Alasan mengapa SBY bahas Yenny Wahid di Istana
A
A
A
Sindonews.com - Setelah Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga, Juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha pun ikut angkat bicara mengenai banyaknya kritik yang tertuju pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kritik itu mencuat lantaran jumpa pers yang digelar SBY di Istana Kepresidenan kemarin malam, membicarakan soal batalnya Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid bergabung ke Partai Demokrat. Julian Aldrin Pasha pun menjelaskan mengapa Presiden SBY membicarakan soal Yenny Wahid di Istana Kepresidenan.
"Mengapa dilakukan di Istana Kepresidenan, setelah kunjungan kerja dan berlangsung di Istana. Kepala Negara dan Kepala Pemerintah tidak subtansial, tidak merupakan suatu prinsip untuk dipertanyakan," ujar Julian di Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Dia menambahkan, bahwa mengenai SBY menggelar jumpa pers di Istana Kepresidenan untuk membicarakan masalah Yenny Wahid bukan suatu hal yang substansial.
"Penting untuk diketahui publik. Itu bukan menjadi hal pemberitaan. Minggu ini, Presiden terus berada di Istana Kepresidenan,"ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, kesimpangsiuran kabar mengenai Yenny Wahid tersebut menjadikan hal yang mendesak untuk SBY menjelaskan kepada publik melalui jumpa pers kemarin malam.
"Karena kondisi, pentingnya dan urgent-nya subtansi yang akan disampaikan, ketidakjelasan, maka merasa perlu memberikan pernyataan,"imbuhnya.
Julian pun menegaskan bahwa akibat kabar adanya tawar menawar antara SBY dengan Yenny soal posisi di Partai Demokrat, mengakibatkan munculnya interprestasi yang beragam di publik.
"Begini, yang perlu saya sampaikan, bahwa Presiden merasa perlu, terjadi kesimpangsiuran, publik mengikuti, terkait bu Yenny Wahid, menjadi bias, muncul interpretasi bermacam-macam di publik,"katanya.
Sehingga, ujar dia, SBY terpaksa mengklarifikasi kabar adanya tawar menawar posisi jabatan di Partai Demokrat itu di Istana Kepresidenan.
Kritik itu mencuat lantaran jumpa pers yang digelar SBY di Istana Kepresidenan kemarin malam, membicarakan soal batalnya Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid bergabung ke Partai Demokrat. Julian Aldrin Pasha pun menjelaskan mengapa Presiden SBY membicarakan soal Yenny Wahid di Istana Kepresidenan.
"Mengapa dilakukan di Istana Kepresidenan, setelah kunjungan kerja dan berlangsung di Istana. Kepala Negara dan Kepala Pemerintah tidak subtansial, tidak merupakan suatu prinsip untuk dipertanyakan," ujar Julian di Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Dia menambahkan, bahwa mengenai SBY menggelar jumpa pers di Istana Kepresidenan untuk membicarakan masalah Yenny Wahid bukan suatu hal yang substansial.
"Penting untuk diketahui publik. Itu bukan menjadi hal pemberitaan. Minggu ini, Presiden terus berada di Istana Kepresidenan,"ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, kesimpangsiuran kabar mengenai Yenny Wahid tersebut menjadikan hal yang mendesak untuk SBY menjelaskan kepada publik melalui jumpa pers kemarin malam.
"Karena kondisi, pentingnya dan urgent-nya subtansi yang akan disampaikan, ketidakjelasan, maka merasa perlu memberikan pernyataan,"imbuhnya.
Julian pun menegaskan bahwa akibat kabar adanya tawar menawar antara SBY dengan Yenny soal posisi di Partai Demokrat, mengakibatkan munculnya interprestasi yang beragam di publik.
"Begini, yang perlu saya sampaikan, bahwa Presiden merasa perlu, terjadi kesimpangsiuran, publik mengikuti, terkait bu Yenny Wahid, menjadi bias, muncul interpretasi bermacam-macam di publik,"katanya.
Sehingga, ujar dia, SBY terpaksa mengklarifikasi kabar adanya tawar menawar posisi jabatan di Partai Demokrat itu di Istana Kepresidenan.
(kri)