Kemenakertrans tetapkan Tutul desa produktif
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menetapkan Desa Tutul di Kecamatan Balung sebagai Desa Produktif. Pemerintah menetapkan desa tersebut karena minimnya angka penggauran di desa tersebut.
Ditambah lagi, desa tersebut mampu menyedot tenaga kerja dengan 1.057 home industri. Bahkan penghasilan warganya cukup tinggi, yaitu Rp5,6 juta per bulan.
"Desa Tutul merupakan sebagai desa paling produktif tingkat nasional. Penetapan desa produktif adalah awalan agar semua program pembangunan akan diarahkan ke desa," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar di Desa Tutuk, Sabtu (19/1/2013).
Dengan berkembangnya kawasan pedesaan, diharapkan dapat diiringi pertumbuhan investasi barang dan jasa. sehingga membuat kawasan pedesaan menjadi produktif dan para pencari kerja tidak lagi tergantung lagi pada kota lagi.
Desa Tutul sendiri merupakan desa yang sudah lama dikenal dengan produktifitasnya dalam membuat kerajinan manik-manik. Pasar kerajinan tangan ini bahkan sudah bisa memiliki jaringan mulai dari Arab Saudi hingga negeri Eropa dan Amerika.
Dalam kesempatan itu, Muhaimin yang juga Ketua Umum PKB ini mencanangkan pengembangan sebanyak 132 desa produktif yang tersebar di 33 provinsi se-Indonesia. Desa Tutul Menurut data Kemenakertrans sejak tahun 2011 sudah ada 150 desa produktif yang telah dikembangkan. Dari program ini, kata Muhaimin penduduk di sekitar Desa Tutul tidak ada yang menganggur dan pendapatan penduduk meningkat.
"Jumlah penduduk itu 9.989 orang dan tanpa pengangguran. Rata-rata penghasilan masyarakat Desa Tutul sebesar Rp5,4 juta per orang per bulan (pada tahun 2011), pada tahun 2012 menjadi Rp5,6 juta," katanya.
Sementara Kepala Desa Tutul Juanah mengatakan, di desa ini terdapat ada 1.057 home industri kerajinan usaha kecil antara lain berbahan kayu juga tulang, seperti tasbih, gelang, peralatan dapur, ikat pinggang juga aneka aksesoris lain.
"Kami bersyukur dapat penghargaan ini, namun kami mohon agar setelah mendapat ini tidak ditinggal begitu saja. Kami masih perlu pendampingan dan pengembangan," kata Juanah.
Hal yang hampir sama juga disampaikan Bupati MZA Djalal. "Kita berharap pembangunan tidah hanya di kota saja, tidak hanya di Jakarta. Tapi pembangunan juga dilakukan di nusantara, khususnya Jember," kata Djalal.
Dalam acara pencanangan Desa produktif itu, sejumlah kota lain seperti Kabupaten Situbondo maupun Kota Batu juga mendapatkan penghargaan serupa untuk peningkatan desa serta peningkatan Balai Latihan Kerja.
Ditambah lagi, desa tersebut mampu menyedot tenaga kerja dengan 1.057 home industri. Bahkan penghasilan warganya cukup tinggi, yaitu Rp5,6 juta per bulan.
"Desa Tutul merupakan sebagai desa paling produktif tingkat nasional. Penetapan desa produktif adalah awalan agar semua program pembangunan akan diarahkan ke desa," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar di Desa Tutuk, Sabtu (19/1/2013).
Dengan berkembangnya kawasan pedesaan, diharapkan dapat diiringi pertumbuhan investasi barang dan jasa. sehingga membuat kawasan pedesaan menjadi produktif dan para pencari kerja tidak lagi tergantung lagi pada kota lagi.
Desa Tutul sendiri merupakan desa yang sudah lama dikenal dengan produktifitasnya dalam membuat kerajinan manik-manik. Pasar kerajinan tangan ini bahkan sudah bisa memiliki jaringan mulai dari Arab Saudi hingga negeri Eropa dan Amerika.
Dalam kesempatan itu, Muhaimin yang juga Ketua Umum PKB ini mencanangkan pengembangan sebanyak 132 desa produktif yang tersebar di 33 provinsi se-Indonesia. Desa Tutul Menurut data Kemenakertrans sejak tahun 2011 sudah ada 150 desa produktif yang telah dikembangkan. Dari program ini, kata Muhaimin penduduk di sekitar Desa Tutul tidak ada yang menganggur dan pendapatan penduduk meningkat.
"Jumlah penduduk itu 9.989 orang dan tanpa pengangguran. Rata-rata penghasilan masyarakat Desa Tutul sebesar Rp5,4 juta per orang per bulan (pada tahun 2011), pada tahun 2012 menjadi Rp5,6 juta," katanya.
Sementara Kepala Desa Tutul Juanah mengatakan, di desa ini terdapat ada 1.057 home industri kerajinan usaha kecil antara lain berbahan kayu juga tulang, seperti tasbih, gelang, peralatan dapur, ikat pinggang juga aneka aksesoris lain.
"Kami bersyukur dapat penghargaan ini, namun kami mohon agar setelah mendapat ini tidak ditinggal begitu saja. Kami masih perlu pendampingan dan pengembangan," kata Juanah.
Hal yang hampir sama juga disampaikan Bupati MZA Djalal. "Kita berharap pembangunan tidah hanya di kota saja, tidak hanya di Jakarta. Tapi pembangunan juga dilakukan di nusantara, khususnya Jember," kata Djalal.
Dalam acara pencanangan Desa produktif itu, sejumlah kota lain seperti Kabupaten Situbondo maupun Kota Batu juga mendapatkan penghargaan serupa untuk peningkatan desa serta peningkatan Balai Latihan Kerja.
(ysw)