SBY kendalikan Demokrat karena punya target di Pemilu 2014
A
A
A
Sindonews.com - Pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menegaskan kepada seluruh kader Demokrat untuk melupakan Pemilu 2014.
Kemudian meminta seluruh kader Demokrat untuk lebih fokus kepada penataan, penertiban, dan pembersihan partai, dinilai bukan sikap yang tepat untuk dilakukan seorang presiden.
"Penataan dan bersih-bersih adalah statement politik yang dapat dibaca terbalik," ujar pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto kepada Sindonews melalui pesan singkatnya, Sabtu (9/2/2013).
Toto menganggap pernyataan SBY menunjukkan dia sedang mengejar target Pemilu 2014 atau mencari kembali simpati publik.
"Justru SBY memaksudkan statemennya untuk mengejar target Pemilu 2014. Dengan munculnya opini, bahwa Demokrat telah bersih dari korupsi, itu agar Demokat didukung kembali oleh para pemilih," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, semakin menurunnya elektabilitas Partai Demokrat memaksa Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat SBY turun tangan untuk mengatasi masalah tersebut.
Hal itu berimbas pada kisruh internal yang semakin memanas akhir-akhir ini, SBY mengeluarkan delapan poin yang menjadi agenda prioritas yang akan dilakukan untuk menyelamatkan Partai Demokrat dari keterpurukan.
SBY menegaskan, kepada seluruh kader Demokrat untuk melupakan Pemilu 2014. Menurutnya, seluruh kader Demokrat harus lebih berfokus kepada penataan, penertiban dan pembersihan partai.
"Prinsip saya lupakan dulu Pemilu 2014. Saya ulangi, lupakan dulu Pemilu 2014. Partai Demokrat akan lebih memfokuskan pikiran, waktu dan tenaganya untuk menata, membersihkan dan mengkonsolidasikan untuk menemukan jati diri partai," kata SBY dalam konferensi pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat 8 Februari 2013, malam.
Dia pun berharap, Partai Demokrat segera kembali menemukan jati dirinya seperti dahulu saat partai berlambang mercy itu digagas dan didirikannya.
"Partai Demokrat yakin, saatnya nanti rakyat lebih menyukai partai politik yang kadernya menjaga amanat dan integritasnya. Kami bikin baik terlebih dahulu, baru setelah itu kami lakukan yang bisa kami lakukan untuk rakyat Indonesia," paparnya.
Kemudian meminta seluruh kader Demokrat untuk lebih fokus kepada penataan, penertiban, dan pembersihan partai, dinilai bukan sikap yang tepat untuk dilakukan seorang presiden.
"Penataan dan bersih-bersih adalah statement politik yang dapat dibaca terbalik," ujar pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto kepada Sindonews melalui pesan singkatnya, Sabtu (9/2/2013).
Toto menganggap pernyataan SBY menunjukkan dia sedang mengejar target Pemilu 2014 atau mencari kembali simpati publik.
"Justru SBY memaksudkan statemennya untuk mengejar target Pemilu 2014. Dengan munculnya opini, bahwa Demokrat telah bersih dari korupsi, itu agar Demokat didukung kembali oleh para pemilih," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, semakin menurunnya elektabilitas Partai Demokrat memaksa Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat SBY turun tangan untuk mengatasi masalah tersebut.
Hal itu berimbas pada kisruh internal yang semakin memanas akhir-akhir ini, SBY mengeluarkan delapan poin yang menjadi agenda prioritas yang akan dilakukan untuk menyelamatkan Partai Demokrat dari keterpurukan.
SBY menegaskan, kepada seluruh kader Demokrat untuk melupakan Pemilu 2014. Menurutnya, seluruh kader Demokrat harus lebih berfokus kepada penataan, penertiban dan pembersihan partai.
"Prinsip saya lupakan dulu Pemilu 2014. Saya ulangi, lupakan dulu Pemilu 2014. Partai Demokrat akan lebih memfokuskan pikiran, waktu dan tenaganya untuk menata, membersihkan dan mengkonsolidasikan untuk menemukan jati diri partai," kata SBY dalam konferensi pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat 8 Februari 2013, malam.
Dia pun berharap, Partai Demokrat segera kembali menemukan jati dirinya seperti dahulu saat partai berlambang mercy itu digagas dan didirikannya.
"Partai Demokrat yakin, saatnya nanti rakyat lebih menyukai partai politik yang kadernya menjaga amanat dan integritasnya. Kami bikin baik terlebih dahulu, baru setelah itu kami lakukan yang bisa kami lakukan untuk rakyat Indonesia," paparnya.
(maf)