Ibas jadi Ketum Demokrat, SBY yang paling dirugikan

Jum'at, 15 Februari 2013 - 07:45 WIB
Ibas jadi Ketum Demokrat,...
Ibas jadi Ketum Demokrat, SBY yang paling dirugikan
A A A
Sindonews.com - Belum usai kisruh yang melanda Partai Demokrat (PD), secara mengejutkan Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas memutuskan mundur dari DPR. Apakah kemunduran Ibas sengaja disiapkan untuk mengisi posisi Ketua Umum PD menggantikan Anas Urbaningrum?

Spekulasi ini semakin menguat di internal PD lantaran mundurnya Ibas hanya beberapa hari sebelum Rapimnas PD digelar. Sebab, bukan tidak mungkin pada rapimnas nanti seluruh Ketua DPD dan DPC PD 'dipaksa' tunduk pada arahan Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk melengserkan Anas.

"Isunya Ibas mundur dari DPR dalam rangka mempersiapkan diri untuk menjadi plt ketua umum Demokrat. Kalau Ibas dijadikan plt, maka perlawanan terbuka akan semakin meluas," ujar Pengamat Politik Nasional Profesor Azyumardi Azra ketika dihubungi Sindonews, Jumat (15/2/2013).

Ia melanjutkan, jika Majelis Tinggi mengambil langkah-langkah drastis dengan mendorong kongres luar biasa (KLB) perlawanan dari kubu Anas dipastikan meledak. Menurutnya, jika terjadi perlawanan terbuka maka yang paling diuntungkan adalah Anas.

"Saya kira yang paling rugi SBY. Sebagai pendiri dan sebagai orang yang membesarkan Demokrat sekaligus Presiden itu akan menjadi semacam tamparan ke muka SBY. Yang paling rugi SBY, kalau dia terus menerus terbawa arus pergolakan di Demokrat maka kritik-kritik publik akan semakin keras," ujarnya.

Azyumardi menambahkan, pasca Partai Demokrat diambil alih dengan cara halus dari Anas dan sanksi pemecatan bagi kader yang tidak mengikuti titah Majelis Tinggi tidak membuat nyali barisan pendukung menciut.

"Sebab, setelah ada pernyataan SBY beberapa DPD dan DPC bersuara sangat keras bahwa langkah Majelis Tinggi tidak sesuai dengan AD/ART partai. Jadi saya kira di arus bawah ada ketidaksukaan terhadap langkah-langkah yang diambil majelis tinggi. Saya kira mereka tidak takut dengan ancaman itu, hanya saja mencoba menahan diri," jelasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0673 seconds (0.1#10.140)