Demokrat tidak akan mampu seperti PKS
Rabu, 06 Februari 2013 - 06:05 WIB

Demokrat tidak akan mampu seperti PKS
A
A
A
Sindonews.com - Fenomena yang menimpa Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dinilai tidak akan mampu diatasi oleh Partai Demokrat, jika hal ini terjadi pada partai binaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Peneliti dari Maarif Institute, Fajar Rizal Ul Haq menjelaskan, karena di internal Demokrat begitu banyak kepentingan dan permasalahan. Sehingga, tidak menjamin partai berlambang bintang mercy ini mampu mengatasi masalahnya.
"Antara Demokrat dengan PKS itu berbeda. Ada konteks politik yang berbeda, karena di politik internal Demokrat terjadi sangat kompleks," katanya saat dihubungi Sindonews, Selasa (5/02/2013).
Dia menjelaskan hal tersebut, jika saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjadi tersangka dan kemudian ditangkap dalam kasus Hambalang.
"Karena itu tidak bisa dibandingkan dengan kondisi internal PKS pasca ditinggalkan Luthfi Hasan Ishaaq dari PKS, yang bisa dengan cepat mengkondisikan partai. Tapi kalau Demokrat akan terguncang," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, KPK berjanji segera menjelaskan secara terang benderang mengenai dugaan keterlibatan Anas dalam dugaan korupsi Hambalang.
“Kendati KPK dihadang keterbatasan sumber daya, kami percaya KPK dapat segera menyelesaikan kasus yang ditangani termasuk segera menyelesaikan kasus Anas,“ kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto saat dihubungi wartawan.
Bambang mengakui, dorongan masyarakat, dan juga Presiden SBY secara tidak langsung menjadi sebuah tekanan bagi KPK.
“KPK punya tanggung jawab yang besar untuk selesaikan kasus-kasus yang ditanganinya, apalagi kasus yang dapat perhatian publik ternasuk kasus Anas. KPK harus menjalankan kewenangannya secara obyektif, profesional dan berintegritas,“ jelasnya.
Ditambahkan Bambang, pihaknya pasti akan mengumumkan status dari Anas dengan sesegera mungkin. “Jika suatu kasus sudah mempunyai dua alat bukti yang cukup maka KPK akan segera mengumumkan tersangkanya,“ tandasnya.
Peneliti dari Maarif Institute, Fajar Rizal Ul Haq menjelaskan, karena di internal Demokrat begitu banyak kepentingan dan permasalahan. Sehingga, tidak menjamin partai berlambang bintang mercy ini mampu mengatasi masalahnya.
"Antara Demokrat dengan PKS itu berbeda. Ada konteks politik yang berbeda, karena di politik internal Demokrat terjadi sangat kompleks," katanya saat dihubungi Sindonews, Selasa (5/02/2013).
Dia menjelaskan hal tersebut, jika saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjadi tersangka dan kemudian ditangkap dalam kasus Hambalang.
"Karena itu tidak bisa dibandingkan dengan kondisi internal PKS pasca ditinggalkan Luthfi Hasan Ishaaq dari PKS, yang bisa dengan cepat mengkondisikan partai. Tapi kalau Demokrat akan terguncang," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, KPK berjanji segera menjelaskan secara terang benderang mengenai dugaan keterlibatan Anas dalam dugaan korupsi Hambalang.
“Kendati KPK dihadang keterbatasan sumber daya, kami percaya KPK dapat segera menyelesaikan kasus yang ditangani termasuk segera menyelesaikan kasus Anas,“ kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto saat dihubungi wartawan.
Bambang mengakui, dorongan masyarakat, dan juga Presiden SBY secara tidak langsung menjadi sebuah tekanan bagi KPK.
“KPK punya tanggung jawab yang besar untuk selesaikan kasus-kasus yang ditanganinya, apalagi kasus yang dapat perhatian publik ternasuk kasus Anas. KPK harus menjalankan kewenangannya secara obyektif, profesional dan berintegritas,“ jelasnya.
Ditambahkan Bambang, pihaknya pasti akan mengumumkan status dari Anas dengan sesegera mungkin. “Jika suatu kasus sudah mempunyai dua alat bukti yang cukup maka KPK akan segera mengumumkan tersangkanya,“ tandasnya.
(maf)