Abu Rusda: Mujahidin bukan teroris
A
A
A
Sindonews.com - Aksi perburuan Densus 88 Mabes Polri terhadap sejumlah orang yang diduga terkait aksi terorisme di Indonesia membuat Abu Rusdan alias Ustaz Thoriquddin prihatin. Sebab menurut pria yang disebut-sebut pernah menjadi pelaksana tugas harian Amir (pimpinan) Jemaah Islamiyah ini, para mujahid yang diburu polisi tersebut tidak menebar teror, namun hanya mempertahankan diri.
"Mereka ini diperangi. Jadi mempertahankan diri," kata Abu Rusdan usai pemakaman jenazah terduga teroris, Bayu Setianto, di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2013).
Menurut rekan seperguruan Osama bin Laden di Afganisthan ini, terorisme merupakan isu yang dihembuskan Amerika Serikat (AS). Maka itu, kata dia, jika menggunakan kacamata Amerika, maka aktivitas yang dilakukan para mujahid seperti Bayu Setianto yang terbunuh dalam penggerebekan Densus 88 di Kebumen beberapa waktu lalu, dikategorikan sebagai bagian dari terorisme.
Namun jika menggunakan sudut pandang Islam, kata Rusdan, maka aktivitas tersebut termasuk dari jihad yang sesuai dengan tuntunan agama.
"Jadi semua tergantung dari mana kita melihatnya. Pertanyaannya berani tidak pemerintah maupun aparat kepolisian merubah kacamata dan sudut pandangnya dalam memaknai jihad," jelas pria yang pernah dipenjara selama 3,5 tahun karena dituduh menyembunyikan pelaku bom Bali I, Ali Ghufron alias Mukhlas ini.
Ditanya tentang boleh tidaknya penggunaan senjata atau kekerasan dalam aksi jihad, menurut Abu Rusdan dalam jihad hal itu diperbolehkan. Sebab jihad sendiri berarti perang untuk mempertahankan diri. Saat ditanya lagi, siapa yang memerangi para mujahid seperti Bayu Setianto, ia tidak menjawab lebih detail.
"Yang pasti kita ini yang diperangi. Jadi bukan memerangi. Makanya mempertahankan diri dengan apa yang kita miliki," tandasnya.
"Mereka ini diperangi. Jadi mempertahankan diri," kata Abu Rusdan usai pemakaman jenazah terduga teroris, Bayu Setianto, di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2013).
Menurut rekan seperguruan Osama bin Laden di Afganisthan ini, terorisme merupakan isu yang dihembuskan Amerika Serikat (AS). Maka itu, kata dia, jika menggunakan kacamata Amerika, maka aktivitas yang dilakukan para mujahid seperti Bayu Setianto yang terbunuh dalam penggerebekan Densus 88 di Kebumen beberapa waktu lalu, dikategorikan sebagai bagian dari terorisme.
Namun jika menggunakan sudut pandang Islam, kata Rusdan, maka aktivitas tersebut termasuk dari jihad yang sesuai dengan tuntunan agama.
"Jadi semua tergantung dari mana kita melihatnya. Pertanyaannya berani tidak pemerintah maupun aparat kepolisian merubah kacamata dan sudut pandangnya dalam memaknai jihad," jelas pria yang pernah dipenjara selama 3,5 tahun karena dituduh menyembunyikan pelaku bom Bali I, Ali Ghufron alias Mukhlas ini.
Ditanya tentang boleh tidaknya penggunaan senjata atau kekerasan dalam aksi jihad, menurut Abu Rusdan dalam jihad hal itu diperbolehkan. Sebab jihad sendiri berarti perang untuk mempertahankan diri. Saat ditanya lagi, siapa yang memerangi para mujahid seperti Bayu Setianto, ia tidak menjawab lebih detail.
"Yang pasti kita ini yang diperangi. Jadi bukan memerangi. Makanya mempertahankan diri dengan apa yang kita miliki," tandasnya.
(mhd)