Marzuki: Kita hargai mungkin Jero gerah
A
A
A
Sindonews.com- Sekretaris Majelis Tinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Jero Wacik, mengungkapkan bahwa merosotnya elektabilitas Demokrat tidak lepas dari gonjang-ganjing seputar masalah korupsi yang menimpa kadernya. Termasuk sejumlah kasus yang dikaitkan dengan nama Ketua Umum Anas Urbaningrum.
Mengomentari apa yang disampaikan Jero tersebut, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie menilai, bahwa hal itu hanyalah statment pribadi yang jengah dengan keterkaitan Anas dalam kasus korupsi.
"Kita hargai pernyataan pribadi, mungkin gerah karena ketua umum terus dikaitkan. Itu sah-sah saja, tetapi sebaiknya kita duduk bersama, bagaimana Demokrat yang lebih baik ke depan," jelas Marzuki kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2013).
Lebih lanjut, menurutnya, yang membuat Jero geram ialah karena pemberitaan yang terus menyudutkan Anas bersalah meski belum ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Karena itu, kata Marzuki, Demokrat pun tidak bisa secepatnya melakukan pergantian posisi Anas karena belum ditetapkan bersalah oleh lembaga superbody tersebut.
"Masalahnya publikasi yang terus menuduh mereka bersalah meskipun belum dinyatakan KPK, kita tidak bisa lansung mengganti. Harusnya ada duduk bersama," imbuhnya.
Marzuki pun menekankan, jika memang nantinya KPK menetapkan Anas bersalah, maka partainya tidak akan melakukan intervensi kepada lembaga itu, dan menyerahkan seluruh pada proses hukum yang berlaku.
"Kalau jelas-jelas terlibat kita konsisten, kita tidak intervensi KPK. Kita minta KPK untuk menindaklanjuti," pungkasnya.
Mengomentari apa yang disampaikan Jero tersebut, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie menilai, bahwa hal itu hanyalah statment pribadi yang jengah dengan keterkaitan Anas dalam kasus korupsi.
"Kita hargai pernyataan pribadi, mungkin gerah karena ketua umum terus dikaitkan. Itu sah-sah saja, tetapi sebaiknya kita duduk bersama, bagaimana Demokrat yang lebih baik ke depan," jelas Marzuki kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2013).
Lebih lanjut, menurutnya, yang membuat Jero geram ialah karena pemberitaan yang terus menyudutkan Anas bersalah meski belum ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Karena itu, kata Marzuki, Demokrat pun tidak bisa secepatnya melakukan pergantian posisi Anas karena belum ditetapkan bersalah oleh lembaga superbody tersebut.
"Masalahnya publikasi yang terus menuduh mereka bersalah meskipun belum dinyatakan KPK, kita tidak bisa lansung mengganti. Harusnya ada duduk bersama," imbuhnya.
Marzuki pun menekankan, jika memang nantinya KPK menetapkan Anas bersalah, maka partainya tidak akan melakukan intervensi kepada lembaga itu, dan menyerahkan seluruh pada proses hukum yang berlaku.
"Kalau jelas-jelas terlibat kita konsisten, kita tidak intervensi KPK. Kita minta KPK untuk menindaklanjuti," pungkasnya.
(kri)