Metode tematik integratif butuh proses lama

Selasa, 29 Januari 2013 - 17:42 WIB
Metode tematik integratif...
Metode tematik integratif butuh proses lama
A A A
Sindonews.com - Rencana pemerintah yang akan menerapkan metode tematik integrative di kurikulum baru semestinya harus melalui proses yang lama untuk mematangkan metode itu.

Kepala Sekolah Dasar (SD) Nasional Plus Bogor Raya Fransiska Susilawati mengatakan, sekolahnya sudah melaksanakan metode pembelajaran tematik integrative sejak 2005. Untuk melaksanakan metode tersebut, pihaknya melakukan persiapan lebih dari satu tahun. Meski sudah berlalu tujuh tahun namun dia menyatakan implementasi ini masih jauh dari sempurna.

Dia menambahkan, hal terberat yang harus dipersiapkan adalah mengubah paradigma mengajar para tenaga pendidik. Dengan tematik integratif, guru harus dapat merangsang siswa untuk membangun pola pikir dengan proses monitoring dan pelatihan guru yang terus berjalan.

Oleh karena itu, dia sendiri tidak merasa yakin pemerintah dapat mempersiapkan guru untuk mengajar tematik integratif, hanya dengan memberikan pelatihan selama 52 jam.

"Penerapan metode pembelajaran berbasis tematik integratif membutuhkan persiapan yang benar-benar matang dimana sekolah dan para guru yang menjadi ujung tombak harus bersinergi dengan orang tua dan siswanya," katanya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Panitia Kerja Kurikulum Komisi X DPR di Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2013).

Meski demikian, pihaknya mendukung upaya pemerintah untuk merubah metode pembelajaran secara nasional. Namun, pemerintah tidak boleh terlalu gegabah, karena semua akan berhasil jika semua komponen telah siap.

Dia menyatakan, pemerintah tidak perlu segan-segan untuk meminta masukan dari sekolah yang sudah mengimplementasikan metode pembelajaran seperti itu sehingga semakin memperkaya dan memperkuat rencana perubahan kurikulum 2013.

Sebelumnya, Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, kurikulum 2013 ini bukan merupakan hal yang baru di dunia pendidikan karena sudah banyak sekolah swasta yang berhasil menerapkannya.

Oleh karena itu, perdebatan megenai substansi dan implementasi kurikulum baru pun seharusnya terbantahkan karena pemerintah hanya mengikuti pola yang sudah berjalan lama.
(mhd)
Berita Terkait
Tingkatkan Kualitas...
Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Pemkab Langkat Hadirkan Smartboard untuk Siswa
Pendidikan Mahal, Orang...
Pendidikan Mahal, Orang Miskin Dilarang Sekolah
Meningkatkan Literasi...
Meningkatkan Literasi di Dunia Pendidikan
Tingkatkan Mutu Perguruan...
Tingkatkan Mutu Perguruan Tinggi, DPD Perkindo DKI Jakarta Gandeng 3 Universitas
Rayakan Hari Anak Nasional...
Rayakan Hari Anak Nasional 2023, Bank Hana Salurkan Donasi Dana Pendidikan dan Distribusikan Gawai
Program Pendidikan Islam...
Program Pendidikan Islam Kemenag Papua, Yan Permenas Mandenas Tekankan Pentingnya Pendidikan Keagamaan
Berita Terkini
Prabowo: Kekayaan Indonesia...
Prabowo: Kekayaan Indonesia Masih Banyak yang Bocor dan Tak Sampai ke Rakyat
3 menit yang lalu
Ibas Soroti Isu AI dan...
Ibas Soroti Isu AI dan Perubahan Iklim di Universiti Malaya
9 menit yang lalu
Bahas Geopolitik dan...
Bahas Geopolitik dan Geoekonomi di Universiti Malaya, Ibas: Kita Bersatu, Berjuang Dalam Nilai-nilai ASEAN
26 menit yang lalu
Usai Dampingi Prabowo,...
Usai Dampingi Prabowo, Letkol Teddy Diserbu Emak-emak Ngajak Foto Bareng
41 menit yang lalu
Gaji Hakim Bakal Dinaikkan,...
Gaji Hakim Bakal Dinaikkan, Prabowo: Agar Tidak Bisa Disogok
1 jam yang lalu
Prabowo: Masa Damai...
Prabowo: Masa Damai Bukan Sesuatu yang Jatuh dari Langit
1 jam yang lalu
Infografis
Indonesia Butuh Rp47.587,3...
Indonesia Butuh Rp47.587,3 Triliun untuk Pertumbuhan Ekonomi 8%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved