Parpol jangan paksakan diri

Senin, 28 Mei 2012 - 08:24 WIB
Parpol jangan paksakan diri
Parpol jangan paksakan diri
A A A
Sindonews.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro memandang bahwa PDIP, Partai Gerindra, dan Partai Hanura sudah tidak saatnya lagi mengusung pimpinan puncaknya sebagai calon presiden (capres).

Dia memaparkan,berdasarkan hasil berbagai survei, sudah terlihat bahwa rakyat menginginkan sosok pemimpin baru. “Bukan yang itu-itu lagi. Tokoh seperti Megawati Soekarnoputri, Prabowo, dan Wiranto sangat lekat atau identik dengan masa lalu,”kata Siti. Menurut dia, partai politik (parpol),pimpinan parpol,dan mereka yang berminat menjadi capres harus mampu membaca situasi rakyat Indonesia secara saksama mengenai apa yang dibutuhkan masyarakat pada masa yang akan datang.

Walaupun pemilih cenderung pada sosok yang berpengalaman, kriteria baru,berintegritas, dan tidak memiliki track record buruk tentu menjadi prioritas. “Jangan memaksakan diri,” katanya. Siti melanjutkan, Megawati, Prabowo, dan Wiranto seharusnya ikut menggedor pintu pembaharuan dengan memberi kesempatan kepada generasi muda berkualitas untuk maju sebagai capres.

Dia mengakui hal ini cukup berat karena para tokoh senior tak lepas dari ambisi kekuasaan. Sementara itu,Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto mengaku mendukung munculnya banyak figur capres 2014 untuk ditawarkan kepada masyarakat.“ Negeri ini sedang banyak masalah sehingga dibutuhkan pemimpin yang benarbenar berkualitas.Semakin banyak capres yang muncul akan semakin baik,”ujar Wiranto.

Dia menekankan, selama UU Pilpres tidak membatasi usia maksimal capres, para tokoh senior yang sudah berusia sepuh tidak boleh dihalangi untuk maju.“Yang penting sehat jasmani dan rohani.Bahkan secara pribadi saya siap diusung jadi capres lagi. Tak masalah kalau saya kalah dua kali karena yang terpenting adalah bangsa Indonesia mendapat figur terbaik,”klaimnya.

Ketua Umum DPP Partai NasDem Patrice Rio Capella menilai, masih sulitnya para tokoh senior untuk legawa lebih disebabkan kekurangpercayaan mereka kepada figur muda.Padahal, kata Rio, para tokoh muda bukannya tidak mampu. Persoalannya ada pada kesempatan.“Yang tua-tua itu masih ingin bertahan. Ini harus menjadi tantangan bagi kaum muda. Harus berjuang untuk melakukan perubahan,” tegasnya. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0653 seconds (0.1#10.140)
pixels