Ani kembali torehkan prestasi

Selasa, 04 Desember 2012 - 06:30 WIB
Ani kembali torehkan...
Ani kembali torehkan prestasi
A A A
Prestasi mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati semakin diakui di kancah internasional.

Wanita yang lebih dikenal dengan panggilan Mbak Ani ini menjadi orang Indonesia satu-satunya yang masuk dalam daftar 100 Pemikir Dunia 2012 (100 Top Global Thinkers 2012) versi Foreign Policy (FP), sebuah media berpengaruh di Amerika Serikat (AS) yang berkonsentrasi pada persoalan-persoalan politik dan ekonomi global.

Laporan FP yang dilansir akhir November 2012 ini menempatkan Guru Besar Ekonomi UI itu pada peringkat ke-72, kalah satu peringkat dari Senator Partai Republik AS Rand Paul (71) dan memenangkan satu tingkat di atas Wang Jisi (73), dekan di School of International Studies, Peking University, China.

Mbak Ani mendapatkan pujian yang tinggi dari masyarakat global terkait pikiran-pikiran progresifnya di bidang perekonomian. Pujian itu tidak saja datang atas prestasinya ketika menjabat sebagai menkeu, tetapi juga berlanjut saat menduduki posisi elite sebagai direktur pelaksana Bank Dunia.

Masuknya nama punggawa ekonomi wanita Indonesia ini dalam daftar 100 Pemikir Dunia menyejajarkan dirinya dengan tokoh-tokoh dunia lain seperti Aung San Suu Kyi (1),Hillary Clinton (3), Bill Gates (5), Barrack Obama (7),dan Warren Buffet (42).

Wanita yang pernah menjabat sebagai executive director Dana Moneter Internasional (IMF) yang mewakili 12 negara di Asia Tenggara (2008) ini tercatat sebagai ekonom yang penuh strategi dalam mempertahankan kondisi ekonomi suatu negara. Saat menjabat menkeu, dia memecat para pejabat pajak yang korup sehingga memberi keuntungan signifikan bagi penerimaan wajib pajak negara. Dia juga berhasil “memukul mundur”krisis global dan memajukan tingkat perekonomian dalam negeri dengan rata-rata 6% per tahun.

“Dia kerap mengajarkan strateginya dalam menjaga pertumbuhan ekonomi suatu negara agar terhindar dari bencana krisis global dan terus mengalami pertumbuhan ekonomi seperti yang pernah dialami Indonesia,” tulis dalam laman resmi FP.

Prestasinya itu kerap diceritakan dalam pidato-pidatonya di forum ekonomi internasional seperti saat dia diundang dalam China Development Forum pada Maret 2012 di Beijing, China. Wanita kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962 itu mengatakan, peran pemerintah sangat penting dalam memperkuat desentralisasi fiskal.

Pemerintah bertanggung jawab dalam penyesuaian antara pendapatan dan pengeluaran keuangan negara, transfer yang lebih adil dan memperkenalkan transparansi fiskal yang lebih besar, termasuk memperlihatkan kepada publik terkait anggaran.

“Mendesain ulang model pertumbuhan yang lebih seimbang adalah penting tidak hanya bagi China, tetapi juga bagi negara-negara berkembang lain. Elemen terpenting dari ini semua membutuhkan peran vital pemerintah. Sementara ini adalah tugas yang paling sulit berdasarkan pengalaman saya sebagai menteri keuangan di Indonesia,” ungkapnya.

Ketika menjabat menkeu, dia berhasil menerapkan strateginya dalam melakukan pemotongan fiskal sehingga sukses menciptakan kebijakan yang memacu laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri dengan berbagai inovasi dan strategi investasi. Upayanya itu mengantarkan Indonesia sebagai pemain berkelas di pentas perekonomian global. Tidak mengherankan jika prestasinya itu “dihargai” dengan posisi yang menggiurkan sebagai pejabat elite di Bank Dunia.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2004-2005) itu menambahkan bahwa Indonesia merupakan negara ketiga dengan pertumbuhan konsumer ekonomi tercepat di dunia setelah China dan India. Langkah selanjutnya, Indonesia akan mampu melampaui Inggris dan Jerman untuk masuk dalam tujuh perekonomian terbesar di dunia pada 2030. “Jadi lupakan BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China), dan temukan kata ‘I’ dalam daftar negara berkembang paling sukses di dunia,” ungkapnya seperti dicatat di FP.

Terkait dengan krisis yang terjadi di Eropa, konsultan USAID di Atlanta, Georgia, AS (2001-2002) itu sudah memprediksinya dan memberikan solusi-solusi terbaik bagi keberadaan ekonomi di negara-negara berkembang di Asia agar mampu menghadapi gelombang sentimen yang terjadi. Menurutnya, negara-negara di Asia bisa sangat tahan terhadap pengaruh krisis di Eropa dan AS jika pemerintah setempat mampu bermanuver dengan menerapkan kebijakan apakah dari sisi fiskal atau sisi moneter. Keberhasilan itu bisa diambil contoh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,3 % pada tahun ini dan diprediksi akan mencapai 6,8 % pada 2013.

“Krisis yang terjadi di Eropa sedikit atau banyak tetap akan berpengaruh pada perekonomian di Asia, terutama di negara-negara Asia Timur, kecuali Jepang dan India, karena tingkat ekspornya selama ini dipimpin bank-bank di Eropa.Tingkat pertumbuhannya akan menjadi 7,6 % tahun ini, turun dari 8,2 % dari tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Prestasi-prestasi yang ditorehkan pejabat wanita paling senior di Bank Dunia ini memberi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Pada April 2012 dia meraih Madhuri and Jagdish N Sheth International Alumni Award for Exceptional Achievement dari University of Illinois di Urbana-Champaign (UIUC), AS. Penghargaan ini penghormatan prestisius karena tidak sembarang orang bisa menerimanya.

Dia berhak mendapat penghargaan itu karena sebagai alumnus UIUC, dia berhasil mengharumkan nama bangsa dengan prestasi-prestasinya yang menonjol sampai ke tingkat internasional. Prestasinya itu dinilai memiliki kontribusi besar bagi kemajuan negara, ilmu pengetahuan, seni,maupun kesejahteraan manusia.

Dia dipandang telah menerapkan beberapa reformasi penting di bidang keuangan, memerangi korupsi, dan meningkatkan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) di Indonesia. nafi’ muthohirin
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8524 seconds (0.1#10.140)