Anas dapat pesan dan doa dari Hasyim Muzadi
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyambangi kediaman mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi untuk meminta doa.
"Datang silaturahmi saja, Pak Hasyim kan sesepuh, banyak doanya," kata Anas usai pertemuan secara tertutup itu di rumah Hasyim, Jalan H Amat, Kukusan, Beji, Depok, Selasa (5/3/2013).
Kendati demikian, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) enggan membeberkan hasil pertemuan dengan Hasyim tersebut.
"Obrolannya penting-penting. Intinya penting. Banyak pesannya Pak Hasyim, intinya baik-baik, pesan nasihat moral," tuturnya.
Anas yang sudah berhenti dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ogah menanggapi isu yang sedang terjadi di internal partai itu. "KLB (kongres luar biasa) itu bagian Pak SBY, kalau saya kan sudah berhenti. Saya enggak tahu tuh," katanya.
Sebelumnya, Anas mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, ini tidak lepas dari penetapan status tersangka dirinya oleh KPK dalam dugaan kasus proyek pembangunan sport center di Bukit Hambalang, Bogor.
"Karena saya sudah punya status hukum sebagai tersangka, meskipun saya yakin posisi saya sebagai tersangka lebih karena faktor non hukum yang saya yakini, tetapi saya punya standar etik pribadi," kata Anas dalam konferensi persnya di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat No. 7, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2013).
"Standar etik pribadi saya, kalau saya punya status hukum sebagai tersangka, maka saya akan berhenti sebagai ketua umum Partai Demokrat. Ini bukan soal jabatan dan posisi ini soal standar etik, standar etik pribadi saya alhamdulillah cocok dengan pakta integritas yang diterapkan di Partai Demokrat."
"Saya sendiri sudah tandatanganin pakta integritas. Dengan atau tanpa pakta integritas, standar etik saya merasakan hal yang sama saya berhenti sebagai ketua umum Partai Demokrat," kata Anas.
"Datang silaturahmi saja, Pak Hasyim kan sesepuh, banyak doanya," kata Anas usai pertemuan secara tertutup itu di rumah Hasyim, Jalan H Amat, Kukusan, Beji, Depok, Selasa (5/3/2013).
Kendati demikian, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) enggan membeberkan hasil pertemuan dengan Hasyim tersebut.
"Obrolannya penting-penting. Intinya penting. Banyak pesannya Pak Hasyim, intinya baik-baik, pesan nasihat moral," tuturnya.
Anas yang sudah berhenti dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ogah menanggapi isu yang sedang terjadi di internal partai itu. "KLB (kongres luar biasa) itu bagian Pak SBY, kalau saya kan sudah berhenti. Saya enggak tahu tuh," katanya.
Sebelumnya, Anas mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, ini tidak lepas dari penetapan status tersangka dirinya oleh KPK dalam dugaan kasus proyek pembangunan sport center di Bukit Hambalang, Bogor.
"Karena saya sudah punya status hukum sebagai tersangka, meskipun saya yakin posisi saya sebagai tersangka lebih karena faktor non hukum yang saya yakini, tetapi saya punya standar etik pribadi," kata Anas dalam konferensi persnya di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat No. 7, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2013).
"Standar etik pribadi saya, kalau saya punya status hukum sebagai tersangka, maka saya akan berhenti sebagai ketua umum Partai Demokrat. Ini bukan soal jabatan dan posisi ini soal standar etik, standar etik pribadi saya alhamdulillah cocok dengan pakta integritas yang diterapkan di Partai Demokrat."
"Saya sendiri sudah tandatanganin pakta integritas. Dengan atau tanpa pakta integritas, standar etik saya merasakan hal yang sama saya berhenti sebagai ketua umum Partai Demokrat," kata Anas.
(mhd)