Pertahankan loyalis Anas, strategi pencitraan SBY
A
A
A
Sindonews.com - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat akhirnya mengumumkan struktur baru wajah partai berlambang mercy tersebut untuk periode 2013-2015. Diantara nama baru, tak disangka nama-nama lama yang dikenal dekat dengan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tetap dipertahankan.
"Hal menarik lain dalam kepengurusan yang baru ini adalah tetap dipakainya orang-orang pro Anas dalam struktur. Walau mereka umumnya berada sebagai wakil, sekretaris, atau ketua Departemen, SBY mau menunjukkan kesan rekonsiliasi yang berhasil dia lakukan di internal partai," ujar Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) ketika dihubungi Sindonews, Senin (22/4/2013).
Namun, dipertahankannya loyalis Anas dianggap sebagai bentuk pencitraan SBY. Mereka tidak dibuang, lanjutnya, agar SBY terkesan bersikap adil, mau memaafkan dan tidak bersifat arogan.
"Ini bisa dilakukan SBY demi pencitraan. Bahwa walaupun dinilai banyak pihak SBY mengambil-alih kontrol total terhadap partai seraya menyingkirkan Anas Urbaningrum, tetapi dia tetap bijak dengan mempercayakan jabatan-jabatan tertentu kepada loyalis Anas," tandasnya.
Selain itu, ia melihat, loyalis Anas yang ikut dalam kepengurusan hanya ingin mencari 'jalan aman'. Hal itu dilakukan agar tetap bisa mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Demokrat untuk 2014 mendatang," jelasnya.
Ditambahkannya, singkatnya adanya kepentingan yang menjadikan berbagai kubu pada saat tertentu memilih untuk 'berdamai' membuat perseteruan internal Partai Demokrat hilang sesaat.
"Sewaktu-waktu perpecahan itu bisa menyeruak dan SBY sudah mengantisipasi itu dengan menempatkan mereka dari 'kubu lawan' pada posisi-posisi wakil atau sekretaris bidang dalam kepengurusan," tutupnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Partai Demokrat telah merubah struktur organisasi mereka. Tak hanya itu, partai berlambang bintang mercy ini juga sudah menyerahkan bakal calon anggota legislatif (caleg) mereka untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Banyak kabar menyebutkan dalam kedua kegiatan itu, loyalis mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum digusur dari beberapa jabatan penting dan daerah pemilihan (dapil) yang menjadi lumbung suara.
Namun, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik membantah hal tersebut. Dirinya menekankan, tak ada aksi penggusuran jabatan atau dapil.
"Enggak ada itu gusur menggusur," katanya di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 21 April 2013.
Dia juga menegaskan, dalam Partai Demokrat tidak ada kubu-kubuan seperti yang ramai diberitakan. "Tidak ada kubu-kubuan, atau penggusuran kubu Anas. Kita semuanya satu, kalau teman yang kurang baik ya kita perbaiki," tegasnya.
Karenanya, Jero secara tegas tidak ada perilaku berbeda dalam menentukan kepengurusan baru maupun penentuan dapil di partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini. "Tidak ada gitu-gituan, semuanya satu," tuntasnya.
"Hal menarik lain dalam kepengurusan yang baru ini adalah tetap dipakainya orang-orang pro Anas dalam struktur. Walau mereka umumnya berada sebagai wakil, sekretaris, atau ketua Departemen, SBY mau menunjukkan kesan rekonsiliasi yang berhasil dia lakukan di internal partai," ujar Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) ketika dihubungi Sindonews, Senin (22/4/2013).
Namun, dipertahankannya loyalis Anas dianggap sebagai bentuk pencitraan SBY. Mereka tidak dibuang, lanjutnya, agar SBY terkesan bersikap adil, mau memaafkan dan tidak bersifat arogan.
"Ini bisa dilakukan SBY demi pencitraan. Bahwa walaupun dinilai banyak pihak SBY mengambil-alih kontrol total terhadap partai seraya menyingkirkan Anas Urbaningrum, tetapi dia tetap bijak dengan mempercayakan jabatan-jabatan tertentu kepada loyalis Anas," tandasnya.
Selain itu, ia melihat, loyalis Anas yang ikut dalam kepengurusan hanya ingin mencari 'jalan aman'. Hal itu dilakukan agar tetap bisa mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Demokrat untuk 2014 mendatang," jelasnya.
Ditambahkannya, singkatnya adanya kepentingan yang menjadikan berbagai kubu pada saat tertentu memilih untuk 'berdamai' membuat perseteruan internal Partai Demokrat hilang sesaat.
"Sewaktu-waktu perpecahan itu bisa menyeruak dan SBY sudah mengantisipasi itu dengan menempatkan mereka dari 'kubu lawan' pada posisi-posisi wakil atau sekretaris bidang dalam kepengurusan," tutupnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Partai Demokrat telah merubah struktur organisasi mereka. Tak hanya itu, partai berlambang bintang mercy ini juga sudah menyerahkan bakal calon anggota legislatif (caleg) mereka untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Banyak kabar menyebutkan dalam kedua kegiatan itu, loyalis mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum digusur dari beberapa jabatan penting dan daerah pemilihan (dapil) yang menjadi lumbung suara.
Namun, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik membantah hal tersebut. Dirinya menekankan, tak ada aksi penggusuran jabatan atau dapil.
"Enggak ada itu gusur menggusur," katanya di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 21 April 2013.
Dia juga menegaskan, dalam Partai Demokrat tidak ada kubu-kubuan seperti yang ramai diberitakan. "Tidak ada kubu-kubuan, atau penggusuran kubu Anas. Kita semuanya satu, kalau teman yang kurang baik ya kita perbaiki," tegasnya.
Karenanya, Jero secara tegas tidak ada perilaku berbeda dalam menentukan kepengurusan baru maupun penentuan dapil di partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini. "Tidak ada gitu-gituan, semuanya satu," tuntasnya.
(kri)