(rsa)