Kasih-Nya menyelamatkanku dari tabrakan maut
A
A
A
Kesaksian yang ingin saya bagi dengan pembaca sindonews.com ini merupakan pengalaman hidup yang tidak akan pernah terlupakan. Jika saja tidak ada kuasa Tuhan Yesus, mungkin saya tidak akan diberi kesempatan kedua untuk hidup.
Peristiwa maut tersebut terjadi beberapa waktu lalu, tepatnya 18 Desember 2012, ketika akan berangkat ke kantor di bilangan Kebon Sirih. Waktu sudah menunjukan pukukl 06.30 WIB, saat itu usai sarapan saya terbiasa berbincang-bincang dengan ayah ibu di meja makan.
Setelah perbincangan selesai, aku pamit pada ayah dan ibu untuk berangkat ke kantor karena waktu sudah menunjukan pukul 07.00 WIB. Ketika hendak pamit saya mengatakan pada orang tua kalau berangkat ke kantor bersama teman.
"Ayah, hari ini saya ke kantor bareng teman naik motor," kataku.
Perkataan tersebut membuat ayah dan ibu sedikit kaget. Maklum saja, ayah dan ibu punya pengalaman pahit berkendara motor di Jakarta. Saat itu, ayah yang berboncengan dengan ibu mengalami kecelakaan yang cukup parah sehingga membuat rahang ibu patah.
Pengalaman pahit tersebutlah yang membuat kedua orang tua saya was-was. Ditambah lagi, mungkin naluri orang tua memang cukup tajam merasakan musibah sehingga melarang saya untuk ikut naik motor.
"Naik angkot saja, jangan naik motor. Ayah dan ibu pernah naik motor dan celaka," ujar bapak khawatir.
Namun karena hari sudah siang dan tidak enak hati sudah janji dengan teman ingin berangkat bareng, nasehat tersebut tidak saya hiraukan. Akhirnya dengan berat hati, kedua orang tua hanya bisa melihat saya pergi dibonceng motor.
Benar saja, baru sekira 500 meter dari rumah sebuah petaka sudah menanti. Saat melaju dengan kecepatan sedang, di depan terdapat motor tukang roti yang tampaknya tidak stabil. Entah pengemudinya sedang mengantuk atau tidak konsentrasi naik motor, tapi gaya mengendaranya cukup membuat kami kerepotan.
Ketika kami menghindar ke kiri, ternyata tukang roti tersebut juga mengambil jalur ke kiri. Secara reflek, kawan saya langsung mengambil jalur kanan untuk menghindari senggolan dengan tukang roti tersebut. Apesnya, tukang roti tersebut juga langsung ke kanan sehingga box rotinya menyenggol motor kami.
Seketika, motor kami oleng dan terjatuh ke sebelah kanan padahal kami berada di jalan untuk dua jalur. Ketika kendaraan sudah terjatuh dan kami sama-sama berada di jalan, dari arah berlawanan melaju sebuah angkot dengan cukup kencang.
"Tuhan Yesus tolong," batin saya.
Karena memang saat itu, tidak ada yang bisa diharapkan selain pertolongan Tuhan Yesus. Begitu angkot mendekat dan terjadi benturan, body angkot hanya menyenggol bagian lengan. Namun kawan saya mengalami benturan cukup hebat yang membuatnya pingsan dan mengeluarkan banyak darah.
Sekali lagi, saya hanya bisa berdoa pada Tuhan Yesus karena mengira kawan saya sudah tewas dalam kecelakaan tersebut. Lagi-lagi Tuhan Yesus menunjukan kasih-Nya. Tanpa disangka-sangka teman saya sadar dari pingsannya.
Kendati harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit, namun saya cukup bersyukur karena kami diberi kesempatan kedua untuk terus menikmati kasih Tuhan Yesus dalam hidup kami.
Kejadian hari itu benar-benar sangat ajaib untuk saya...Tuhan benar - benar menolong saya dengan cara yang ajaib.
Mungkin ini cara Tuhan mengingatkan saya untuk berhati-hati dan selalu mengingat-Nya dimanapun saya berada.
Dengan kejadian ini, Tuhan juga mengingatkan kita untuk mendengarkan serta menuruti perintah orang tua dan jangan menganggap remeh nasihatnya.
