20 LSM buat posko peduli Sampang
Rabu, 29 Agustus 2012 - 19:23 WIB

20 LSM buat posko peduli Sampang
A
A
A
Sindonews.com - Paska tragedi kerusuhan di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur (Jatim), sejumlah elemen masyarakat berbondong-bondong menggelar aksi solidaritas untuk pengungsi. 20 lembaga yang tergabung dalam Solidaritas anti kekerasan untuk jamaah Syiah Sampang (Sakerahjas) sudah dua kali mengirimkan bantuan ke pengungsi Sampang.
Di antaranya adalah Cmars, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD), Gerakan Kristen Indonesia (GKI) Sinode Jatim, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jatim, Himpunan Mahasiswa Sampang Surabaya, Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (Komis HAK) Jatim.
Kordinator Sakerahjas Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, bantuan ini dikumpulkan dari masyarakat terhadap korban kerusuhan di Sampang. Hal ini untuk memupuk rasa solidaritas kerukunan terhadap sesama. Bahkan, penyaluran bantuan ini tak mempertimbangkan dari aliran maupun agama.
Dia menjelaskan, bantuan ini dibagi menjadi beberapa kriteria. Yakni ada bantuan yang harus segera didistribusikan atau yang harus ditunda pendistribusiannya. Seperti, pembalut, pakaian dalam pria dan wanita, Obat-obatan, mainan anak-anak, dan sejumlah pakaian layak pakai.
"Nanti dari posko ini akan didrop di posko Sampang dan selanjutnya didistribusikan ke pengungsi yang ada di GOR Sampang," kata pria yang akrab disapa Inung di Posko Peduli Sampang, Jalan Jemursari, Surabaya, Rabu (29/8/2012).
Selain itu, bantuan tersebut juga berupa Beras, makanan siap saji dan Deterjen. Ada juga bantuan yang berupa uang. Namun, uang tersebut tidak didistribusikan langsung.
"Selama dua hari ini sudah terkumpul uang sebanyak Rp5 Juta. Uang itu akan dibelikan kebutuhan pengungsi dan didistribusikan yang tidak tercover," katanya.
Sakerahjas juga mengirimkan dua tenaga medis ke lokasi. Menurutnya, bantuan medis tersebut masih minim. Sedangkan yang dibutuhkan ialah bantuan tenaga untuk mengatasi trauma hilling dan bantuan pendidikan terhadap anak-anak pengungsi.
Sementara itu, dari data Sakerahjas di Gor Sampang terdapat 230 pengungsi hingga kemarin. Jumlah tersebut terdiri dari Laki-laki Dewasa 55 orang, Perempuan Dewasa 55 orang, Anak-anak 90 orang dan Balita 29 anak.
Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah, karena banyak korban yang menyelamatkan diri. "Kemungkinan akan bertambah. Sementara perhatian pemerintah terhadap korban pengungsi masih kurang," paparnya.
Dia mengimbau kepada semua pihak untuk melupakan sejenak permasalahan yang ada. Baik itu konflik berdasarkan agama atau keluarga. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana nasib para pengungsi tersebut.
"Mereka hanya ingin hidup aman dan nyaman di kampung halamannya dan negara harus menjamin itu," tukasnya.
Inung menerangkan, posko yang digelar Sakerahjas ini dibuka dengan waktu yang tidak ditentukan, sampai kapan akan berakhir.
Di antaranya adalah Cmars, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD), Gerakan Kristen Indonesia (GKI) Sinode Jatim, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jatim, Himpunan Mahasiswa Sampang Surabaya, Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (Komis HAK) Jatim.
Kordinator Sakerahjas Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, bantuan ini dikumpulkan dari masyarakat terhadap korban kerusuhan di Sampang. Hal ini untuk memupuk rasa solidaritas kerukunan terhadap sesama. Bahkan, penyaluran bantuan ini tak mempertimbangkan dari aliran maupun agama.
Dia menjelaskan, bantuan ini dibagi menjadi beberapa kriteria. Yakni ada bantuan yang harus segera didistribusikan atau yang harus ditunda pendistribusiannya. Seperti, pembalut, pakaian dalam pria dan wanita, Obat-obatan, mainan anak-anak, dan sejumlah pakaian layak pakai.
"Nanti dari posko ini akan didrop di posko Sampang dan selanjutnya didistribusikan ke pengungsi yang ada di GOR Sampang," kata pria yang akrab disapa Inung di Posko Peduli Sampang, Jalan Jemursari, Surabaya, Rabu (29/8/2012).
Selain itu, bantuan tersebut juga berupa Beras, makanan siap saji dan Deterjen. Ada juga bantuan yang berupa uang. Namun, uang tersebut tidak didistribusikan langsung.
"Selama dua hari ini sudah terkumpul uang sebanyak Rp5 Juta. Uang itu akan dibelikan kebutuhan pengungsi dan didistribusikan yang tidak tercover," katanya.
Sakerahjas juga mengirimkan dua tenaga medis ke lokasi. Menurutnya, bantuan medis tersebut masih minim. Sedangkan yang dibutuhkan ialah bantuan tenaga untuk mengatasi trauma hilling dan bantuan pendidikan terhadap anak-anak pengungsi.
Sementara itu, dari data Sakerahjas di Gor Sampang terdapat 230 pengungsi hingga kemarin. Jumlah tersebut terdiri dari Laki-laki Dewasa 55 orang, Perempuan Dewasa 55 orang, Anak-anak 90 orang dan Balita 29 anak.
Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah, karena banyak korban yang menyelamatkan diri. "Kemungkinan akan bertambah. Sementara perhatian pemerintah terhadap korban pengungsi masih kurang," paparnya.
Dia mengimbau kepada semua pihak untuk melupakan sejenak permasalahan yang ada. Baik itu konflik berdasarkan agama atau keluarga. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana nasib para pengungsi tersebut.
"Mereka hanya ingin hidup aman dan nyaman di kampung halamannya dan negara harus menjamin itu," tukasnya.
Inung menerangkan, posko yang digelar Sakerahjas ini dibuka dengan waktu yang tidak ditentukan, sampai kapan akan berakhir.
(mhd)