PKS: Status Indonesia sudah gawat narkoba
Kamis, 18 Oktober 2012 - 19:53 WIB

PKS: Status Indonesia sudah gawat narkoba
A
A
A
Sindonews.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan, peredaran narkoba di Indonesia sudah menjalar ke semua lini kehidupan.
Sekretaris Fraksi PKS (FPKS) di DPR Indra menyatakan, dari anak-anak, orang dewasa, sampai pejabat dan aparat hukum sekalipun, terjangkit virus narkoba.
"Saya melihat negeri ini sudah gawat narkoba. Bagaimana tidak, peredaran narkoba sudah di semua lini kehidupan," kata Indra, dalam rilisnya, di Jakarta, Kamis (18/10/2012).
Menurutnya, fenomena seperti tidak mengherankan. Pasalnya, peredaran narkoba di Indonesia makin merajalela. Bahkan pabriknyapun (hasil pengrebekan) banyak di temukan di negara kepulauan ini.
"Kalaupun tertangkap, sudah menjadi rahasia umum bahwa terkadang penyidik bisa dikondisikan, putusan diduga dapat disesuaikan dengan keinginan para bandar," katanya.
Anggota Komisi III DPR ini menegaskan, sudah seharusnya semua komponen bangsa sadar akan bahaya narkoba. Menurutnya, korban narkoba saat ini jumlahnya sudah massif.
"Jadi pemimpin negeri ini, terutama Presiden SBY harus menjawab, mau dijadikan apa Indonesia kedepan," tandasnya.
Sekretaris Fraksi PKS (FPKS) di DPR Indra menyatakan, dari anak-anak, orang dewasa, sampai pejabat dan aparat hukum sekalipun, terjangkit virus narkoba.
"Saya melihat negeri ini sudah gawat narkoba. Bagaimana tidak, peredaran narkoba sudah di semua lini kehidupan," kata Indra, dalam rilisnya, di Jakarta, Kamis (18/10/2012).
Menurutnya, fenomena seperti tidak mengherankan. Pasalnya, peredaran narkoba di Indonesia makin merajalela. Bahkan pabriknyapun (hasil pengrebekan) banyak di temukan di negara kepulauan ini.
"Kalaupun tertangkap, sudah menjadi rahasia umum bahwa terkadang penyidik bisa dikondisikan, putusan diduga dapat disesuaikan dengan keinginan para bandar," katanya.
Anggota Komisi III DPR ini menegaskan, sudah seharusnya semua komponen bangsa sadar akan bahaya narkoba. Menurutnya, korban narkoba saat ini jumlahnya sudah massif.
"Jadi pemimpin negeri ini, terutama Presiden SBY harus menjawab, mau dijadikan apa Indonesia kedepan," tandasnya.
(maf)