PD bentengi Pramono Edhie
A
A
A
Sindonews.com – Partai Demokrat (PD) akan mengamankan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dari manuver politik partai, termasuk Golkar yang terus mewacanakannya sebagai cawapres.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, Pramono memang memiliki syarat lengkap sebagai pemimpin masa depan. Sosok Pramono, ungkap Max, memiliki unsur pemimpin, ketegasan, dan dalam memimpin ada garis perintah yang tegas. "Cuma persoalannya sekarang dia mau atau tidak dan kalau kita tarik dia menjadi wakil, semua pihak harus memperhatikan beliau sangat concern dengan pekerjaannya sebagai KSAD. Jadi, saya pikir jangan diganggu dulu," tandas Max di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/6/2012).
Dengan kualifikasi lengkap atas ketokohannya, kata Max, Pramono tidak hanya bisa diusung sebagai cawapres sebagaimana diwacanakan Golkar, melainkan justru bisa lebih dari itu, yakni sebagai calon presiden (capres). Bahkan, ujarnya, Pramono sangat besar peluangnya diusung Partai Demokrat. "Saya kira kalau melihat nuansa yang ada sekarang ini, mungkin dia masuk kategori capres dan saya kira itu yang dilihat Demokrat juga. Karena dia punya nuansa kepemimpinan yang prima," tandasnya.
Karena posisinya yang saat ini masih mengemban tugas berat sebagai KSAD itulah, Max mengingatkan Golkar untuk tidak mengganggunya. "Golkar adalah partai politik yang pernah menjadi penguasa, kemudian mereka kalah. Sekarang sedang berusaha menjadi peringkat pertama, wajar saja Golkar begitu cepat (menarik figur potensial sebagai cawapres). Tapi, saya ingatkan jangan sampai Golkar mengganggu tugas Pak Pramono Edhie sebagai KSAD," ujarnya.
Lebih lanjut ,Max mengungkapkan, meski ada peluang bagi Pramono untuk dicalonkan dalam Pilpres 2014, partainya belum mau mengganggu konsentrasinya sebagai KSAD. Apalagi, Demokrat baru akan membicarakan capres pada 2013. "Nanti di 2013 kita baru akan menentukan siapa yang akan dipilih Demokrat menjadi capres. Kalau sekarang ada 10 calon, ya silahkan itu yang tahu Pak SBY," ungkap anggota Komisi I DPR itu. Hal senada diungkapkan Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul.
Dia meminta agar Golkar tidak teburu-buru mewacanakan Pramono sebagai cawapres pendamping Ical. Ruhut yang mengaku teman baik Pramono mengklaim Pramono bukanlah sosok yang tertarik untuk menjadi capres ataupun cawapres. Menurut dia, Pramono merupakan figur yang menjunjung tinggi jabatan TNI dan tidak mengejar jabatan apa pun. Meski demikian, Ruhut mengungkapkan partainya berterima kasih kepada Golkar yang sudah memberikan penghormatan kepada Pramono untuk mendampingi Ical sebagai cawapres. Menurut dia, hal itu adalah hak demokrasi Partai Golkar jika memang akan mengusung Pramono.
"Pokoknya untuk Partai Golkar jangan terburu-buru, sabar setelah Majelis Tinggi kami memutuskan dan tunggu hasil pemilu," ujarnya. Seperti diketahui, beberapa elite Golkar sering mewacanakan Pramono Edhie Prabowo sebagai salah satu nama yang bakal dipertimbangkan sebagai cawapres untuk mendampingi Aburizal Bakrie (Ical) yang telah ditetapkan sebagai capres. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung pun menilai Pramono Edhie Wibowo sebagai figur yang tepat untuk dipertimbangkan sebagai cawapres mendampingi Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie.
Adik ipar Presiden SBY itu dinilai punya kriteria yang lengkap dan punya posisi politik strategis. "Saya pikir Pak Pramono sangat cocok untuk menjadi wapres dengan sekarang menjabat sebagai KSAD. Apalagi nanti kalau dia jadi panglima, secara politik dia akan semakin kuat. Beliau tokoh militer, mempunyai kriteria yang cocok. Kalau dilihat dari segi kedudukan beliau di militer, orang Jawa, bukan tidak mungkin nanti juga akan menjadi panglima TNI sehingga secara politik beliau semakin kuat," kata Akbar.
Menanggapi sikap Partai Demokrat, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengakui figur Pramono Edhie adalah jenderal yang punya track record jelas. Menurut dia, ayahnya adalah militer yang dihormati, sedangkan kakak iparnya juga jelas. "Jadi, dari bobot, bebet, dan bibit semua serba jelas. Tapi apakah itu diusung atau tidak, Golkar masih jauh untuk memutuskan. Silakan kalau Pak Pramono Edhie dicalonkan tidak apa-apa karena pilihan kami sudah jelas, yaitu untuk wakil atau tidak sama sekali," ujarnya.
Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, suara-suara yang memasangkan Aburizal Bakrie dengan Pramono Edhie Wibowo memang sudah sangat santer. Namun, ujar Idrus, penentuan cawapres untuk mendampingi Ical tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Sistem yang dibangun Golkar sudah sangat jelas, yakni mendengarkan usulan dari DPD-DPD sebelum menentukan nama. Semua proses ini, ujarnya, harus dijalankan sebagaimana juga dalam mengusung Ical sebagai capres.
