Bertahap, RI stop kirim TKI pembantu
A
A
A
Sindonews.com - Secara bertahap, Indonesia akan menghentikan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia sektor informal atau pembantu rumah tangga. Sementara ini, penghentian kirim TKI pembantu baru untuk ke negara yang tidak bisa melindungi TKI.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Jumhur Hidayat menyatakan, pemerintah akan menghentikan penempatan TKI sektor informal atau penata laksana rumah tangga (PLRT) secara bertahap.
Menurut Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi rencanakan penghentian penempatan TKI PLRT akan direalisasikan pada tahun 2017 mendatang.
Sementara ini, kata Jumhur, pemerintah telah menghentikan penempatan sementara (moratorium) TKI PLRT ke Arab Saudi, Jordania, Kuwait, Suriah, dan Malaysia.
Jumhur mengakui, penghentian pengiriman TKI ke luar negeri karena perlindungannya sangat rentan. Dia mengatakan, TKI pembantu cenderung terisolasi karena bekerja dan tinggal di dalam rumah.
Hubungan kerjanya subyektif, emosional, dan tidak terjangkau oleh ketentuan perundang-undangan di negara penempatan.
"Saat ini terdapat sekitar enam juta TKI di 116 negara dengan porsi 55 persen TKI informal atau PLRT dan 45 persen TKI formal. Jumlah TKI pembantu akan terus dikurangi hingga dihentikan pada suatu saat," katanya.
Saat ini pemerintah mulai fokus pada penempatan TKI formal terampil, semiterampil, hingga tenaga-tenaga profesional.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Jumhur Hidayat menyatakan, pemerintah akan menghentikan penempatan TKI sektor informal atau penata laksana rumah tangga (PLRT) secara bertahap.
Menurut Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi rencanakan penghentian penempatan TKI PLRT akan direalisasikan pada tahun 2017 mendatang.
Sementara ini, kata Jumhur, pemerintah telah menghentikan penempatan sementara (moratorium) TKI PLRT ke Arab Saudi, Jordania, Kuwait, Suriah, dan Malaysia.
Jumhur mengakui, penghentian pengiriman TKI ke luar negeri karena perlindungannya sangat rentan. Dia mengatakan, TKI pembantu cenderung terisolasi karena bekerja dan tinggal di dalam rumah.
Hubungan kerjanya subyektif, emosional, dan tidak terjangkau oleh ketentuan perundang-undangan di negara penempatan.
"Saat ini terdapat sekitar enam juta TKI di 116 negara dengan porsi 55 persen TKI informal atau PLRT dan 45 persen TKI formal. Jumlah TKI pembantu akan terus dikurangi hingga dihentikan pada suatu saat," katanya.
Saat ini pemerintah mulai fokus pada penempatan TKI formal terampil, semiterampil, hingga tenaga-tenaga profesional.
(ysw)