Gaya intelijen di dunia bisnis
A
A
A
Untuk mempertahankan eksistensi perusahaan, seorang pengusaha harus pandai membaca situasi pasar terkini. Data informasi intelijen ekonomi (economic intelligence/EI) dapat dijadikan acuan untuk menentukan strategi dan kebijakan.
Sejatinya EI bukan terminologi asing di kalangan pebisnis dan ekonom. Menurut A Farid Aulia dan Alfani Gomatua dalam karya tulisnya bertajuk Perlunya Economic Intelligence dalam Pengelolaan Moneter dan Perbankan Nasional, EI merupakan metodologi untuk mencermati dan mengolah berbagai informasi maupun gejolak serta perubahan eksternal yang berdampak strategis pada organisasi dan berguna dalam pengambilan keputusan strategis oleh pimpinan.
Menurut Dan Garth Hancock dari Center of Trade and Commercial Diplomacy the Monterrey Institute for International Studies, EI adalah kebijakan atau informasi ekonomi relevan yang mencakup data teknis, keuangan, komersial, dan informasi mengenai pemerintah, serta penanaman modal asing (baik langsung dan tidak langsung) yang dapat membantu secara relatif produktivitas atau kompetitivitas dari perekonomian sekelompok organisasi dalam suatu negara.
Karena itu, EI turut memengaruhi kebijakan perdagangan, cadangan devisa negara, ketersediaan sumber daya alam, komoditas pertanian, dan aspek lain. EI dinilai penting dalam perkembangan perusahaan karena analisis yang dilakukan dapat dijadikan alat peringatan dini. Analisa EI tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi krisis yang akan terjadi dengan menyediakan informasi rentang waktu kondisi keuangan.
Analisis EI pun dapat dijadikan dasar keputusan dalam menentukan waktu untuk berinvestasi demi menghindari kegagalan investasi. Selain itu, EI juga membantu memahami situasi pasar dan kebijakan ekonomi luar negeri. Analisis EI tidak terbatas pada identifikasi sektor ekonomi untuk memunculkan kekuatan ekonomi, tetapi juga mengaitkannya dengan politik dan faktor sosial.
Hal ini untuk mendukung pembuatan kebijakan dan kinerja ekonomi secara menyeluruh. Termasuk analisis tentang hambatan yang dialami negara dalam mereformasi ekonomi berbasis pasar. Dengan demikian, EI dapat mengupayakan peningkatan daya saing suatu negara. Analisis EI turut berperan dalam memberlakukan aturan bagi semua negara sehingga memiliki level aturan yang tiap negara sama.
Meski EI tidak terlibat dalam penegakan aturan, laporan EI dapat dijadikan referensi dalam pembuatan kebijakan lembaga pemerintah. Banyak yang mengira kegiatan EI mirip dengan spionase,padahal kedua hal ini berbeda sama sekali. EI menggunakan data resmi dan valid bersumber dari lembaga berwenang, sedangkan spionase mengambil data secara tidak resmi melalui agen rahasia.
Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menekankan bahwa EI berbeda dengan spionase. Data yang didapat EI diperoleh dari lembaga resmi pemerintah dan lembaga terkait berupa data mentah atau primer.
Di sini peran EI dibutuhkan untuk menerjemahkan angka-angka tersebut menjadi informasi yang dapat dibaca masyarakat. Data mentah kemudian diolah menggunakan teknikteknik ilmiah sehingga hasil yang didapat bersifat ilmiah.
Selain sebagai alat peringatan dini, EI juga menyediakan informasi terkait kepentingan bisnis seperti tren perkembangan bisnis, pemasaran produk, pembuka jaringan, dan kondisi keuangan pasar. Langkah EI berfokus pada penyediaan data, informasi, dan analisis yang terkini terhadap situasi ekonomi global dan domestik, khususnya dunia usaha. Hasil riset EI dapat digunakan sebagai prediksi prospek perekonomian satu tahun mendatang.
EI dapat diimplementasikan di berbagai sektor seperti industri minyak dan gas,manufaktur, dan perbankan. Dalam perbankan informasi data EI biasanya dimanfaatkan untuk menentukan strategi suku bunga. ”Seperti kami (IEI) bertujuan untuk membangun sense of business dan sense of crisis agar pelaku usaha dapat menggunakan strategi dan kebijakan secara tepat,” katanya kepada SINDO, Jumat, 23 November 2012.
Pengamat ekonomi dan pemasaran Yuswohady mengatakan bahwa EI turut berperan dalam memasarkan suatu produk perusahaan. ”EI mengumpulkan data tentang konsumen, pesaing, dan situasi pasar yang kemudian diolah dan hasilnya digunakan sebagai dasar penetapan harga, promosi, dan jenis produk,” ungkapnya kepada SINDO, Minggu, 25 November 2012. Hal ini karena setiap produk yang dihasilkan berbasis keinginan pasar dan harus didukung oleh promosi yang tepat.
Dia menambahkan,saat ini kinerja analisis EI bisa diarahkan pada social customer relationship management (SCRM) yaitu mengolah data konsumen melalui media sosial seperti Twitter dan Facebook ke dalam database untuk mengetahui perilaku konsumen. Jika SCRM ini terjadi, setiap keputusan brand seperti promosi akan didasari SCRM, sedangkan selama ini keputusan dilandasi riset.
