Masa depan bangsa bertumpu pada mutu pendidikan
A
A
A
Sindonews.com - Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jusuf Kalla mengajak semua anggota dan simpatisan HMI untuk kembali pada pendidikan. Ia menilai pendidikan sebagai syarat utama majunya suatu bangsa, termasuk majunya suatu organisasi.
"Bicara masa depan bangsa, mari kita bicara dahulu masa depan HMI. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana HMI memiliki masa depan yang baik dalam keadaan bangsa seperti saat ini. Karenanya, HMI harus kembali menjadi insan pendidikan. Untuk maju, kita harus kembali ke pendidikan dan membangun infrastruktur," ujar Kalla dalam diskusi HMI, Masyarakat dan masa Depan Bangsa di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (24/5/2013).
Meski mengimbau agar kembali pada pendidikan, mantan Wakil Presiden ini menuturkan, prinsip dasar pendidikan saat ini terkadang tidak dibicarakan. Karenanya ia mengharapkan agar tiap anggota HMI mampu menciptakan aktivis dan akademisi yang baik.
"Kemudian bisa menghasilkan profesionalisme yang bisa menghasilkan pejabat di berbagai sektor dan enterpeneure harus dihasilkan," ucap Ketua Palang Merah Merah Indonesia (PMI) ini.
Seperti diketahui, amburadulnya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) menyebabkan presentase kelulusan UN turun 0,02 persen. Pada 2013 kelulusan mencapai 99,48 persen, sedangkan 2012 99,50 persen.
Meski diwarnai penundaan namun Kemendikbud mengklaim peristiwa itu tidak berpengaruh dari sisi pemeriksaan hasil UN dan juga tingkat kelulusan. Bahkan di Bali yang juga mengalami penundaan menyumbang lima siswa dengan nilai UN tertinggi sensional.
"Bicara masa depan bangsa, mari kita bicara dahulu masa depan HMI. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana HMI memiliki masa depan yang baik dalam keadaan bangsa seperti saat ini. Karenanya, HMI harus kembali menjadi insan pendidikan. Untuk maju, kita harus kembali ke pendidikan dan membangun infrastruktur," ujar Kalla dalam diskusi HMI, Masyarakat dan masa Depan Bangsa di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (24/5/2013).
Meski mengimbau agar kembali pada pendidikan, mantan Wakil Presiden ini menuturkan, prinsip dasar pendidikan saat ini terkadang tidak dibicarakan. Karenanya ia mengharapkan agar tiap anggota HMI mampu menciptakan aktivis dan akademisi yang baik.
"Kemudian bisa menghasilkan profesionalisme yang bisa menghasilkan pejabat di berbagai sektor dan enterpeneure harus dihasilkan," ucap Ketua Palang Merah Merah Indonesia (PMI) ini.
Seperti diketahui, amburadulnya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) menyebabkan presentase kelulusan UN turun 0,02 persen. Pada 2013 kelulusan mencapai 99,48 persen, sedangkan 2012 99,50 persen.
Meski diwarnai penundaan namun Kemendikbud mengklaim peristiwa itu tidak berpengaruh dari sisi pemeriksaan hasil UN dan juga tingkat kelulusan. Bahkan di Bali yang juga mengalami penundaan menyumbang lima siswa dengan nilai UN tertinggi sensional.
(maf)