Kuasai Demokrat, SBY sebaiknya jadi ketum
A
A
A
Sindonews.com - Usulan Ketua DPP Partai Demokrat Gede Pasek Suardika agar kursi ketua umum (Ketum) kembali diisi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai sebagai sebuah sindiran.
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto mengatakan, wacana yang digulirkan Gede Pasek sekilas terkesan positif tapi secara tersirat merupakan kritik halus kepada SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Secara substansi menohok. Maksud saya, Gede Pasek sepertinya sedang melakukan sindirian bahwa jika pun mekanisme organisasi itu sekarang secara de facto maupun de jure dikendalikan SBY. Bukankah sebaiknya SBY menjadi Ketum Demokrat aja," ujarnya kepada Sindonews, Sabtu (23/3/2013).
Terlebih dalam situasi sekarang ini, lanjutnya, turbulensi Kongres Luar Biasa (KLB) yang sebentar lagi berlangsung di Bali hanya dramaturgi dan tak memberi ruang demokratisasi di internal Partai Demokrat.
"Bukankah sebaiknya SBY jadi ketum. Jadi komentar Gede Pasek itu harus diposisikan sebagai satire sebenarnya," tandasnya
Ia menduga, wacana ini sengaja digulirkan sebagai kritik atas dinamika internal Partai Demokrat yang sangat mungkin dianggap oleh beberapa pihak di internal partai berlambang mercy dianggap berpotensi tak demokratis.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Gede Pasek Suardika melihat kader Demokrat belum siap menjalankan demokrasi substansial sehingga perlu dipikirkan di internal partainya terkait demokrasi terpimpin.
"Saya mengusulkan ke depan dilakukan demokrasi terpimpin di Demokrat. Sehingga jelas otoritasnya dimana," ujar Pasek di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 18 Maret 2013.
Selain itu, Ketua Komisi III DPR ini menilai, Partai Demokrat saat ini perlu ada dekrit kembali ke AD/ART di kongres 2005. Pasalnya, struktur kepengurusan saat ini sangat gemuk sehingga menyulitkan gerak organisasi.
"AD/ART 2005 sudah berhasil menumbuhkan elektabilitas partai dengan cukup ramping dan bergerak cukup cepat," kata dia.
Kemudian, kata Pasek, saat ini yang pantas menjadi Ketua Umum Partai Demokrat adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, selain SBY tidak ada sosok yang bisa menyatukan faksi di internal Partai Demokrat.
"Hanya Pak SBY sebagai faktor perekat sementara 2015. Langsung saja dihandle oleh Pak SBY sebaga Ketum, kemudian demokrasinya terpimpin, AD/ART mengacu ke 2005," kata dia.
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto mengatakan, wacana yang digulirkan Gede Pasek sekilas terkesan positif tapi secara tersirat merupakan kritik halus kepada SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Secara substansi menohok. Maksud saya, Gede Pasek sepertinya sedang melakukan sindirian bahwa jika pun mekanisme organisasi itu sekarang secara de facto maupun de jure dikendalikan SBY. Bukankah sebaiknya SBY menjadi Ketum Demokrat aja," ujarnya kepada Sindonews, Sabtu (23/3/2013).
Terlebih dalam situasi sekarang ini, lanjutnya, turbulensi Kongres Luar Biasa (KLB) yang sebentar lagi berlangsung di Bali hanya dramaturgi dan tak memberi ruang demokratisasi di internal Partai Demokrat.
"Bukankah sebaiknya SBY jadi ketum. Jadi komentar Gede Pasek itu harus diposisikan sebagai satire sebenarnya," tandasnya
Ia menduga, wacana ini sengaja digulirkan sebagai kritik atas dinamika internal Partai Demokrat yang sangat mungkin dianggap oleh beberapa pihak di internal partai berlambang mercy dianggap berpotensi tak demokratis.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Gede Pasek Suardika melihat kader Demokrat belum siap menjalankan demokrasi substansial sehingga perlu dipikirkan di internal partainya terkait demokrasi terpimpin.
"Saya mengusulkan ke depan dilakukan demokrasi terpimpin di Demokrat. Sehingga jelas otoritasnya dimana," ujar Pasek di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 18 Maret 2013.
Selain itu, Ketua Komisi III DPR ini menilai, Partai Demokrat saat ini perlu ada dekrit kembali ke AD/ART di kongres 2005. Pasalnya, struktur kepengurusan saat ini sangat gemuk sehingga menyulitkan gerak organisasi.
"AD/ART 2005 sudah berhasil menumbuhkan elektabilitas partai dengan cukup ramping dan bergerak cukup cepat," kata dia.
Kemudian, kata Pasek, saat ini yang pantas menjadi Ketua Umum Partai Demokrat adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, selain SBY tidak ada sosok yang bisa menyatukan faksi di internal Partai Demokrat.
"Hanya Pak SBY sebagai faktor perekat sementara 2015. Langsung saja dihandle oleh Pak SBY sebaga Ketum, kemudian demokrasinya terpimpin, AD/ART mengacu ke 2005," kata dia.
(kri)