Kejagung kini buru Komisaris BHS
Kejagung kini buru Komisaris BHS
A
A
A
Sindonews.com - Sukses memulangkan terpidana 20 tahun kasus korupsi Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) Sherny Kojongian, Kejaksaan Agung (Kejagung) kini mengincar Komisaris PT Bank Harapan Sentosa (BHS) Eko Putranto yang juga telah menjadi terpidana dalam kasus yang sama.
Wakil Jaksa Agung Darmono mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengejar Eko melalui keterangan Sherny. "Dia menyatakan tak ada kontak selama ini karena sudah berpisah puluhan tahun. Tapi kita akan korek lagi, pokoknya kita bujuk jangan sampai dia jalani pidana sendiri," katanya di Kejagung, Jakarta, Jumat (15/6/2012).
Dia mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berupaya mendapatkan para koruptor beserta asetnya yang lari ke luar negeri. Bahkan, saat ini Kejagung juga mengejar nama-nama lain yang dianggap bertanggung jawab dalam kasus korupsi BLBI yang telah merugikan negara sebanyak Rp1,95 triliun tersebut.
"Ada 24 orang, kemarin ditangkap satu. Terus, Kiki Aryawan tinggal tunggu keputusan ekstradisi Australia. Jadi masih ada 21 orang yang menjadi target kita berikutnya," tukasnya.
Sekedar diketahui, dalam kasus tersebut Bank Harapan Sentosa (BHS) menghimpun dana masyarakat berupa tabungan deposito atau rekening, dan mendapat fasilitas Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Tiga orang dari BHS terjerat kasus ini adalah Hendra Rahardja selaku Komisaris Utama PT BHS, Eko Edy Putranto sebagai Komisaris PT BHS, dan Sherny Kojongian Direktur PT BHS.
Mereka juga menerima Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) dan Kredit Investasi. Dana itu kemudian disalahgunakan dengan menyalurkannya ke grup mereka sendiri. Akibatnya, negara rugi sebesar Rp2 triliun. Perbuatan mereka dinilai telah melanggar pasal 1 ayat (1) sub. a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971, tentang Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara. (lil)
Wakil Jaksa Agung Darmono mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengejar Eko melalui keterangan Sherny. "Dia menyatakan tak ada kontak selama ini karena sudah berpisah puluhan tahun. Tapi kita akan korek lagi, pokoknya kita bujuk jangan sampai dia jalani pidana sendiri," katanya di Kejagung, Jakarta, Jumat (15/6/2012).
Dia mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berupaya mendapatkan para koruptor beserta asetnya yang lari ke luar negeri. Bahkan, saat ini Kejagung juga mengejar nama-nama lain yang dianggap bertanggung jawab dalam kasus korupsi BLBI yang telah merugikan negara sebanyak Rp1,95 triliun tersebut.
"Ada 24 orang, kemarin ditangkap satu. Terus, Kiki Aryawan tinggal tunggu keputusan ekstradisi Australia. Jadi masih ada 21 orang yang menjadi target kita berikutnya," tukasnya.
Sekedar diketahui, dalam kasus tersebut Bank Harapan Sentosa (BHS) menghimpun dana masyarakat berupa tabungan deposito atau rekening, dan mendapat fasilitas Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Tiga orang dari BHS terjerat kasus ini adalah Hendra Rahardja selaku Komisaris Utama PT BHS, Eko Edy Putranto sebagai Komisaris PT BHS, dan Sherny Kojongian Direktur PT BHS.
Mereka juga menerima Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) dan Kredit Investasi. Dana itu kemudian disalahgunakan dengan menyalurkannya ke grup mereka sendiri. Akibatnya, negara rugi sebesar Rp2 triliun. Perbuatan mereka dinilai telah melanggar pasal 1 ayat (1) sub. a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971, tentang Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara. (lil)
()
Explore More