Hendarman dipilih karena mengerti agraria
A
A
A
Sindonews.com - Lengsernya Joyo Winoto dari jabatan Kepala Badan Pertanahan dan digantikan Hendarman Supandji disinyalir terkait kasus proyek pembangunan pusat olahraga di Hambalang Bogor Jawa Barat.
Namun, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha membantah dugaan itu. Menurut Julian, pergantian Joyo Winoto terkait Hambalang namun karena masa pensiun.
"Itu analisa dari luar. Tapi memang BPN perlu memastikan dilakukan penanganan hukum. Pak Hendarman sebagai mantan Jaksa Agung diharapkan bisa cari solusi seputar pertanahan," kata Julian di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (14/6/2012).
Menurutnya alasan penggantian jabatan Kepala BPN, lantaran Joyo Winoto memang sudah habis masa jabatannya. "Hanya selama ini masih terus dipertimbangkan siapa yang tepat mengisi posisi kepala BPN," imbuhnya.
Alasan dipilihnya Hendarman, karena dinilai banyak tahu masalah agraria dan pertanahan. Untuk mengisi jabatan Kepala BPN diperlukan figur yang punya kapabilitas dan kapasitas untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menangani masalah tanah.
Saat disinggung soal tak hadirnya Joyo Winoto dalam pelantikan di Istana, Julian hanya mengatakan, Joyo Winoto sedang ada tugas yang tak bisa ditinggalkan.(lin)
Namun, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha membantah dugaan itu. Menurut Julian, pergantian Joyo Winoto terkait Hambalang namun karena masa pensiun.
"Itu analisa dari luar. Tapi memang BPN perlu memastikan dilakukan penanganan hukum. Pak Hendarman sebagai mantan Jaksa Agung diharapkan bisa cari solusi seputar pertanahan," kata Julian di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (14/6/2012).
Menurutnya alasan penggantian jabatan Kepala BPN, lantaran Joyo Winoto memang sudah habis masa jabatannya. "Hanya selama ini masih terus dipertimbangkan siapa yang tepat mengisi posisi kepala BPN," imbuhnya.
Alasan dipilihnya Hendarman, karena dinilai banyak tahu masalah agraria dan pertanahan. Untuk mengisi jabatan Kepala BPN diperlukan figur yang punya kapabilitas dan kapasitas untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menangani masalah tanah.
Saat disinggung soal tak hadirnya Joyo Winoto dalam pelantikan di Istana, Julian hanya mengatakan, Joyo Winoto sedang ada tugas yang tak bisa ditinggalkan.(lin)
()