Salah sebut hewan, Daming pernah tidak lolos CHA

Rabu, 16 Januari 2013 - 11:00 WIB
Salah sebut hewan, Daming pernah tidak lolos CHA
Salah sebut hewan, Daming pernah tidak lolos CHA
A A A
Sindonews.com - Calon Hakim Agung (CHA) Muhammad Daming Sunusi pernah tidak lolos hingga dua kali, pada zaman Komisi Yudisial (KY) dipimpin oleh Busyro Muqoddas yang kini telah menjabat sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Desas desus yang berkabar ketidak lolosan tersebut berawal saat uji tes kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Daming salah mengindentifikasi gambar onta sebagai gambar gajah. Bahkan dalam uji kesehatan tersebut, dokter yang menanganinya sudah tiga kali ganti untuk memastikan hal itu.

Namun, hinggan tiga kali ganti dokter lagi-lagi daming salah menyebutkan hewan tersebut. Maka itu, KY tidak dapat meloloskannya ketahap selanjutnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh mantan Komisioner KY Bidang Hubungan Antarlembaga Soekotjo Soeparto saat dihubungi Sindonews, Rabu (16/1/2013).

"Iyah benar, pada saat uji kesehatan dia salah menyebutkan hewan tersebut. bahkan sudah tiga kali ganti dokter masih salah juga," ungkapnya.

Namun dia membantah, jika Daming diindikasikan sebagi orang yang terkena gangguan kejiwaan. "kalau itu enggak benar, saya enggak pernah mengatakan itu," tegasnya.

Pada zaman itu Daming juga pernah diwawancarai oleh mantan pimpinan dan anggota KY Soeharto dan Abdul Mukthie Fadjar. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 April 2012 di ruang Auditorium Gedung KY Jalan Kramat Jati Raya Lantai 4.

Dalam tahapan tersebut merupakan salah satu seleksi yang dilakukan sebelum seluruh CHA diuji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi III DPR.

Di dalam wawancara itu, Daming sempat ditanyakan soal pemahaman class action hingga aset-aset yang dimiliki.

Anggota Komisi III dari Fraksi PKS Buchori Yusuf menuturkan bahwa dirinya sempat mengingat Daming pernah melakukan uji kepatutan dan kelayakan pada tahun 2011 silam. Tetapi, saat itu Daming tidak lolos lantaran para pesaingnya memiliki kapabilitas yang lebih bagus.

"Dia tidak lolos waktu itu karena calon-calon yang lain lebih baik, bukan alasan lain. Kalau soal pemerkosaan dan hukuman mati ini kan baru sekarang," ujarnya.

Namun, kini Daming mengeluarkan pernyataan yang sangat kontroversial terkait apakah diperlukan hukuman mati bagi pemerkosa. "Yang diperkosa dengan yang diperkosa ini sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati," ujar Daming di Komisi III DPR.

Apakah saat ini harapan Daming sebagai calon hakim agung akan kandas?
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6754 seconds (0.1#10.140)