Sejatinya EI bukan terminologi asing di kalangan pebisnis dan ekonom. Menurut A Farid Aulia dan Alfani Gomatua dalam karya tulisnya bertajuk Perlunya Economic Intelligence dalam Pengelolaan Moneter dan Perbankan Nasional, EI merupakan metodologi untuk mencermati dan mengolah berbagai informasi maupun gejolak serta perubahan eksternal yang berdampak strategis pada organisasi dan berguna dalam pengambilan keputusan strategis oleh pimpinan.
Menurut Dan Garth Hancock dari Center of Trade and Commercial Diplomacy the Monterrey Institute for International Studies, EI adalah kebijakan atau informasi ekonomi relevan yang mencakup data teknis, keuangan, komersial, dan informasi mengenai pemerintah, serta penanaman modal asing (baik langsung dan tidak langsung) yang dapat membantu secara relatif produktivitas atau kompetitivitas dari perekonomian sekelompok organisasi dalam suatu negara.
Karena itu, EI turut memengaruhi kebijakan perdagangan, cadangan devisa negara, ketersediaan sumber daya alam, komoditas pertanian, dan aspek lain. EI dinilai penting dalam perkembangan perusahaan karena analisis yang dilakukan dapat dijadikan alat peringatan dini. Analisa EI tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi krisis yang akan terjadi dengan menyediakan informasi rentang waktu kondisi keuangan.
Analisis EI pun dapat dijadikan dasar keputusan dalam menentukan waktu untuk berinvestasi demi menghindari kegagalan investasi. Selain itu, EI juga membantu memahami situasi pasar dan kebijakan ekonomi luar negeri. Analisis EI tidak terbatas pada identifikasi sektor ekonomi untuk memunculkan kekuatan ekonomi, tetapi juga mengaitkannya dengan politik dan faktor sosial.
Hal ini untuk mendukung pembuatan kebijakan dan kinerja ekonomi secara menyeluruh. Termasuk analisis tentang hambatan yang dialami negara dalam mereformasi ekonomi berbasis pasar. Dengan demikian, EI dapat mengupayakan peningkatan daya saing suatu negara. Analisis EI turut berperan dalam memberlakukan aturan bagi semua negara sehingga memiliki level aturan yang tiap negara sama.
Meski EI tidak terlibat dalam penegakan aturan, laporan EI dapat dijadikan referensi dalam pembuatan kebijakan lembaga pemerintah. Banyak yang mengira kegiatan EI mirip dengan spionase,padahal kedua hal ini berbeda sama sekali. EI menggunakan data resmi dan valid bersumber dari lembaga berwenang, sedangkan spionase mengambil data secara tidak resmi melalui agen rahasia.
Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menekankan bahwa EI berbeda dengan spionase. Data yang didapat EI diperoleh dari lembaga resmi pemerintah dan lembaga terkait berupa data mentah atau primer.
Di sini peran EI dibutuhkan untuk menerjemahkan angka-angka tersebut menjadi informasi yang dapat dibaca masyarakat. Data mentah kemudian diolah menggunakan teknikteknik ilmiah sehingga hasil yang didapat bersifat ilmiah.
Selain sebagai alat peringatan dini, EI juga menyediakan informasi terkait kepentingan bisnis seperti tren perkembangan bisnis, pemasaran produk, pembuka jaringan, dan kondisi keuangan pasar. Langkah EI berfokus pada penyediaan data, informasi, dan analisis yang terkini terhadap situasi ekonomi global dan domestik, khususnya dunia usaha. Hasil riset EI dapat digunakan sebagai prediksi prospek perekonomian satu tahun mendatang.
EI dapat diimplementasikan di berbagai sektor seperti industri minyak dan gas,manufaktur, dan perbankan. Dalam perbankan informasi data EI biasanya dimanfaatkan untuk menentukan strategi suku bunga. ”Seperti kami (IEI) bertujuan untuk membangun sense of business dan sense of crisis agar pelaku usaha dapat menggunakan strategi dan kebijakan secara tepat,” katanya kepada SINDO, Jumat, 23 November 2012.
Pengamat ekonomi dan pemasaran Yuswohady mengatakan bahwa EI turut berperan dalam memasarkan suatu produk perusahaan. ”EI mengumpulkan data tentang konsumen, pesaing, dan situasi pasar yang kemudian diolah dan hasilnya digunakan sebagai dasar penetapan harga, promosi, dan jenis produk,” ungkapnya kepada SINDO, Minggu, 25 November 2012. Hal ini karena setiap produk yang dihasilkan berbasis keinginan pasar dan harus didukung oleh promosi yang tepat.
Dia menambahkan,saat ini kinerja analisis EI bisa diarahkan pada social customer relationship management (SCRM) yaitu mengolah data konsumen melalui media sosial seperti Twitter dan Facebook ke dalam database untuk mengetahui perilaku konsumen. Jika SCRM ini terjadi, setiap keputusan brand seperti promosi akan didasari SCRM, sedangkan selama ini keputusan dilandasi riset.
(kur)