BKKBN: Usia 17-19 tahun terbanyak pelaku free sex
A
A
A
Sindonews.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan, banyak remaja di usia dini sudah melakukan perkawinan atau hubungan seksual di luar pernikahan.
Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKKBN Sudibyo Alimoeso. Menurutnya, hubungan seksual ini banyak dilakukan oleh wanita antara usia 19 tahun. Sedangkan untuk laki-laki, paling banyak yang melakukan berusia 17 tahun.
Menurutnya, untuk itu BKKBN akan meningkatkan pengawasan kepada remaja lewat program genre yang selama ini sudah berjalan. "Kita akan tingkatkan itu, dan lebih ke pelosok-pelosok desa," ucap Sudibyo dalam Rakornas dengan Polri di Jakarta, Rabu (17/4/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, intinya kita harus merubah pemikitan para remaja sekarang, kalau free sex itu bukanlah budaya bangsa Indonesia. Menurutnya, untuk menjelaskan hal ini, BKKBN membangun pusat konseling yang akan dikelola langsung oleh remaja usia mereka.
Menurutnya, program tersebut sengaja dijalankan oleh kalangan remaja, karena diprediksi mereka akan dapat terbuka salah satunya soal alat reproduksi. "Saat ini sudah terdapat 16.000 pusat konseling dan informasi yang terdapat di sekolah-sekolah dan universitas," pungkasnya.
Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKKBN Sudibyo Alimoeso. Menurutnya, hubungan seksual ini banyak dilakukan oleh wanita antara usia 19 tahun. Sedangkan untuk laki-laki, paling banyak yang melakukan berusia 17 tahun.
Menurutnya, untuk itu BKKBN akan meningkatkan pengawasan kepada remaja lewat program genre yang selama ini sudah berjalan. "Kita akan tingkatkan itu, dan lebih ke pelosok-pelosok desa," ucap Sudibyo dalam Rakornas dengan Polri di Jakarta, Rabu (17/4/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, intinya kita harus merubah pemikitan para remaja sekarang, kalau free sex itu bukanlah budaya bangsa Indonesia. Menurutnya, untuk menjelaskan hal ini, BKKBN membangun pusat konseling yang akan dikelola langsung oleh remaja usia mereka.
Menurutnya, program tersebut sengaja dijalankan oleh kalangan remaja, karena diprediksi mereka akan dapat terbuka salah satunya soal alat reproduksi. "Saat ini sudah terdapat 16.000 pusat konseling dan informasi yang terdapat di sekolah-sekolah dan universitas," pungkasnya.
(maf)