"Pencapresan Ical itu dibahas lama dan mendalam. Mulai dari usulan DPD-DPD, kemudian rekomendasi Rapimnas II tahun lalu, dan terakhir Rapimnas III yang akan dilaksanakan 29–30 Juni ini. Kalau pencapresan Bang Ical melalui sistem, untuk cawapresnya juga harus melalui sistem itu," paparnya. Idrus memastikan bahwa masalah cawapres Golkar akan dibahas pada Rapimnas III. (lil)
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, Pramono memang memiliki syarat lengkap sebagai pemimpin masa depan. Sosok Pramono, ungkap Max, memiliki unsur pemimpin, ketegasan, dan dalam memimpin ada garis perintah yang tegas. "Cuma persoalannya sekarang dia mau atau tidak dan kalau kita tarik dia menjadi wakil, semua pihak harus memperhatikan beliau sangat concern dengan pekerjaannya sebagai KSAD. Jadi, saya pikir jangan diganggu dulu," tandas Max di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/6/2012).
Dengan kualifikasi lengkap atas ketokohannya, kata Max, Pramono tidak hanya bisa diusung sebagai cawapres sebagaimana diwacanakan Golkar, melainkan justru bisa lebih dari itu, yakni sebagai calon presiden (capres). Bahkan, ujarnya, Pramono sangat besar peluangnya diusung Partai Demokrat. "Saya kira kalau melihat nuansa yang ada sekarang ini, mungkin dia masuk kategori capres dan saya kira itu yang dilihat Demokrat juga. Karena dia punya nuansa kepemimpinan yang prima," tandasnya.
Karena posisinya yang saat ini masih mengemban tugas berat sebagai KSAD itulah, Max mengingatkan Golkar untuk tidak mengganggunya. "Golkar adalah partai politik yang pernah menjadi penguasa, kemudian mereka kalah. Sekarang sedang berusaha menjadi peringkat pertama, wajar saja Golkar begitu cepat (menarik figur potensial sebagai cawapres). Tapi, saya ingatkan jangan sampai Golkar mengganggu tugas Pak Pramono Edhie sebagai KSAD," ujarnya.
Lebih lanjut ,Max mengungkapkan, meski ada peluang bagi Pramono untuk dicalonkan dalam Pilpres 2014, partainya belum mau mengganggu konsentrasinya sebagai KSAD. Apalagi, Demokrat baru akan membicarakan capres pada 2013. "Nanti di 2013 kita baru akan menentukan siapa yang akan dipilih Demokrat menjadi capres. Kalau sekarang ada 10 calon, ya silahkan itu yang tahu Pak SBY," ungkap anggota Komisi I DPR itu. Hal senada diungkapkan Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul.
Dia meminta agar Golkar tidak teburu-buru mewacanakan Pramono sebagai cawapres pendamping Ical. Ruhut yang mengaku teman baik Pramono mengklaim Pramono bukanlah sosok yang tertarik untuk menjadi capres ataupun cawapres. Menurut dia, Pramono merupakan figur yang menjunjung tinggi jabatan TNI dan tidak mengejar jabatan apa pun. Meski demikian, Ruhut mengungkapkan partainya berterima kasih kepada Golkar yang sudah memberikan penghormatan kepada Pramono untuk mendampingi Ical sebagai cawapres. Menurut dia, hal itu adalah hak demokrasi Partai Golkar jika memang akan mengusung Pramono.
"Pokoknya untuk Partai Golkar jangan terburu-buru, sabar setelah Majelis Tinggi kami memutuskan dan tunggu hasil pemilu," ujarnya. Seperti diketahui, beberapa elite Golkar sering mewacanakan Pramono Edhie Prabowo sebagai salah satu nama yang bakal dipertimbangkan sebagai cawapres untuk mendampingi Aburizal Bakrie (Ical) yang telah ditetapkan sebagai capres. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung pun menilai Pramono Edhie Wibowo sebagai figur yang tepat untuk dipertimbangkan sebagai cawapres mendampingi Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie.
Adik ipar Presiden SBY itu dinilai punya kriteria yang lengkap dan punya posisi politik strategis. "Saya pikir Pak Pramono sangat cocok untuk menjadi wapres dengan sekarang menjabat sebagai KSAD. Apalagi nanti kalau dia jadi panglima, secara politik dia akan semakin kuat. Beliau tokoh militer, mempunyai kriteria yang cocok. Kalau dilihat dari segi kedudukan beliau di militer, orang Jawa, bukan tidak mungkin nanti juga akan menjadi panglima TNI sehingga secara politik beliau semakin kuat," kata Akbar.
Menanggapi sikap Partai Demokrat, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengakui figur Pramono Edhie adalah jenderal yang punya track record jelas. Menurut dia, ayahnya adalah militer yang dihormati, sedangkan kakak iparnya juga jelas. "Jadi, dari bobot, bebet, dan bibit semua serba jelas. Tapi apakah itu diusung atau tidak, Golkar masih jauh untuk memutuskan. Silakan kalau Pak Pramono Edhie dicalonkan tidak apa-apa karena pilihan kami sudah jelas, yaitu untuk wakil atau tidak sama sekali," ujarnya.
Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, suara-suara yang memasangkan Aburizal Bakrie dengan Pramono Edhie Wibowo memang sudah sangat santer. Namun, ujar Idrus, penentuan cawapres untuk mendampingi Ical tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Sistem yang dibangun Golkar sudah sangat jelas, yakni mendengarkan usulan dari DPD-DPD sebelum menentukan nama. Semua proses ini, ujarnya, harus dijalankan sebagaimana juga dalam mengusung Ical sebagai capres.
"Pencapresan Ical itu dibahas lama dan mendalam. Mulai dari usulan DPD-DPD, kemudian rekomendasi Rapimnas II tahun lalu, dan terakhir Rapimnas III yang akan dilaksanakan 29–30 Juni ini. Kalau pencapresan Bang Ical melalui sistem, untuk cawapresnya juga harus melalui sistem itu," paparnya. Idrus memastikan bahwa masalah cawapres Golkar akan dibahas pada Rapimnas III. (lil)
()