Pendidikan tidak boleh homogen
A
A
A
Sindonews.com - Pendidikan tidak boleh bersifat homogen, semuanya harus rata. Tidak ada yang boleh membeda-bedakan satu sama lainnya, semua sama dan berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
"Tidak boleh pendidikan itu homogen. Semua harus rata, ada yang pintar ada yang sedang ada juga bodoh," kata Pengamat Pendidikan Arief Rachman saat dihubungi oleh Sindonews, Rabu (9/1/2013).
Dia melanjutkan, asas pendidikan itu harus seimbang, tidak boleh satu sekolah itu siswanya pintar semua atau bodoh semua itu tidak boleh. Karena, tidak ada pengembangan mutu pendidikan kalau seperti itu.
"Tidak boleh seperti itu. Semua harus rata dan seimbang," pungkasnya.
Dia juga menambahkan, dalam sekolah tidak boleh dibedakan antara orang kaya dan orang miskin semua sama untuk mendapatkan pelajaran di sekolah dan mendapatkan pendidikan.
"Tidak boleh dibeda-bedakan antara si kaya dan si miskin. Di sekolah memang harus ada (kaya dan miskin) itu. Jangan dia miskin tidak mendapatkan pendidikan. Semuanya harus ada, harus seimbang" tandasnya,
Selain itu, sekolah juga harus dapat mencari dana tambahan dari luar. Jangan mengandalkan dana dari iuran wali murid saja, karena itu akan memberatkan beban wali murid. Maka itu, pihak sekolah harus pandai mengeloloah keuangan.
"Harus efisien masalah anggaran serta dapat mengembangkan keuangan yang ada," kata Arief.
"Tidak boleh pendidikan itu homogen. Semua harus rata, ada yang pintar ada yang sedang ada juga bodoh," kata Pengamat Pendidikan Arief Rachman saat dihubungi oleh Sindonews, Rabu (9/1/2013).
Dia melanjutkan, asas pendidikan itu harus seimbang, tidak boleh satu sekolah itu siswanya pintar semua atau bodoh semua itu tidak boleh. Karena, tidak ada pengembangan mutu pendidikan kalau seperti itu.
"Tidak boleh seperti itu. Semua harus rata dan seimbang," pungkasnya.
Dia juga menambahkan, dalam sekolah tidak boleh dibedakan antara orang kaya dan orang miskin semua sama untuk mendapatkan pelajaran di sekolah dan mendapatkan pendidikan.
"Tidak boleh dibeda-bedakan antara si kaya dan si miskin. Di sekolah memang harus ada (kaya dan miskin) itu. Jangan dia miskin tidak mendapatkan pendidikan. Semuanya harus ada, harus seimbang" tandasnya,
Selain itu, sekolah juga harus dapat mencari dana tambahan dari luar. Jangan mengandalkan dana dari iuran wali murid saja, karena itu akan memberatkan beban wali murid. Maka itu, pihak sekolah harus pandai mengeloloah keuangan.
"Harus efisien masalah anggaran serta dapat mengembangkan keuangan yang ada," kata Arief.
(mhd)