Saya menganggap, masih di berikan kehidupan, keselamatan, dan kesehatan sampai detik ini merupakan hadiah natal terindah yang pernah saya dapat kan selama ini.
Terima Kasih Bapa untuk penyertaan - Mu.
Peristiwa maut tersebut terjadi beberapa waktu lalu, tepatnya 18 Desember 2012, ketika akan berangkat ke kantor di bilangan Kebon Sirih. Waktu sudah menunjukan pukukl 06.30 WIB, saat itu usai sarapan saya terbiasa berbincang-bincang dengan ayah ibu di meja makan.
Setelah perbincangan selesai, aku pamit pada ayah dan ibu untuk berangkat ke kantor karena waktu sudah menunjukan pukul 07.00 WIB. Ketika hendak pamit saya mengatakan pada orang tua kalau berangkat ke kantor bersama teman.
"Ayah, hari ini saya ke kantor bareng teman naik motor," kataku.
Perkataan tersebut membuat ayah dan ibu sedikit kaget. Maklum saja, ayah dan ibu punya pengalaman pahit berkendara motor di Jakarta. Saat itu, ayah yang berboncengan dengan ibu mengalami kecelakaan yang cukup parah sehingga membuat rahang ibu patah.
Pengalaman pahit tersebutlah yang membuat kedua orang tua saya was-was. Ditambah lagi, mungkin naluri orang tua memang cukup tajam merasakan musibah sehingga melarang saya untuk ikut naik motor.
"Naik angkot saja, jangan naik motor. Ayah dan ibu pernah naik motor dan celaka," ujar bapak khawatir.
Namun karena hari sudah siang dan tidak enak hati sudah janji dengan teman ingin berangkat bareng, nasehat tersebut tidak saya hiraukan. Akhirnya dengan berat hati, kedua orang tua hanya bisa melihat saya pergi dibonceng motor.
Benar saja, baru sekira 500 meter dari rumah sebuah petaka sudah menanti. Saat melaju dengan kecepatan sedang, di depan terdapat motor tukang roti yang tampaknya tidak stabil. Entah pengemudinya sedang mengantuk atau tidak konsentrasi naik motor, tapi gaya mengendaranya cukup membuat kami kerepotan.
Ketika kami menghindar ke kiri, ternyata tukang roti tersebut juga mengambil jalur ke kiri. Secara reflek, kawan saya langsung mengambil jalur kanan untuk menghindari senggolan dengan tukang roti tersebut. Apesnya, tukang roti tersebut juga langsung ke kanan sehingga box rotinya menyenggol motor kami.
Seketika, motor kami oleng dan terjatuh ke sebelah kanan padahal kami berada di jalan untuk dua jalur. Ketika kendaraan sudah terjatuh dan kami sama-sama berada di jalan, dari arah berlawanan melaju sebuah angkot dengan cukup kencang.
"Tuhan Yesus tolong," batin saya.
Karena memang saat itu, tidak ada yang bisa diharapkan selain pertolongan Tuhan Yesus. Begitu angkot mendekat dan terjadi benturan, body angkot hanya menyenggol bagian lengan. Namun kawan saya mengalami benturan cukup hebat yang membuatnya pingsan dan mengeluarkan banyak darah.
Sekali lagi, saya hanya bisa berdoa pada Tuhan Yesus karena mengira kawan saya sudah tewas dalam kecelakaan tersebut. Lagi-lagi Tuhan Yesus menunjukan kasih-Nya. Tanpa disangka-sangka teman saya sadar dari pingsannya.
Kendati harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit, namun saya cukup bersyukur karena kami diberi kesempatan kedua untuk terus menikmati kasih Tuhan Yesus dalam hidup kami.
Kejadian hari itu benar-benar sangat ajaib untuk saya...Tuhan benar - benar menolong saya dengan cara yang ajaib.
Mungkin ini cara Tuhan mengingatkan saya untuk berhati-hati dan selalu mengingat-Nya dimanapun saya berada.
Dengan kejadian ini, Tuhan juga mengingatkan kita untuk mendengarkan serta menuruti perintah orang tua dan jangan menganggap remeh nasihatnya.
Saya menganggap, masih di berikan kehidupan, keselamatan, dan kesehatan sampai detik ini merupakan hadiah natal terindah yang pernah saya dapat kan selama ini.
Terima Kasih Bapa untuk penyertaan - Mu.
(ysw)