Popularitas Ical tersangkut kasus Lapindo
A
A
A
Sindonews.com - Langkah Partai Golkar untuk menaikkan elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon presiden (capres) 2014 dinilai sulit dilakukan. Sebab, Ketua Umum DPP Partai Golkar itu masih terikat sejumlah masalah besar. Di antaranya soal lumpur Lapindo dan kasus pajak.
Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego mengatakan, kasus lumpur Lapindo dan pajak ini akan menyandera Ical untuk maju sebagai capres. "Kalau Ical tidak ingin menjadi presiden, barang kali kasus lumpur Lapindo ini (soal) teknis saja, ada ganti rugi sudah selesai," ungkap Indria di Jakarta, Senin 11 Juni 2012 kemarin.
Dia juga menilai tidak ada korelasi positif antara tingginya elektabilitas Partai Golkar saat ini dengan elektabilitas Ical. Menurut Indria, persoalan elektabilitas seseorang sebenarnya ditentukan oleh masyarakat. Sebab, masyarakat yang akan secara langsung memilih calon pemimpin mereka.
"Pilpres ini dilakukan secara langsung, jadi tergantung pada persepsi masyarakat terhadap yang dipilih," tandasnya.
Menurut dia, untuk menaikkan elektabilitas Ical, tim sukses harus bekerja keras. Terutama mengurangi tekanan masyarakat terhadap kedua kasus itu meski hal itu berat untuk dilakukan. Apalagi, ujarnya, waktu untuk melakukan itu hanya tersisa dua tahun saja.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar Tantowi Yahya menyatakan, kedua masalah yang menimpa Ical sudah selesai semua. Menurut dia,sudah ada usulan untuk membuat panitia khusus (pansus) untuk kasus pajak, tetapi tidak direspons DPR.
"Itu kan sebuah forum untuk membuka dengan terang-benderang siapa yang salah. Tapi tawaran dari Golkar tidak ditanggapi fraksi lain," ungkapnya. (san)
Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego mengatakan, kasus lumpur Lapindo dan pajak ini akan menyandera Ical untuk maju sebagai capres. "Kalau Ical tidak ingin menjadi presiden, barang kali kasus lumpur Lapindo ini (soal) teknis saja, ada ganti rugi sudah selesai," ungkap Indria di Jakarta, Senin 11 Juni 2012 kemarin.
Dia juga menilai tidak ada korelasi positif antara tingginya elektabilitas Partai Golkar saat ini dengan elektabilitas Ical. Menurut Indria, persoalan elektabilitas seseorang sebenarnya ditentukan oleh masyarakat. Sebab, masyarakat yang akan secara langsung memilih calon pemimpin mereka.
"Pilpres ini dilakukan secara langsung, jadi tergantung pada persepsi masyarakat terhadap yang dipilih," tandasnya.
Menurut dia, untuk menaikkan elektabilitas Ical, tim sukses harus bekerja keras. Terutama mengurangi tekanan masyarakat terhadap kedua kasus itu meski hal itu berat untuk dilakukan. Apalagi, ujarnya, waktu untuk melakukan itu hanya tersisa dua tahun saja.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar Tantowi Yahya menyatakan, kedua masalah yang menimpa Ical sudah selesai semua. Menurut dia,sudah ada usulan untuk membuat panitia khusus (pansus) untuk kasus pajak, tetapi tidak direspons DPR.
"Itu kan sebuah forum untuk membuka dengan terang-benderang siapa yang salah. Tapi tawaran dari Golkar tidak ditanggapi fraksi lain," ungkapnya. (san)
()