180 daerah konflik jadi perhatian Mensos

Selasa, 23 Oktober 2012 - 01:28 WIB
180 daerah konflik jadi perhatian Mensos
180 daerah konflik jadi perhatian Mensos
A A A
Sindonews.com - Sebanyak 180 titik daerah rawan konflik di daerah menjadi perhatian khusus Menteri Kesehatan (Mensos). Diantaranya adalah Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, konflik di daerah rawan terjadinya karena lunturnya rasa saling percaya, putus komunikasi, dan pudarnya keeratan sosial antar warga.

“Perlu adanya national character building agar warga negara Indonesia (WNI) punya jati diri bangsa," ujarnya saat membuka Gedung Kemah Kebangsaan di Gedung Konveksi Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Senin (22/10/2012).

Dia mencontohkan, tawuran antar pelajar, mahasiswa dan kampung atau desa yang masih marak di sejumlah daerah dan ibu kota, membuktikan kecenderungan yang tidak sehat.

Mantan Duta Besar Arab Saudi ini menambahkan, banyak hal dapat menimbulkan konflik, apalagi terjadi pada kalangan remaja belia. “Faktor terbanyak itu, karena tawuran sampai dengan 30 persen, SARA hanya 1 persen dan antar etnik hanya 1-2 persen saja," terangnya.

Dia menambahkan, kemah kebangsaan ini adalah salah satu program Kementrian Sosial untuk membuat remaja belia mendapat pendidikan spiritual dan emosional.

”Seharusnya bukan hanya kimia dan fisika yang didapat dari pendidikan di sekolah, tetapi mental, emosional, dan spiritual juga harus ditanamkan dan diterapkan di luar sekolah," tegsnya.

Lebih lanjut, dia menerangkan, Kemensos sudah menerapkan 180 daerah rawan konflik sebagai daerah yang menjadi perhatian khusus. Untuk mengantisipasi daerah rawan konflik ini, sebanyak 400 pelopor perdamaian yang terdiri atas pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama setepat dan orang-orang tua (sesepuh) akan dilibatkan.

”Kita turunkan dana sekitar Rp100 juta untuk membuat program bersama agar suatu desa atau kampung bisa saling berinteraksi untuk melakukan kegiatan yang dilakukan bersama," ungkapnya.

Dia berharap, peran masyarakat yang lebih untuk mengatur dan mengendalikan diri terhadap provokasi dan tekanan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7388 seconds (0.1#10.140)