Ruangan Setya Novanto & Kahar Muzakir digeledah KPK
A
A
A
Sindonews.com - Ruang kerja Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto dan Kahar Muzakir di DPR RI hari ini digeledah petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penggeledahan tersebut dalam upaya mencari bukti-bukti untuk mendalami dugaan suap pembahasan revisi Perda PON Riau yang menyeret Gubernur Riau Rusli Zainal sebagai tersangka.
“Penyidik hari ini sedang melakukan pengeledahan di ruang kerja Setya Novanto dan juga Kahar Muzakhir di Gedung DPR RI,“ ungkap juru bicara KPK Johan Budi saat dikonfirmasi, Selasa (19/3/2013).
Selain mengeledah ruangan Setya Novanto yang juga Bendahara Umum Partai Golkar itu dan Kahar Muzakir, KPK juga menggeledah rumah pribadi tersangka Rusli Zainal.
“Penyidik juga menggeledah rumah pribadi Rusli Zainal yang ada di Jakarta,“ imbuhnya.
Sebelumnya Wakil Ketua KPK Busyro Muqodas sudah menginformasikan soal rencana penggeledahan ruang kerja anggota DPR tersebut.
Menurutnya, kemungkinan akan ada anggota dewan yang menjadi tersangka menyusul penetapan tersangka terhadap Gubernur Riau.
“Ini semua masih berkembang. Tidak menutup kemungkinan bertambah,“ ujar Busyro saat ditemui usai mengikuti acara diskusi bertajuk “Peran Media Dalam Pemberantasan Korupsi“ di kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu 6 Maret 2013.
Menurut Busyro, kebenaran materil tidak berhenti pada satu titik. "Kalau besok ada perkembangan ya bisa bertambah. Itulah spesifik yang di KPK seperti itu. Kami tidak membatasi pada seseorang saja. Kalau ada orang lain terbukti kita gali terus,“ tandasnya.
Soal dugaan keterlibatan ketua dan anggota Fraksi Golkar, Setya Novanto dan Kahar Muzakir memang pernah diungkap oleh saksi sekaligus terdakwa dalam sidang PON, yakni Lukman Abbas.
Dia mengaku pernah menyerahkan uang kepada ajudan Kahar Muzakir untuk memuluskan usulan penambahan anggaran PON ke pusat senilai Rp290 miliar.
Uang itu diserahkan beberapa tahap dengan jumlah mencapai USD1 juta. Penyerahan uang itu dilakukan setelah Gubernur Riau Rusli Zainal mengadakan pertemuan dengan Kahar Muzakir dan Setya Novanto di DPR RI.
Namun saat diperiksa sebagai saksi, baik Kahar maupun Setya Novanto membantahnya.
“Penyidik hari ini sedang melakukan pengeledahan di ruang kerja Setya Novanto dan juga Kahar Muzakhir di Gedung DPR RI,“ ungkap juru bicara KPK Johan Budi saat dikonfirmasi, Selasa (19/3/2013).
Selain mengeledah ruangan Setya Novanto yang juga Bendahara Umum Partai Golkar itu dan Kahar Muzakir, KPK juga menggeledah rumah pribadi tersangka Rusli Zainal.
“Penyidik juga menggeledah rumah pribadi Rusli Zainal yang ada di Jakarta,“ imbuhnya.
Sebelumnya Wakil Ketua KPK Busyro Muqodas sudah menginformasikan soal rencana penggeledahan ruang kerja anggota DPR tersebut.
Menurutnya, kemungkinan akan ada anggota dewan yang menjadi tersangka menyusul penetapan tersangka terhadap Gubernur Riau.
“Ini semua masih berkembang. Tidak menutup kemungkinan bertambah,“ ujar Busyro saat ditemui usai mengikuti acara diskusi bertajuk “Peran Media Dalam Pemberantasan Korupsi“ di kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu 6 Maret 2013.
Menurut Busyro, kebenaran materil tidak berhenti pada satu titik. "Kalau besok ada perkembangan ya bisa bertambah. Itulah spesifik yang di KPK seperti itu. Kami tidak membatasi pada seseorang saja. Kalau ada orang lain terbukti kita gali terus,“ tandasnya.
Soal dugaan keterlibatan ketua dan anggota Fraksi Golkar, Setya Novanto dan Kahar Muzakir memang pernah diungkap oleh saksi sekaligus terdakwa dalam sidang PON, yakni Lukman Abbas.
Dia mengaku pernah menyerahkan uang kepada ajudan Kahar Muzakir untuk memuluskan usulan penambahan anggaran PON ke pusat senilai Rp290 miliar.
Uang itu diserahkan beberapa tahap dengan jumlah mencapai USD1 juta. Penyerahan uang itu dilakukan setelah Gubernur Riau Rusli Zainal mengadakan pertemuan dengan Kahar Muzakir dan Setya Novanto di DPR RI.
Namun saat diperiksa sebagai saksi, baik Kahar maupun Setya Novanto membantahnya.
(lns)